Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menunggu di Terminal Tirtonadi

Ari_Thok's picture

Sabtu dua minggu lalu, bleh boy menyempatkan diri mengantar dan bermain ke rumah bleh girl. Yah.. , paling tidak mencicipi suasana desa atau kota, Mount Island. Dengan membawa bekal semangat, bleh boy n bleh girl sudah nongkrong di terminal Tirtonadi sejak jam 7 pagi. Sesuai rencana semula, bleh berdua lebih memilih jasa pengiriman penumpang patas daripada ekonomi. Selain satu kali jalan, jasa pengiriman ini tidak banyak berhenti di terminal-terminal. Entah nasib atau takdir atau apalah, dua bleh ini sedikit terlambat untuk bertemu dengan jasa pengiriman penumpang yang sesi pagi. Lima menit sebelum bleh boy dan girl nongkrong di Tirtonadi, jasa pengiriman sesi pagi sudah berangkat. Terpaksa deh harus menunggu sesi berikutnya. Oh ya, jasa pengiriman penumpang yang di maksud berlabel EKA. Satu persatu, silih berganti jasa pengiriman ekonomi yang sebenarnya bisa dimanfaatkan lewat dari hadapan kedua bleh ini. Jasa pengiriman penumpang "EKA" memang melakukan pengiriman berjeda jam-jaman. Yang membuat bleh boy dan bleh girl harus lebih banyak melek mata adalah adanya jasa pengiriman EKA yang juga transit di situ, tetapi untuk mengirim penumpang ke wilayah lain. Apesnya, jasa yang satu ini hampir tiap beberapa puluh menit sekali pasti ada. Jadi mau tidak mau, mata kedua bleh jelalatan untuk melihatnya.

Menunggu dan menunggu, pekerjaan yang paling membosankan bagi sebagian orang. Yah, kali ini semangat bleh boy untuk bepergian ke rumah bleh girl diuji. Apakah dia tetep dengan penuh gairah menunggu atau keluh kesah sudah mulai menghiasi bibirnya? Yuk, kita lanjutkan cerita ini. :P Disaat ujian menunggu ini berlangsung, kedua bleh ini akhirnya mencoba ngobrol dan bersendau gurau di tengah hiruk pikuk sibuknya terminal Tirtonadi. Satu, dua, tiga, dst bahan pembicaraan mengalir begitu saja. Tetapi waktu terasa lama sekali, jasa pengiriman penumpang yang bleh boy dan girl tunggu-tunggu belum nongol-nongol juga. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, tak terasa tiga jam sudah bleh boy dan girl menunggu di terminal. Debu, asap rokok dan knalpot sudah banyak dihirup kedua bleh ini. Aktivitas para calo dan kuli pengangkut barang sesekali menyeringai, mencuri perhatian kedua bleh ditengah kebosanan. Beberapa kali calo yang dari sejak awal sudah menanyakan akan tujuan dua anggota keluarga bleh ini juga mulai memberi respon simpati dengan memberi keluhan ke penjaga / salah satu karyawan dari jasa pengiriman penumpang EKA. Mereka mempertanyakan kenapa lama sekali tidak datang, kasihan mbak dan mas ini yang sudah menunggu sejak jam 7 pagi.

Sekejap keceriaan mampir di benak dan muka kami. EKA yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Dengan sedikit santai kami menunggu di jalur dimana EKA akan keluar. Tanpa disangka, tanpa dinyana, ternyata eh ternyata, sudah puluhan orang yang menunggu si EKA ini. Gerombolan orang bergegas mendekati EKA yang baru saja berhenti dari perjalanan panjangnya. Bleh boy pun bergegas menghampiri EKA, berlomba dengan puluhan orang hanya untuk mendapatkan jatah dua kursi. Tak diduga tak dikira, tak dinyana, semua kursi sudah hampir penuh dengan orang. Hanya tersisa satu kursi yang bisa diduduki. Mmmm .. jadi mikir, apakah bleh boy akan mengalah, memberikan satu jatah tempat duduknya agar bleh girl bisa mendudukinya? Atau keegoisan bleh boy lebih berkuasa daripada ke"gentleman"nya dengan memberikan tempat duduk tersebut kepada bleh girl? Mmm .. atau justru mereka berdua duduk dalam satu kursi alias "pangkon" ? Berikut ini cerita lanjutannya.

Dengan sigap kondektur EKA mengatur penumpangnya untuk menaruh tas-tas di tempat yang seharusnya. Sekejap matanya memandang lalu menyuruh bleh boy untuk segera duduk. Bleh boy pun sedikit gelisah, karena dia membutuhkan setidaknya dua kursi. Bleh boy pun berdiri dan memberi pesan ke kondektur bahwa kursi ini untuk bleh girl yang sedang menunggu di jalur keluar EKA. Dengan sedikit muram si kondektur memberi penjelasan bahwa di jasa pengiriman penumpang patas EKA tidak boleh ada yang berdiri, semua harus duduk di satu kursi. DOH ... ! Apakah ini kesempatan bleh boy duduk "pangkon" satu kursi dengan bleh girl? Ah kayaknya gak mungkin, si kondektur dengan tegas, satu kursi hanya untuk satu orang Tongue out. Dengan kesedihan dan keletihan, bleh boy pun pergi keluar dari EKA. Berjalan ke arah jalur keluar, beberapa calo dan bleh girl yang mencoba menghentikan EKA akhirnya tidak jadi masuk setelah melihat bleh boy berjalan sedikit sempoyongan karena kesal setelah gagal mendapatkan dua kursi.

Berjalan langkah demi langkah, bleh boy mendekati bleh girl dan kerumunan calo. Wajah-wajah muram diperlihatkan oleh beberapa calo dan tentu saja bleh girl juga. Salah satu calo mulai mengomel dan memarahi bleh boy. Seharusnya tadi bleh boy langsung berlari ke dalam EKA begitu si EKA ini datang, lha kok malah nyantai-nyantai. Kasihan kan si bleh girl. Ya, begitulah inti omelan dari salah satu calo. Memang di terminal ini banyak calo dan orang-orang yang hidup di terminal begitu perhatian dan care dengan bleh girl. Mungkin mereka sudah hapal dengannya karena sudah sering bleh girl kalau mudik selalu menunggu di terminal ini. Kesal, capek, dan tertawa sedikit juga dalam hati. Baru kali ini dia diomeli sama calo. Padahal bleh boy juga sudah berusaha cepat-cepat supaya bisa mendapatkan jatah kursi di EKA yang baru saja pergi dari hadapan kedua bleh, keluar dari terminal Tirtonadi. Tertawa karena kagum juga akan perhatian calo ini kepada bleh girl. Omelan pun berlalu, calo pun meninggalkan bleh boy dan bleh girl. Bleh girl menyempatkan diri bertanya kepada petugas EKA, berapa lama lagi jasa pengiriman sesi berikutnya datang, dan ternyata sekitar satu jam lagi. GUBRAK!! Sudah 3 jam menunggu dan harus menunggu lagi. What the ..... #$*&%#@$% Tongue out.

Detik demi detik, menit demi menit berlalu. Bleh boy mondar-mandir mengamati apakah EKA selanjutnya sudah datang. Dia tidak mau kejadian dengan EKA yang pertama kembali terulang. Dia tidak mau kembali menerima omelan, cercaan ataupun mungkin makian dari calo. Dia tidak mau perjalanan ke Mount Island ternoda gara-gara tidak mendapatkan jatah tempat duduk dan perjalanan ke sana terhambat. Dia tidak mau membuat bleh girl kembali harus menunggu. Bleh girl pun sudah mulai tidak betah, keluh kesah mulai terucap dari bibirnya yang merah merona. Andaikan dari pagi memilih jasa pengiriman yang ekonomi, pasti saat ini sudah menginjakkan kaki di rumah dan menikmati udara sejuk disana. Mungkin begitulah keluh kesah penyesalan yang datangnya terlambat. Bleh boy pun bersikeras, percuma sudah sejauh ini menunggu akhirnya harus berganti rencana dengan memakai jasa pengiriman ekonomi. Terasa sia-sia perjuangan menunggu dari sejak jam 7 pagi. Mmm .. bleh girl pun dengan sedikit senyum menanggapi respon dari bleh boy.

15 menit berlalu, EKA yang ditunggu belum menampakkan batang hidungnya. Perut kedua bleh ini pun mulai bereaksi. Bleh boy yang dari sejak pagi hanya sempat menyantap sedikit nasi dikarenakan keterbatasan waktu, sekarang harus berjuang menahan lapar. Di tengah aktivitas bleh boy mengawasi jasa pengiriman penumpang yang mondar-mandir, sesosok cowok menghampiri bleh girl yang sedang termenung setelah selesai bersmsan dengan seseorang diluar sana. Pembicaraan pun dimulai oleh cowok ini dengan melibatkan bleh boy. Lama kelamaan bleh boy pun dicueki dan hanya bleh girl yang diajak bicara. Bleh boy yang sadar mulai tidak mendapat perhatian di obrolan tersebut pun memilih untuk mengundurkan diri dan berfokus pada lalu lintas di terminal. Bleh boy mulai mengalami kebosanan, kejenuhan, dan kesal tentunya. Bleh girl yang ditemeninya ke terminal dari sejak pagi, eh malah sekarang asyik ngobrol dengan cowok lain yang baru saja memperkenalkan diri. Terbesit ide di benak bleh boy untuk menelepon seseorang agar bisa menemaninya ngobrol ditengah kekesalannya karena sudah dilupakan kehadirannya oleh bleh girl.

Sambil hahahihi dengan teman ngobrol di telepon, sesekali mata bleh boy mengawasi lalu lintas terminal, kalau-kalau si EKA datang. Melihat aktivitas bleh girl yang saat ini sedang asyik ngobrol dengan orang yang baru saja ditemuinya di terminal, bleh boy jadi ingat cerita bleh girl bahwa sering si bleh girl ini mendapat simpati dari orang-orang di terminal, entah itu kondektur / kernet, sopir bahkan penumpang-penumpang "nakal" yang beberapa kali mencoba ngegombalin dia. Mmm.. kali ini bleh boy punya kesempatan untuk membuktikan sendiri cerita tersebut dengan melihat langsung orang-orang yang mencoba mendekati bleh girl. Dengan sedikit pura-pura tidak kenal bleh girl, bleh mengawasi tindak-tanduk orang-orang sekitar yang melihat bleh girl, tentunya ditengah bleh boy ngobrol lewat telepon. Ternyata satu cowok yang dari sejak tadi mengajak ngborol bleh girl ini semakin tak terkendali. Tanpa sedikitpun beralih pandangan mata dari bleh girl, cowok ini bercerita panjang lebar tentang dirinya dan kemampuannya. Bleh girl yang sesekali melihat bleh boy pun mulai jenuh dan neg, illfeel. Dia mulai sadar bahwa bleh boy tidak lagi bersikap sama pada saat pertama kali mereka berdua datang ke terminal. Bleh boy sudah tidak ngobrol lagi dengannya sejak setengah jam yang lalu. Gelisah dan mencoba menutup pembicaraan dengan cowok ini, namun kayaknya masih gagal. Cowok ini kelihatannya punya nafsu yang besar untuk tetap mencoba mencuri perhatian dari bleh girl.

Bleh boy dengan cepat berpamitan, setelah melihat EKA datang. Lalu telepon pun ditutup. Ternyata bleh boy salah, EKA yang datang bukan yang ditunggu-tunggu. Tambah kesallah hati bleh boy. Bleh girl yang dari tadi sudah sadar bahwa bleh boy bete gara-gara tidak mendapat perhatiannya lagi buru-buru meninggalkan cowok tadi dan mendekati bleh boy. Dengan sedikit obrolan konfirmasi bahwa bleh boy bete, kedua bleh ini bergegas untuk pergi ke warteg terdekat untuk meredakan suasana, meninggalkan cowok yang tadi asyik ngobrol yang sekarang jadi bengong karena begitu saja dia ditinggalkan tanpa mendapat sapaan pamit.

Sedikit percekcokan terdengar karena telah terjadi ketidakadilan ditengah bosannya menunggu. Ya, ketidakadilan karena bleh boy merasa dicuekin oleh bleh girl. Bleh girl pun meminta maaf karena sudah dengan tidak sengaja melakukan hal itu. Sebenarnya dia hanya ingin melayani ataupun memberi respon positif karena sudah ada orang yang tidak dikenal mengajak ngobrol dia. 10 menit berlalu, bleh boy yang sudah kelaparan akhirnya memesan minum dan mengisi perut dengan memilih satu makanan pengganjal diantara banyak makanan lain yang disediakan di warteg tersebut. Bleh girl hanya mengambil sepotong roti agar perutnya sedikit terisi karena sejak pagi dia belum sarapan. Ngobrol sana-sini, bleh girl pun berkeputusan untuk segera mengakhiri kunjungannya di warteg tersebut. Dia mengambil beberapa oleh-oleh "intip goreng". Pembayaran pun lunas, bleh boy dan girl bergegas kembali ke jalur keluar terminal Tirtonadi.

10 menit kemudian EKA yang ditunggu akhirnya muncul juga. Kali ini bleh boy dengan sigap langsung berlari masuk ke dalam EKA. Begitupun bleh girl, kali ini dia juga langsung masuk, tidak mau menunggu lagi. Ahh .. dua tempat duduk dibelakang akhirnya bisa didapat. Helaan napas lega keluar dari kedua bleh ini. Capek, kesal, marah, jengkel hilang sudah setelah berada dalam bis EKA yang full AC ini. Perjalanan seru dan asyik pun sudah dimulai. Senyum puas dan ceria kembali menyeringai di kedua wajah bleh ini. Let's go to Mount Island.

Bagaimana cerita seru saat dalam bis dan hebohnya bermalam di rumah bleh girl? Ataupun nikmatnya perjalanan pulang ke Solo? Tunggu kelanjutannya ya .. Laughing

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

Priska's picture

Mount Island???

Mount Island itu dimana sih?? AKu koq baru denger ya? he he he atau jangan2 aku yang ndak pernah jalan2?
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Ari_Thok's picture

Mount Island itu

Ah, itu hanya plesetan aneh aja Pris .. Baca aja dengan huruf "t" yang sedikit di seret dan bergabung dengan kata dibelakangnya. Hehe.. coba tebak aja .. Sealed

 

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

hai hai's picture

Mount Island

Mount Island, ha ha ha ... Jaraknya kalau aku nggk salah ingat, 32 Km dari  kota Yogyakarta. di sana ada sebuah desa asri dengan sebuah gua penuh lilin. Sejak tahun 1981 kota itu sudah dikenal dengan nama Mount Island.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Priska's picture

Wuaaa..... aku tertipu

ya ya ya... aku tahu sekarang.....

he he he... kalo' kesana aku pasti beli salak pondoh, soalnya lumayan murah.

trus kapan ke semarangnya ni? Ntar aku ajakin ke 1000 doors degh.... hi hi hi 

__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Ari_Thok's picture

Aku cuma lewat didepan

Aku cuma lewat didepan penjual salaknya Pris, gak sempet beli. 1000 doors? Capek deh bukain satu-satu, belum ngetoknya. Foot in mouth

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

hai hai's picture

Lho, bukannya metik di kebun?

Lho, bukannya langsung metik di kebun mas ari? 1000 dors, itu di mananya dor 1000? Five Crossroad masih rame pris? Eh, mau nanya, kalau mau ke Holy Town, itu lebih dekat dari Semarang atau lebih dekat dari Solo ya?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Ari_Thok's picture

Belum Sempat Keliling

Malah belum tahu Bung Hai, tujuan utama memang bermain di rumah Bleh Girl untuk keperluan membawa sesuatu, jadi, turun ke jalan atau berpiknik ke daerah sekitar situ belum sempat. Lagian, cuaca tidak mendukung untuk hangout. Bleh boy hanya sempat melihat sekumpulan salak pondok yang berjejer dipamerkan dipinggir jalan saat pulang ke Solo. Holy Town? gak tahu, belum pernah ngukur dekat dari mana.

*yuk comment jangan hanya ngeblog*


*yuk ngeblog jangan hanya comment*

 

__________________

*yuk komen jangan cuma ngeblog*


*yuk ngeblog jangan cuma komen*

Chipurru's picture

Aku harusnya 'itut'

wow!! aku baru tau crita komplitnya malah dari blog ini. sebenernya aku mustinya itut (baca: ikut), tapi krn satu n lain hal jadi ga bisa itut, secara kalo itut mo dimasakin ma mbok-nya bleh girl. kemaren sempet rasanan sih, rame-rame mo ke sana (lagi). kata bleh girl, kita mo diajak ke borobudur, ga bayar, tapi lompat pagar :p
xaris's picture

Yang lainnya?

Wah, thanks buat ceritanya nih! Cuma... hampir aja iri kebayang senengnya ke desa, untung aku habis dari Gn Salak, jadi ngga ngiri2 amat! Tongue out Hm... kapan ada cerita tentang anak angkat yang perempuan nih? Belom ketemu nebaknya, hahaha!

Bagaimana cerita seru saat dalam bis dan hebohnya bermalam di rumah bleh girl? Ataupun nikmatnya perjalanan pulang ke Solo? Tunggu kelanjutannya ya .. Laughing

Iya, ditunggu deh kelanjutannya.... BTW, aku ngga jadi ke Solo tahun ini. Jatah aku bukan ke sana, ada teman yang beberapa minggu yang lalu udah ke sana. Tahun depan belum tahu juga, kemungkinan besar aku harus ke either Sumatera or Kalimantan. Tapi kalo emang ada acara temu blogger, aku rasanya mau juga deh pertimbangin dateng kalo jadwalnya pas. Ntar aku dateng dengan penyamaran Cool