Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menang dalam situasi sulit

kardi's picture

Menang dalam situasi sulit

Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Jadi kemenanga berawal dari kasih Allah yang begitu besar (Yoh 3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Kasih datang untuk mengalahkan ketakutan-ketakutan yang muncul dan mencekam pada situasi sulit seperti saat ini.

Kita lihat bagaimana sikap Yosafat dalam situasi sulit, diancam oleh musuh-musuhnya,  sehingga ia dapat menang.

2 Tawarikh 20:3-5 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.Lalu Yosafat berdiri ditengah-tengah jemaat Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru.

Ketakutan bangsa Israel disebabkan oleh 2 keadaan:

  1.  Bila jauh dari Tuhan, maka mereka menjadi takut, depresi, karena di luar TUHAN mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
  2. Mereka tidak punya laskar prajurit yang kuat untuk menghalau musuhnya yang berjumlah lebih banyak dan mereka  lihat dan berpikir dengan akalnya.

Yang terjadi pada bangsa Israel Zaman pemerintahan Yosafat adalah point 2.Sebab Yosafat  takut akan Tuhan, hidupnya dengan Tuhan, ia mempunyai pasukan pemuji Allah di bagian depan laskar prajuritnya yang siap berperang. Tapi jumlahnya jauh lebih sedikit dari musuh-musuhnya.

Dalam situasi sesulit apapun, bila kita berjalan dengan Tuhan, akan happy-ending. Bila Tuhan dipihak kita, siapakah lawan kita? (Roma 8:31) Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah  di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

Tapi ada bagian yang harus kita lakukan, yaitu taat dan setia pada TUHAN, melakukan segala perintahNya dan laranganNya (hukum Taurat), hidup benar di hadapan TUHAN dalam kebenaran firman Tuhan.

Jadi point 1 supaya kita menang dalam situasi sulit adalah memposisikan diri kita dekat pada TUHAN, hidup melekat padaNya. Bukan hanya aktivitas jasmani saja tapi juga spiritual/rohani yang seimbang.

Point 2 adalah penyerahan yang total, berlindung di kaplingnya TUHAN.

Roma 8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Point 3 adalah cara berdoa, kita klaim janji Tuhan, seperti doa Yasafat dalam 2 Tawarikh 20 :7-9 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya? Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka: Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yaitu pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri dimuka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu didalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.

NB:tulisan ini saya posting ulang dengan sedikit perubahan, setelah memberitahukan pada admin, karena hilang beberapa waktu yang lalu.Dan semoga tulisan ini mendapatkan koreksi /komentar yang menguatkan iman  saya dan pembaca semua.

dennis santoso a.k.a nis's picture

sungguh heran

baca renungan ini, gue jadi kagum berat sekaligus heran koq bisa yah ada orang2 seperti itu...

bukan, gue nggak kagum ama yosafat, gue kagum dan salut pada pasukan yang ditaro di bagian paling depan dan hanya 'dipersenjatai' dengan alat2 musik dan tugasnya adalah untuk menyanyi2kan pujian pada Tuhan.

kalo gue hidup di jaman itu dan kebetulan 'kena sial' dengan jadi bagian dari pasukan itu... mungkin gue akan bilang gini ke yosafat: "eh lo, kalo lo mau perang dengan memuji Tuhan, mbok yah elo ikutan maju di garis paling depan dong... jangan mau enaknya doang, toh kalo menang, nama lo yang disebut, gue dan bagian gue paling cuma disebut ala figuran atau malah nggak sama sekali".

atau mungkin gue akan cuma bisa ngedumel, "piye iki, Tuhan pelihara sih pelihara, tapi apa yah nggak ada cara yang lebih masuk akal dan kasih gue senjata apa kek gitu, ini terompet emang bisa buat apaan? bisa sih buat ngegebuk musuh, tapi pasti kalah kalo diadu sama tombak".

gue denger dari gosip2 bahwa pasukan infanteri di garis paling depan biasanya dikasih semacem obat agar mereka jadi berani. tapi... emang jaman dulu obat itu udah ada? kalo pun ada, kalo di bawah pengaruh obat, kira2 jadi apa tuh bunyi2 pujian nya? jangan2 malah kayak orang tripping nantinya... so ga mungkin deh, kemungkinan ini bisa dibuang jauh2...

kagum... sungguh kagum... :-)

kardi's picture

@ds ya iman mereka betul betul teruji

@ ds, saya juga pertama tama heran dan takjub pada kebesaran Tuhan, kuasanya yang besar nyata pada karyaNya, akhirnya memutuskan untuk senantiasa berada dekat, melekat padaNya, tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan dan ini adalah proses hidup yang saya jalani bersamaNya, melewati lembah sekalipun saya tidak menjadi goyah. Tapi saya juga perlu dukungan dari semuanya termasuk pembaca /blogger yang selalu berkarya menguatkan iman percaya saya.GBU

iik j's picture

Bagaimana jika itu aku

Jadi teringat satu cerita yang lain juga... tentang Ziklag yang terbakar

Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya. (1Samuel 20:6)
 

Bagaimana jika itu aku?

 

For to me to live is Christ, and to die is gain.

kardi's picture

@iik j aku yang mana?

@iik j aku yang mana? so pasti Daud ya, atau yang melempari batu.

Daud memang tokoh yang patut diteladani, walaupun pernah jatuh dalam dosa perzinahan, tetapi Daud disebut yang berkenan kepada Allah, dipilih oleh Allah karena hatinya dan disiapkan Tuhan sedemikian rupa sehingga bisa menjadi umat yang lebih dari pemenang.