Sebenarnya hari ini libur. Tapi kerjaan banyak. Kalau tidak dikerjakan tidak ada yang menyelesaikan. Tertinggal dalam melakukan sesuatu membuat sesak diotak karena seperti masih ada hutang yang belum dibayar.
Dulu, saya diajarkan, bila tugasmu tidak selesai dengan waktu yang ada padamu itu sebuah kesalahan. Bekerja adalah untuk Tuhan, jadi kerjakan tugas sesuai dengan waktu yang diberikan. Sejak itu tidak pernah lembur, karena berfikir itu kebodohan.
Tetapi sekarang lembur tak bisa dielakkan. Kemarin saya sudah mengerjakan banyak hal, tetapi kerjaan seperti tidak ada habisnya. Selalu masih ada yang harus dikerjakan lagi. Seperti menguber-uber ekor sendiri rasanya. Tetapi tanggung jawab tetap harus dilaksanakan.
Entahlah bagaimana para pekerja di Singapura. Walau dilatih seperti mereka, budaya lelet Indonesia sepertinya masih ada tersimpan dikantongku.
Walaupun demikian aku berterima kasih pada Tuhan memberikan pekerjaan ini. Dengan demikian saya tahu, dipercayakan perkerjaan yang sesuai dengan kemampuan diri.
Love U Lord.
"KIASU" Maksudnya ?
Judul "KIASU" maksudnya apa ya Bung Erick? Nama perusahaan, singkatan atau apa? Budaya "lelet"? Yah, memang seperti itulah keadaannya di Indonesia. Bukan asal "pukul rata" sih, tapi saat ikut training maupun banyak perbincangan di luar sana, budaya "lelet" kayaknya dah melekat. "Kalau bisa dikerjakan besok, kenapa harus dikerjakan sekarang", mungkin itu salah satu pemikiran yang umum. MENUNDA akhirnya jadi "lelet".
Saya suka lembur
Saya termasuk yang suka lembur. Kalo ga percaya, tanya aja temen sekantor saya (mang ada yg tau?). Sebenernya pekerjaan bukan satu-satunya alasan saya lembur, tapi ada alasan lain seperti merasakan kenikmatan mengerjakan pekerjaan di kantor dalam keheningan, karena kalo jam kantor susah konsentrasi karna rame en kerja jadi kurang epektip karna diselingi becanda en ngobrol ngalor ngidul. Wah, kayaknya ini budaya orang Indonesia yang lain lagi ya? Emang ada yang ga begitu?
In reply to Saya suka lembur by Chipurru
PermalinkSaya Nggak suka Lembur
Saya nggak suka lembur, karena lembur saya nggak di bayar. saya orangnya malas, jadi kalau kerja selalu berpikir, ada cara yang lebih gampang nggak? Ada cara yang lebih cepat nggak?
Kiasu
Kiasu, mungkin erick memakai kata hokian? dalam bahasa hokian, kiasu artinya takut masalah atau takut menghadapi masalah. Namun, dalam bahasa hokian juga, tulisan latinnya sama, tetapi pengucapannya berbeda, kiasu berarti menitipkan masalah atau menunda masalah.
lelet dan menunda adalah dua hal yang berbeda.
In reply to Kiasu by hai hai
PermalinkMemang Berbeda
Mm.. sempet tanya temen, KIASU katane sih budaya kerja Jepang. "Lelet" dan "Menunda" memang dua kata beda Bung Hai, tapi kecenderungan, kerjaan besok ya dikerjakan besok, padahal hari ini bisa dikerjakan, akhirnya ya numpuk-numpuk, yah jadi lelet, performance rendah. Hehe .. itu dulu pengalaman pribadi juga sih ... hehe
, penyakit lama. Kemaren sempet ikut training tentang "kerja dan pelayanan", mmm .. jadi banyak koreksi diri.
Yah, akhirnya ya performance kerja jadi naik lagi nih.
saya suka lembur...
saya suka lembur... bukan apa-apa... saya melepas stress hari itu dengan browsing internet, main game, cek email, baca sabdaspace, koreksi pekerjaan murid... temen2 saya bilang saya workoholic... i dont care... saya juga beres2in kelas agar besok pagi anak-anak saya sudah siap masuk kelas... kelasnya sudah rapi dan beres... memang saya tidak dibayar untuk itu... tapi ada kesenangan tersendiri... bekerja santai sampai malam dan mendengarkan Hillsong sekuat-kuatnya... hahaha... tenang aja di sebelah kiri sekolah saya gereja GKJ Joglo sedang di sebelah kanan sekolah kolam renang...
BIG GBU!
JM.
budaya
Memang ya..dalam bekerja budaya suatu golongan masyarakat atau daerah di mana dia tinggal sangat berpengaruh baik dari cara berpikir, bekerja maupun bersosialisasi.
Kalau di daerahku kebanyakan yang pekerja keras adalah wanita budayanya kaya gitu
. Pagi-pagi benar harus bawa sayur ke kota sedangkan yang cowo-cowo masih nglingker pake sarung di tempat tidur. Biar ada pilkada, pilkades, pilkadus, pokoknya yang pil-pilan wanita-wanita ulet di desaku tetep ga ada matinya mereka kerja terus.... he..he...
Makasih teman
Hai hai temanku, makasih yah sudah menjawab pertanyaan apa itu kiasu. Thanks friend!