Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kasih Sayang Yang Kudamba
Aku terlahir di Sukasari, Bogor-Jawa Barat dari keluarga Muslim yang lumayan kolot. Tapi Puji Tuhan untuk urusan sekolah kedua orang tua tidak berpikir sempit. Mereka bekerja keras untuk itu dan membebaskan anak-anaknya memilih sekolah yang disukainya. Semua tergantung anak-anaknya, mereka selalu berkata "ayo sekolah, kami akan usahakan semampu kami". Karena mereka merasa sekolah amatlah penting mereka selalu berusaha memberikan dorongan semangat dan biaya untuk itu. Hanya yang mereka tidak lakukan adalah membantu kami dalam mengerjakan PR dan tugas-tugas sekolah lainnya. Saya maklum akan hal itu, beliau bekerja sedari pajar menyingsing hingga matahari terbenam, mengelola kios-kios di pasar Bogor, pegawai-pegawai yang selalu nakal dan juga memikirkan kebutuhan anak-anaknya yang segudang. Kami sembilan bersaudara (pada masa itu masih wajarlah anak banyak, ha..ha..ha..) dan masih ditambah dengan kakak-kakak angkat yang selalu keluar masuk rumah. Tentang kakak angkat ini begini ceritanya..ibuku adalah anak sulung dengan seoranga dik laki-laki, rupanya semasa kecil beliau selalu merasa kesepian terlebih masa kecil beliau adalah masa-masa penjajahan. Jadi begitulah ketika beliau merasa keuangan keluarganya mencukupi, setiap kali akan menutup kios dan melihat ada seseorang yang kelihatan kebingungan, beliau akan mengajak orang-orang itu pulang dan menjadikannya anak angkat. Tidak peduli siapa orang itu, darimana asalnya, apa pekerjaannya, semua diajaknya serta pulang ke rumah. dan kami harus belajar berbagi makanan, minuman, tempat tidur, apapun juga bukan hanya dengan kakak dan adik sekandung tapi juga dengan mereka saudara-saudara angkat kami. Rasanya seperti di panti asuhan terlebih jika waktunya makan tiba. Kami semua akan duduk berjejer dan ibu akan berkata "apa yang ada di atas meja hari ini, itulah rejeki yang kita miliki hari ini, semua harus dimakan, kalau ada banyak silakan sekenyangnya tetapi kalau adanya sedikit, semua harus dibagi seorang sedikit, yang penting semua kebagian". Begitulah ketika terhidang sayur terong ungu pakai kecap, aku menolaknya, aku bilang gak doyan ah-lembek. Ibu langsung menyendokkannya untukku, katanya "jangan manja, ini rejeki kita hari ini" karena takut aku coba nikmati saja itu si terong ungu eeh...sekarang aku malah ketagihan....lama-lama nikmat juga rasanya. Ibu orang yang simpel, ketika kami bertumbuh beliau merenovasi rumah karena kami memerlukan lebih banyak lagi kamar-kamar. Beliau membangun kamar itu berjejer (benar-benar simpel) katanya agar mudah mengecek anak-anaknya. Terkadang ada kakak angkat yang nakal, dia pergi meninggalkan rumah dengan kondisi lemari kami dikosongkan sampai tidak tersisa atau menghilang denga membawa perhiasan simpanan ibu. Tapi kok anehnya ibu tidak pernah merasa kapok juga. Ketika aku kecil aku selalu ingin diperhatikan tetapi ya itu tadi semua sibuk mengurus dirinya, akhirnya aku hanya dekat dengan pengasuhku Bapak Andi. Beliau amat sangat baik tetapi Tuhan ingin dia segera pulang. akhirnya aku sendiri dan saat aku mulai masuk SD, keinginan untuk bermanja-manja itu sering muncul terlebih saat melihat teman-teman yang sering dipeluk oleh ibunya. tapi aku tidak bisa mengatakan semua isihatiku kepada ibu. Mungkin karena ibu amat sibuk dan bapak sering pergi keluar kota maka aku ..
- mia widyo's blog
- Login to post comments
- 3677 reads
salam kenal...
Aku terlahir di Sukasari, Bogor-Jawa Barat dari keluarga Muslim yang lumayan kolot. Tapi Puji Tuhan.....
wah... kisah anda menarik untuk di simak...
boleh tahu sejarah anda bisa berpindah keyakinan? singkat saja...
" EvErY BoDy WaNtS tO gO To HeAvEn But No BoDy WaNtS To Die "
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
@mia widyo, to be continued...????
bersambung ya????
kesaksiannya dilanjutin dunk..
he he he he he..
passion for Christ, compassion for the lost