Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
jejak iman di padang gurun (Tuhan mengubah ratapanku menjadi tarian)
sobat aku ingin menceritakan kesaksian seorang wanita yang aku kasihi.......
saya anak ke 4 dari 6 bersaudara. kami sekeluarga beragama kristen. sejak kecil saya sudah pergi ke sekolah minggu. namun iman kami masih suam-suam kuku. kami pergi ke gereja bila kami mau, berdoa bila membutuhkan sesuatu, dan masih hidup dalam dosa.
sejak kecil saya merasa tidak bahagia. kami berlatar belakang keluarga sederhana. bapak bekerja sebagai tukang kayu yang tidak tetap penghasilannya sedangkan ibu bekerja di rumah. saya merasa hidupku tidak sebahagia teman-temanku yang lain. seiring dengan berjalannya waktu saya bertumbuh dewasa dan mulai terlibat dalam pelayanan di gereja namun walau telah menjadi pelayan Tuhan masalah hidup tak pernah pergi dari hidupku pribadi. terkadang bila bapak marah diaselalu menghubungkan pelayananku dan itu membuat aku tidak bisa bertahan untuk terus melayani, saya sering jatuh dalam pelayanan hanya karena perkataan dari bapak yang sering melemahkan iman.
seringnya kata-kata kasar yang keluar dari mulut bapak membuat saya terbiasa. dari situ muncullah kebencian yang mendalam, kekecewaan, dendam dan marah. semua itu memenuhi hatiku. saya berpikir mungkin karena kami semua masih sekolah dan orang tua berpikir tentang biaya untuk menyekolahkan kami. setelah tamat SMA saya berpikir orang tua tidak akan marah lagi tapi ternyata tidak, mereka terus marah karena saya belum mendapatkan kerja. saya berusaha cari kerja ke sana ke mari tapi belum dapat. tapi tidak lama kemudian saya mendapatkan kerja. saya senang sekali begitu pula dengan orang tua. paling tidak saya bisa membantu keperluan keluarga.
tapi walaupun saya sudah bekerja saya masih merasa tertekan saya tidak tau mengapa begini. setelah 2 tahun lebih bekerja bapak kembali mengeluarkan kata-kata yang tidak saya sukai. dia bilang kalau saya tidak bisa membiayai hidupnya (beli rokok karena bapak masih merokok sampai sekarang), mendengar kata-kata itu saya menangis karena selama bekerja gaji saya selalu saya berikan untuk keperluan keluarga. saya membenci bapak saya. saya juga mulai bosan bekerja karena merasa tidak di hargai. saya mulai putus asa, saya mulai mengambil waktu berdoa tetapi saya tidak tau harus berkata-kata hanya menangis saja saya berkata pada Tuhan kalau saya sudah tidak tahan lagi dengan kata-kata bapak saya. pada suatu hari saya berdoa saya mendengar kata-kata kalau saya "harus mengampuni" dansaya balas kata-kata itu kalau saya "TIDAK BISA" karena kata-kata itu terus datang saya langsung menutup doa dengan amin. tetapi kata-kata itu terus saja muncul setiap saya berdoa.
saya berdoa lagi dan kata-kata itu lagi-lagi terdengar "harus mengampuni" dan kali ini saya bilang kalau memang Tuhan mau saya mengampuni saya mohon sama Tuhan untuk memampukan saya dan puji Tuhan saya akhirnya bisa berbaikan denan bapak saya. sekarang hubungan saya dengan bapak semakin baik dan saya bersyukur pada Tuhan karena melembutkan hati bapak saya yang mulai rajin ke gereja bahkan memberkati pekerjaan bapak. terima kasih Tuhan karena Tuhan sudah mengubah ratapku menjadi tari-tarian.
itu adalah kesaksian wanita yang kalau Tuhan berkenan akan menjadi pendamping hidup saya. oh ya sobat , wanita yang saya kasihi itu masih terus melayani Tuhan bahkan dia sedang terlibat dalam latihan untuk KKR di kota kami tanggal 11-12 mei 2009. doakan kami berdua untuk terus melayani Dia dan membawa bendera iman sampai akhir.
- fredrik's blog
- Login to post comments
- 4262 reads