Submitted by mujizat on

Seorang ibu buru-buru pulang dari shopping karena jam menunjukkan waktunya penayangan "Cinta Fitri", salah satu tayangan TV swasta. Ini adalah salah satu contoh keterikatan seseorang pada sesuatu. Terkadan orang Kristen ada yang kurang menyadari akan hal ini, dimana ada sesuatu "yang lain" yang telah merenggut perhatiannya lebih kepada Tuhan. Semisal ada pertandingan tinju kelas dunia seperti Mike Tyson, Evander Holyfield atau saat ini siapa petinju yang lagi naik daun, saya sudah tidak mengikuti cukup lama ketika yang semacam itu mulai saya anggap sebagai sampah. Kalau pertandingan tinju akbar dijadwalkan hari Minggu tepat berbarengan waktu ibadah, tak ayal akan timbulkan ekses negatif buat Kristen pecandu tinju. Untuk yang gerejanya ada 5 sesi, mungkin jemaat ramai-ramai pilih jam ibadah yang tidak berbarengan dengan waktu tayang siaran langsung pertandingan akbar itu.

Dear Kristen yang dikasihi Tuhan,

Saya mau beritahu bahwa keterikatan Kristen pada hal-hal yang semacam itu sungguh mendukakan hati Tuhan, karena sama saja menomor-duakan Tuhan. Akan lebih berharga sikap Yahudi tempo doeloe yang menghargai Sabbat dihitung dari jam tertentu hingga jam tertentu yang mungkin sekitar 24 jam (saya belum lihat ini scr detil).

Namun ada keterikatan yang positif, yaitu terikat kepada Firman Tuhan, atau terikat kepada Tuhan.

Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.(1 Kor 6:17).

Jika pikiran kita tidak lepas dari Tuhan, termasuk di saat sedang bekerja, yang disertai kesadaran dan keyakinan bahwa Tuhan SELALU mengamati kita, maka sikap dan keyakinan seperti ini akan menjaga kita dari perbuatan2 yang tidak terpuji. Belajar lepas dari ikatan2 duniawi seperti ikatan "keinginan mata" (tontonan TV), "keinginan daging" (lezatnya babi panggang) dan ikatan keangkuhan hidup merupakan latihan ibadah yang lebih banyak manfaatnya.

Shalom.

Submitted by minmerry on Tue, 2011-01-25 11:04
Permalink

Woooow..... Especially keterikatan ngeblog. Satu hari "seharusnya" post 2 blog menghabiskan waktu yang banyak.---> *Off the record*, Untuk nulis blog, min butuh 1 minggu sampe 1 bulan.Jika seorang sanggup mempost 2 blog dalam sehari, sanggup mempost blog terbaru setiap hari, wuah, rasanya waktu untuk membaca firman Tuhan bakal kurang banget, apalagi melakukan firman Tuhan.Tapi kog ya, bisa mengalami mujizat setiap hari.... ??? Dan menulis hal hal yang kudus dan suci? Rasanya orang itu special banget. Ada talenta, ada kesucian, ada kekudusan, dan bakat menulis. :) Sungguh mungkin itu karena anugerah, dan jarang makan pork, of course. 

Submitted by sandman on Tue, 2011-01-25 12:12

In reply to by minmerry

Permalink

Min mujizat itu anak kurang PERHATIAN, makanya dia SELALU bertingkah aneh untuk mengundang PERHATIAN, berharap dengan tulisan2nya yang "extraordinary"nya itu bisa membuat dia mendapatkan PERHATIAN.

Submitted by mujizat on Thu, 2011-01-27 09:47

In reply to by minmerry

Permalink

Shalom.Suatu ketika saya dan beberapa kawan sedang menyembah Tuhan, ketika ada sebuah urapan Allah tertentu yang saya rasakan.Semenjak itu dorongan untuk nulis semakin intens, dan saya tidak harus peras otak untuk menyusun kata-kata, karena seperti mengalir begitu saja. Muji terpaksa beberapa kali harus "menginjak rem" untuk membatasi menulis, takut menjadi batu sandungan.Istimewanya, menulis blog di SS "memaksa" kita membaca Firman Tuhan dengan teliti, atau bila tidak , kita akan menjadi "bulan-bulanan" beberapa rekan ,... Jadi, sambil ngeblog, kita bisa terus melahap Firman Tuhan.Kemuliaan hanya bagi Allah.Shalom.

Submitted by ebed_adonai on Tue, 2011-01-25 12:01
Permalink

"...saya sudah tidak mengikuti cukup lama ketika yang semacam itu mulai saya anggap sebagai sampah..."Maksude piye ki om muji? Meskipun lanang tulen, saya juga nggak hobi nonton tinju. Tapi agak berlebihan sepertinya kalau dibilang sampah. Apa karena jadi nggak ke gerejanya ya?Kalau cuma sekedar buru-buru pulang belanja mau nonton sinetron sepertinya masih oke-oke aja tuh mas? Namanya juga hobi. Keterikatan? Memang ya. Namun selama nggak mengorbankan hal-hal yang lebih penting sepertinya masih tergolong wajar deh. Namanya juga ibu-ibu, seneng dandan, nonton sinetron, lihat-lihat bahan baju, cari parfum, dll.. Apa itu dosa?Terus-terang, saya masih agak kurang paham, di bagian mana salahnya dari hidup sehari-hari yang merenggut perhatian kepada Tuhan seperti yang mas muji maksudkan. Begitu juga sebaliknya, seperti apa pengejawantahannya yang dikatakan dengan mengikatkan diri dengan Tuhan. Mungkin bisa diberikan contoh-contoh praktis dan penjelasannya.Sekedar contoh saja, saya sendiri punya keterikatan baca koran pagi sambil bawa teh dan ngendon di WC setiap pagi. Nikmat betul rasanya . Nggak sip hari yang baru, kalau nggak dibuka dengan tradisi seperti itu. Kayaknya ini nggak beda jauh dengan hobi nonton sinetron seperti yang disinggung di atas. Contoh lainnya lagi, kalau pas hari Minggu ada orang kawinan (saya nggak bisa atur jadwal orang lain kapan harus bikin acara pernikahan), saya jadi nggak gereja, karena saya berpikir saya harus melayani Tuhan dengan mencari uang untuk menghidupi dua titipanNya yang cantik-cantik (dan nakal-nakal) itu. Kira-kira saya mendukakan hati Tuhan nggak ya? Kadang acara satu harian penuh, dan saya tidak bisa berada di dua tempat sekaligus. Yang terakhir ini juga merupakan pergumulan batin banyak orang di luar sana.Pikiran saya langsung melintas ke kalimat mas muji yang ini:"...Jika pikiran kita tidak lepas dari Tuhan, termasuk di saat sedang bekerja..."

Submitted by mujizat on Thu, 2011-01-27 10:07

In reply to by ebed_adonai

Permalink

Shalom.Keterikatan ya keterikatan.Tuhan itu senang interaksi, senang "diperhatikan".Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku (Mat 15:8).Seperti seorang dosen yang marah ketika disaat memberikan kuliah ada mahasiswa yang ketiduran (konteks: dosen profesional), maka Tuhan menghendaki seseorang yang sedang beribadah untuk memberikan "segenap hatinya" buat mencerna Firman Tuhan.Kalau seseorang punya keterikatan minum kopi setiap pagi sambil baca koran, maka jika suatu saat harus mengikuti retreat yang tidak disediakan kopi dan koran - misalnya - maka hal itu dapat menjadi gangguan buat dia, setidaknya mengurangi kenyamanan.Dalam taraf tertentu, keterikatan bisa menjadi sebuah siksaan kalau tidak terpenuhi. Semisal seorang ibu yang terikat Sinetron yang digemarinya, lalu ketika berjalan pulang ada gangguan, misalnya ban bocor keempat roda, sehingga di hari itu ia kehilangan satu episode sinetron itu, ia kan merasa begitu rugi. Mungkin sopir yang "tak berdosa" bisa kena damprat, dan dia menjadi sensi,... Masih ada lagi yang lain, seperti keterikatan rokok dsb.Pikiran saya langsung melintas ke kalimat mas muji yang ini:"...Jika pikiran kita tidak lepas dari Tuhan, termasuk di saat sedang bekerja..."Pikiran yang tidak lepas dari Tuhan dapat membawa seseorang pada sebuah keyakinan bahwa Tuhan itu ada. Seperti kalau Anda memiliki seorang pembimbing rohani yang terus mendampingi kemanapun Anda pergi, maka kesadaran Anda akan kehadirannya akan menjaga Anda dari perkataan or perbuatan yang ngak senonohShalom.

Submitted by ebed_adonai on Thu, 2011-01-27 13:34

In reply to by mujizat

Permalink

Kalau begitu masalahnya penguasaan diri dong om muji..Memang betul, jadi gangguan. But that's life.. Dibawa enjoy aja gangguannya kalau saya mah.. :) Orang-orang lain juga banyak yang begitu kok. Misale telat nonton sinetron, yaaa, nyambung besok lagi aja. Atawa tanya-tanya yang udah nonton. Kalau sampai ngamuk-ngamuk ke orang lain yang nggak punya dosa, itu sudah lain lagi ceritanya. Dan kalau itu yang jadi perkara (ngamuk ke orang yang nggak tahu apa-apa), banyak juga yang mau KKR, ke gereja, merenungkan Alkitab, dll melakukan hal yang serupa. JUR PIYE? Malah ada yang sengit bener dengan rengekan anak-anak kecil kalau sedang kebaktian, doa, atau yang sejenisnya. Mengganggu konsentrasi, katanya. Namanya juga anak-anak. Mau dicubit, diceramahi, karena keterikatan kita untuk berinteraksi saat itu dengan Tuhan? Maaf, sekali lagi maaf, saya tidak bermaksud untuk merendahkan keinginan mulia kekasih-kekasih dalam berinteraksi dengan Tuhan. But that's reality.Saya sebenarnya setuju dengan om muji, kalau yang dimaksud dengan perihal keterikatan itu adalah penguasaan diri. Dan itu berlaku untuk banyak hal dalam hidup ini om, termasuk hal-hal yang bersifat kerohanian. Tuhan pasti tidak mau kita menyakiti sesiapapun, bahkan dalam nama interaksi pribadi denganNya. Begitu juga sebaliknya, saya kira Bapa di Surga juga tidak keberatan kalau ada anak-anaknya yang seneng nonton sinetron, ngecat kuku, dll, selama kehidupan rohani kita tidak jadi rusak karenanya. Dia yang membuat kita dengan segala apa yang ada dalam diri kita, dengan segala kemanusiaan kita (seneng ini, seneng itu), lha kenapa pula Dia mesti jadi sewot karenanya?Tapi masih ada satu yang ane kurang paham (lagi) nih om..Seperti kalau Anda memiliki seorang pembimbing rohani yang terus mendampingi kemanapun Anda pergi..Ini maksudnya Tuhan Yesus, Roh Kudus, atau semacam bapak/ibu rohani begitu ya? Ke mana pun kita pergi? Kalau Roh Kudus saya setuju banget. Tapi kalau orang, ya piye yo? Bukannya dalam pastoral seseorang dibimbing untuk mandiri, dan tidak terus bergantung pada konselornya?

Submitted by mujizat on Mon, 2011-01-31 23:40

In reply to by ebed_adonai

Permalink

Tapi masih ada satu yang ane kurang paham (lagi) nih om..Seperti kalau Anda memiliki seorang pembimbing rohani yang terus mendampingi kemanapun Anda pergi..Ini maksudnya Tuhan Yesus, Roh Kudus, atau semacam bapak/ibu rohani begitu ya? Ke mana pun kita pergi? Kalau Roh Kudus saya setuju banget. Tapi kalau orang, ya piye yo? Bukannya dalam pastoral seseorang dibimbing untuk mandiri, dan tidak terus bergantung pada konselornya? Muji:Maksud saya adalah: kita meyakini kehadiran Roh Kudus seperti seorang manusia yang kita hormati yang terus berada di samping kita, yang membuat kita merasa sungkan untuk mengucapkan perkataan yang ngak pantas atau untuk berbuat yang tidak-tidak.Shalom.

Submitted by ebed_adonai on Fri, 2011-02-04 09:36

In reply to by mujizat

Permalink

Nggak tahu dengan seleranya om muji (hehe..), tapi kalau bagi saya kurang pas tuh analoginya om. Masak orang yang kita hormati terus-menerus berada di samping kita? Malah nggak enak dunk? Ini sekedar contoh saja. Saya sangat sayang kepada (alm) ayah. Setiap mau pergi motret misalnya, serasa beliau ada di samping saya. Bagaimana tidak. Beliau yang mengenalkan saya pada dunia fotografi, dan sebagian besar perangkat saya adalah miliknya dulu. Kadang saya suka nyeloteh sendiri, "Ayo bos, kita pergi motret hari ini." Hahaha. Tapi pada saat yang sama, saya juga tidak ingin ayah saya terus berada di samping saya, supaya saya tetap berada di jalan yang benar. Saya juga ingin mampu, ingin dipercayai, bahwa saya sanggup untuk tidak berbuat yang tidak benar, tanpa kehadirannya setiap saat mengoreksi setiap langkah hidup saya. Ke putri-putri di rumah juga kami ajarkan begitu, walau hasilnya belum kelihatan.

Submitted by Ari_Thok on Tue, 2011-01-25 12:07
Permalink

Membaca blog-blog Om Muji seperti menilik kembali masa-masa di gereja dulu. Ajaran yang berkembang ternyata masih sama :). Definisi keinginan daging apa sih Om? Apakah sama dengan kebutuhan tubuh? Apa-apa yang menguatkan tubuh, menyenangkan tubuh bisa di sebut keinginan daging?Aku masih ingat saat mengikuti SOM (Sekolah Orientasi Melayani), ada satu pengajar yang mengatakan, yang intinya program pembesaran badan (otot), ikut fitness yang membesarkan otot itu tidak baik untuk keinginan roh, hanya menguatkan keinginan daging kita. Wah .. kalau begitu orang2 kristen pada kurus2, loyo2 karena jarang berolahraga yang menguatkan badan/tubuh/daging.

Submitted by mujizat on Thu, 2011-01-27 10:19

In reply to by Ari_Thok

Permalink

Ari_thok:Membaca blog-blog Om Muji seperti menilik kembali masa-masa di gereja dulu. Ajaran yang berkembang ternyata masih sama :). Definisi keinginan daging apa sih Om? Apakah sama dengan kebutuhan tubuh? Apa-apa yang menguatkan tubuh, menyenangkan tubuh bisa di sebut keinginan daging?Aku masih ingat saat mengikuti SOM (Sekolah Orientasi Melayani), ada satu pengajar yang mengatakan, yang intinya program pembesaran badan (otot), ikut fitness yang membesarkan otot itu tidak baik untuk keinginan roh, hanya menguatkan keinginan daging kita. Wah .. kalau begitu orang2 kristen pada kurus2, loyo2 karena jarang berolahraga yang menguatkan badan/tubuh/daging. Muji:Saya berpendapat bahwa perlu dibedakan antara keinginan daging dengan kebutuhan pokok. Mengutip comment bang Tony Paulo, kebutuhan pokok, misal soal makan, kalau tidak dipenuhi dapat berakibat kematian, karena merupakan kebutuhan primer. Sedangkan keinginan daging masuk kategori keinginan sekunder atau tertier yang JIKA TIDAK DILAKUKAN pun tidak membuat seseorang mati.Makan makanan 4 sehat 5 sempurna saya rasa bisa disebut memenuhi kebutuhan primer, begitupun (maaf) melakukan persetubuhan yang wajar dengan isteri atau suami sendiri merupakan kebutuhan primer dan saya rasa tidak perlu dimasukkan sebagai sekunder or tertier. Tapi bersetubuh dengan tetangga, dengan penjaja seks komersil dan sejenisnya, itulah masuk "kebutuhan daging". Yang lain: menghisap rokok, narkoba dan sebagainya, itu contoh lainnya.Jika melatih otot untuk tujuan sehat, saya rasa sah2 saja. Tapi kalau motifnya untuk agar dianggap perkasa, agar dikagumi wanita dst, itulah keinginan daging, kawan. Jadi kesamaan aktifitas beda motivasi menghasilkan penilaian berbeda di hadapan Allah.Shalom.

Submitted by 5p Arta on Tue, 2011-01-25 17:37
Permalink

Semoga mobilnya bang Muji ga dianggap sampah. Karena bang Muji terikat pada mobilnya. Kalau mau dibuang kasih ke saya saja bang...wkwkwkwkwkwkwk(Itupun kalau bang Muji punya mobil)

Submitted by mujizat on Thu, 2011-01-27 10:24

In reply to by 5p Arta

Permalink

5p Arta:Semoga mobilnya bang Muji ga dianggap sampah. Karena bang Muji terikat pada mobilnya. Kalau mau dibuang kasih ke saya saja bang...wkwkwkwkwkwkwk(Itupun kalau bang Muji punya mobil)Muji:Ha ha,...Puji Tuhan, Dia ngasih berkat mobil minibus tahun 1997, tentu sesuai kemampuan finansial yang diberikan Tuhan. Walau itu mobil pribadi, tetapi Muji gratiskan untuk dipakai Gereja, bahkan sering PLUS bensinnya."Insya Allah" Muji ngak terikat pada mobil.Shalom.

Submitted by king heart on Tue, 2011-01-25 22:24
Permalink

Coba buka file file tulisan dan komentar bang Muji yang lalu lalu. Kesimpulan yang diperoleh adalah bang Muji sedang terikat bukan pada mobil tapi "tempat sampah". Tidak hanya terikat tetapi dengan rela mengikatkan dirinya.

Submitted by smile on Thu, 2011-01-27 02:29
Permalink

Mujijat :Kalau pertandingan tinju akbar dijadwalkan hari Minggu tepat berbarengan waktu ibadah, tak ayal akan timbulkan ekses negatif buat Kristen pecandu tinju EMANGNYA GEREJANYA CUMA SEKALI KEBATIANNYA?KACIAN DEH BANG MUJI. PINDAH GEREJA AJA. GITU AJA KOK REPOT.

Submitted by mujizat on Thu, 2011-01-27 10:33

In reply to by smile

Permalink

Shalom.Kalau bagi Muji, Yesus lebih menarik dari acara2 TV, maka sekalipun Muji gabung di Gereja dengan 5 sesi ibadah, tidak masalah untuk sengaja menyingkir dari acara TV, kecuali kalau saya punya ikatan pada acara2 itu,...Muji bebas beribadah kemanapun Muji suka, tetapi jika Muji tertarik untuk mendukung ibadah gereja2 kecil tetapi yang mau serius berjalan dalam pengajaran FT yang benar, maka itulah pilihan saya.Shalom.

Submitted by ferrywar on Thu, 2011-01-27 10:47

In reply to by mujizat

Permalink

Kalau pilihannya adalah ibadah dan menolong orang, mana yang lebih diutamakan, Muji?Hati-hati lho, Hukum "The Good Samaritan Law" adalah hukum yang dikeluarkan dari bibir orang yang anda tuju ketika beribadah.

Submitted by mujizat on Mon, 2011-01-31 23:57

In reply to by ferrywar

Permalink

Kalau pilihannya adalah ibadah dan menolong orang, mana yang lebih diutamakan, Muji?Muji:Menurut pemahaman saya, ibadah ada banyak macamnya, dan menolong orang juga termasuk ibadah (Yakobus 1:27), yaitu ibadah horizontal, karena berinteraksi dengan sesama.Tapi tidak lantas kita mencari acara untuk menolong orang lantas melalaikan ibadah vertikal.Untuk menetukan mana lebih penting, saya rasa lihat situasi dan kondisi. Jika "menolong orang" yang bersamaan waktunya dengan ibadah vertikal, maka kalau "menolong orang" bisa diwakilkan, lebih baik mengutamakan ibadah vertikal yang TIDAK MUNGKIN diwakilkan. Tapi kalau ibadah horizontal tidak ada "peran pengganti", dan beresiko nyawa melayang kalau terlambat penanganannya, berarti "menolong orang" perlu didahulukan, karena ini juga merupakan ibadah.Shalom.

Submitted by ferrywar on Tue, 2011-02-01 00:08

In reply to by mujizat

Permalink

Kalau menolong orang adalah juga ibadah, lebih efisien menolong orang saja, Muji, sekalian dan sekaligus ibadah.Sebaliknya, kalau untuk ibadah, menolong orang harus "diwakilkan", apakah sang "wakil" terpaksa tidak beribadah karenanya?.Saya kira, seorang berewok yang hidup 2000 tahun yang lalu pernah mencontohkan bahwa menolong orang adalah pekerjaan yang utama, karena disitu letak buah dari ajarannya. Ibadah malah sering sengaja ia nomor duakan agar orang banyak melihat dan mengingat dan mencatatnya bahwa bukan ibadah inti dari ajarannya.

Submitted by mujizat on Tue, 2011-02-01 00:20

In reply to by ferrywar

Permalink

"Orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya,.." (Markus 14:7).Jika waktu yang 24 jam/ hari dan 7 hari/minggu digunakan semua untuk menolong orang, maka ini merupakan KETIMPANGAN ibadah,...Prinsipnya: Berikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan, dan berikan kepada sesama manusia apa yang menjadi hak sesama manusia."Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Lukas 10:27).Salam.

Submitted by guestx on Thu, 2011-01-27 05:37
Permalink

mungkin blog ini tidak dianggap cukup baik, bahkan dianggap sbg upaya cari perhatian.no problem. tiap org boleh punya pendapatnya sendiri.pendapat gw ?tdk sulit untuk menangkap pesan utama yg mau disampaikan muji :Terkadan orang Kristen ada yang kurang menyadari akan hal ini, dimana ada sesuatu "yang lain" yang telah merenggut perhatiannya lebih kepada Tuhan.Saya mau beritahu bahwa keterikatan Kristen pada hal-hal yang semacam itu sungguh mendukakan hati Tuhan, karena sama saja menomor-duakan Tuhan.Jika pikiran kita tidak lepas dari Tuhan, termasuk di saat sedang bekerja, yang disertai kesadaran dan keyakinan bahwa Tuhan SELALU mengamati kita, maka sikap dan keyakinan seperti ini akan menjaga kita dari perbuatan2 yang tidak terpuji.buat gw, membaca blog spt ini dan fokus pd pesan utamanya lebih penting drpd mempersoalkan contoh muji dan mengembangkannya mnjd contoh lain yg mungkin tidak begitu dimaksudkan penulisnya (hehehe...gw jg gak bgitu setuju) atau menduga-duga motivasi sang penulis. tapi, itulah menariknya SS, ada banyak pendapat dan cara memandang sesuatu. buat muji, teruslah menulis apa yg elo pandang baik untuk di-share buat yg lain, meski tak semua org setuju dgn yg elo tulis. elo yg tau motivasi elo sendiri.

Submitted by mujizat on Thu, 2011-01-27 10:38

In reply to by guestx

Permalink

Shalom.Kalau saya mo cari perhatian, saya bisa "NEBENG" popularitas Bengcu dengan meng-iya-kan atau memuji setiap blog atau saran dia dan membungkam hati nurani saya yang Puji Tuhan, masih eksis. Lalau saya menjadi murid HAI HAI yang patuh, maka Muji bebas dari kritikan dan bahkan mungkin akan diproteksi and dibela oleh Juragan Gondrong itu.Sayangnya, saya tidak mencari pujian manusia,...Thanks 4 comment.GBU.

Submitted by king heart on Thu, 2011-01-27 21:52
Permalink

JIka anda merasa nebeng dengan orang yang "terkenal" dengan mengekor dia ( baca : menjilat ) dan menjadi muridnya, maka sampai kiamat tidak bakalan anda sepopuler atau bahkan melampaui kepopuleran suhu anda.Cara termudah untuk menjadi populer adalah dengan menjadi 'anti" nya. Anda mau menyaingi terangnya matahari, percuma tidak bakal terlihat, apalagi dengan sinar yang pas pasanCoba tebak siapa yang paling populer si SS belakangan ini selain Hai Hai jawabnya mudah sekali ferrywar disusul tony paulo ha ha ha haContoh lain ketika si Kiem lagi naik daun siapa yang menyainginya ? ya si minie ha ha ha lagi

Submitted by manguns on Tue, 2011-02-01 03:00
Permalink

Memang di SS bisa jadi terkenal yach? Waduh... kabur duluan ah. Ngeri kalo terkenal.. bebannya banyak dan menghambat berkarya.Jadi inget serial lama A-Team,  ttg anggota ke 4 yang disembunyikan/dirahasiakan sebagai orang gila, di rs jiwa.Kalo 3 temennya diuber2/ketangkep, dia lah sbg anggota yang bebas krn nggak diuber krn rahasia...yg akhirnya menyelamatkan.Anggota ini cemburu ngelihat popularitas kawannya yg lain.Akhirnya dibujuk dan diberi penjelasan "Kamu ini terkenal, paling terkenal...tapi rahasia..." Penjelasan yang diterima: bisa dalam kapasitas: kegilaannya kelamaan di rs jiwa, atau kearifannya.jaka sembung bawa golok, nggak nyambung jack

Submitted by mujizat on Tue, 2011-02-01 07:59

In reply to by manguns

Permalink

Bro Manguns,terkenal lewat SS ngak dosa. Liat aja si Hai-Hai alias Bengcu alias Juragan gondrong alias preman pasar dengan tulisan2nya yang kontroversi (atau kontraveri?) , coba Anda searching di google pakai keyword "mujizat" maka yang tampil di halaman depan adalah wajah sayu Juragan Gondrong dengan mata sipit kumis kecil tapi memanjang di kanan kiri ke bawah, sambil nge gendong anaknya yang mungkiin dikira orang cucunya,...Lalu orang "terpaksa" membaca tulisan Bengcu, lalu orang digiring masuk ke pasar Klewer oleh Preman Pasar yang sambil membawa golok menakut-nakuti pengunjung pasar yang baru dan memaksa beli jualannya yang walau ngak enak terpaksa dimakan juga daripada dibikin babak belur oleh preman pasar kalau sedang "KUMAT EDANE",...Atau setidaknya orang jadi maklum kalau dia berjalan sendirian mengelilingi pasar sambil bawa sloki kecil, mata merah dan sedikit"ngowoh" and "ngiler", dan kadang2 senyum-senyum sendiri.Paling2 Tante Paku sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan berbisik kepada tante Joli:"Lihat, ... dia lagi lewat,... jangan berisik" bisik tante Paku."Oh, ... dia gitu lagi? " jawab Joli serius.Just joking.