Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Hal Baik Dalam Peristiwa Buruk
Orang tua bilang bahwa setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, pasti ada hal baik yang tersimpan di sana. Apakah benar dalam setiap peristiwa selalu ada hal baik yang bisa kita petik? Peristiwa hanyalah peristiwa .... datang dan pergi. Ada hal baik atau tidak, ya ... tergantung kita menyikapinya ... hehe. Kalau dipikir sih bener juga.
Terlalu banyak peristiwa jadi lupa apa saja yang telah saya petik ... hehe. Mungkin terlalu sering tidak mendapatkan hal baik karena hanya yang buruk saja yang sering kali memenuhi otak. Hufff, susah sih mencari hal baik dari peristiwa yang buruk. Apalagi setiap hari peristiwa yang terjadi berganti-ganti dan tak sempat merenung apalagi cari makna baik dari peristiwa itu.
Pernah suatu kali mencoba mencari sisi baik dari peristiwa buruk yang kualami. Mencoba sebisa mungkin, berpikir positif, dan mencoba berdamai dengan peristiwa yang terjadi .... huwahhh, malah keraguan yang muncul. Ragu pada diri sendiri, "Wah, aku hanya menyenangkan dan menentramkan hati saja, padahal jelas-jelas peristiwa ini sangat tidak menyenangkan." Di lain pihak, hati terus bergejolak, "Tetap berpikit yang baik-baik, dia tidak jahat, semua ini hanya masalah biasa, bla bla bla." Seperti dua kutub yang terus-menerus menarik, aku pun malah berpikir bahwa aku hanya mengasihani diri sendiri, membela diri, dan menyenangkan hati sendiri. Cape deh ... tidak menemukan hal baik, tetapi malah tertuduh sana-sini.
Memang, tidak mudah mencari sesuatu yang baik di tengah-tengah peristiwa yang buruk. Apakah itu berarti mustahil untuk dilakukan? Tidak juga. Kalau kita mencarinya dengan kekuatan diri sendiri, ya sudah ... pasti kesimpulannya hampir mirip dengan pengalamanku di atas. Aku percaya bahwa Tuhan bisa memampukan kita melihat hal baik dalam peristiwa yang buruk jika kita memintanya. Bukan untuk mengasihani diri sendiri, tetapi untuk melihat bagaimana Tuhan berkarya dalam peristiwa itu. Bukan hal-hal baik sesuai pikiran kita, tetapi hal-hal baik dari Tuhan, bagaimana Ia menolong kita dan apa yang telah Ia kerjakan dalam diri kita ketika menghadapi peristiwa itu.
- manusia biru's blog
- Login to post comments
- 4717 reads
Mencari - Baik
"Memang, tidak mudah mencari sesuatu yang baik di tengah-tengah peristiwa yang buruk."
Ada dua kata yang menarik perhatian saya dari sebaris kalimat itu. Kata pertama adalah 'mencari'. Ketika kita mencari sesuatu, niscaya hal yang kita cari itu tersembunyi hingga tidak dapat dengan mudah terlihat. Bisa jadi hal itu memang terselip di antara berbagai hal yang tidak sedang diperlukan, atau bisa jadi hal itu memang tidak ada di sana hingga kita perlu berpindah demi menemukannya.
Kata kedua adalah 'baik.' Entah mengapa kata ini selalu mengundang tanya bagi saya. 'Baik' menurut siapa, dalam keadaan apa, untuk apa, dan seterusnya. Pertanyaan yang datang dari satu kenyataan sederhana: selalu ada lebih dari satu cara untuk melihat realita. Ambil satu contoh sederhana: obat. Obat itu 'baik' karena fungsinya yang menyembuhkan atau minimal menekan rasa sakit. Namun demikian ia juga dapat dimaknai sebagai sesuatu yang 'tidak baik' karena rasanya yang umumnya sangat tidak bersahabat di lidah, belum lagi efek sampingnya yang bisa sangat mengganggu.
Lalu, mari gabungkan kedua kata itu : mencari - baik. Mencari kebaikan, menurut saya, bisa jadi sulit, atau sebaliknya bisa jadi demikian sederhana. Sulit bila kita terlalu banyak menganalisis karena sesungguhnya satu hal memiliki banyak sisi yang tidak bisa dengan mudah dipisahkan. Baik dan tidak baik kadang demikian melekat pada satu hal yang sama hingga tidak mungkin diurai. Sama halnya jika kau mau menikmati semerbak mawar maka kau harus terima durinya. Namun, kebaikan bisa jadi demikian sederhana hingga tidak perlu dicari karena ia datang bertubi-tubi tanpa kita sadari karena kita mungkin sedang melihat titik yang salah. Menurut saya yang tidak terlalu pandai menelaah lebih baik menikmati kebaikan Tuhan dalam hidup hari ini yang muncul dalam bentuk apa pun ketimbang sibuk mencarinya. Karena kadang yang kita cari sebenarnya ada begitu dekat hingga tak terlihat.
Salam,
Clara
Mencari - Baik
"Memang, tidak mudah mencari sesuatu yang baik di tengah-tengah peristiwa yang buruk."
Ada dua kata yang menarik perhatian saya dari sebaris kalimat itu. Kata pertama adalah 'mencari'. Ketika kita mencari sesuatu, niscaya hal yang kita cari itu tersembunyi hingga tidak dapat dengan mudah terlihat. Bisa jadi hal itu memang terselip di antara berbagai hal yang tidak sedang diperlukan, atau bisa jadi hal itu memang tidak ada di sana hingga kita perlu berpindah demi menemukannya.
Kata kedua adalah 'baik.' Entah mengapa kata ini selalu mengundang tanya bagi saya. 'Baik' menurut siapa, dalam keadaan apa, untuk apa, dan seterusnya. Pertanyaan yang datang dari satu kenyataan sederhana: selalu ada lebih dari satu cara untuk melihat realita. Ambil satu contoh sederhana: obat. Obat itu 'baik' karena fungsinya yang menyembuhkan atau minimal menekan rasa sakit. Namun demikian ia juga dapat dimaknai sebagai sesuatu yang 'tidak baik' karena rasanya yang umumnya sangat tidak bersahabat di lidah, belum lagi efek sampingnya yang bisa sangat mengganggu.
Lalu, mari gabungkan kedua kata itu : mencari - baik. Mencari kebaikan, menurut saya, bisa jadi sulit, atau sebaliknya bisa jadi demikian sederhana. Sulit bila kita terlalu banyak menganalisis karena sesungguhnya satu hal memiliki banyak sisi yang tidak bisa dengan mudah dipisahkan. Baik dan tidak baik kadang demikian melekat pada satu hal yang sama hingga tidak mungkin diurai. Sama halnya jika kau mau menikmati semerbak mawar maka kau harus terima durinya. Namun, kebaikan bisa jadi demikian sederhana hingga tidak perlu dicari karena ia datang bertubi-tubi tanpa kita sadari karena kita mungkin sedang melihat titik yang salah. Menurut saya yang tidak terlalu pandai menelaah lebih baik menikmati kebaikan Tuhan dalam hidup hari ini yang muncul dalam bentuk apa pun ketimbang sibuk mencarinya. Karena kadang yang kita cari sebenarnya ada begitu dekat hingga tak terlihat.
Salam,
Clara