Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Berkelahi Di Atas Pohon Mangga

Tante Paku's picture

 

     Kakek Moyang (75 th) bersiap-siap memanjat pohon mangga  yg sudah berbuah banyak dan siap dipanen. Ia mengambil tangga bambu untuk menaiki pohon tersebut,  kalau hanya pakai galah kurang panjang, mesti harus naik dulu agar galahnya bisa cukup menjangkau buah mangga itu.

      Ketika di atas, tiba-tiba rombongan semut merah merayapi tubuhnya, dengan spontan sang kakek menyingkirkan dengan tepukan-tepukan tangannya. Tetapi bukannya semut merah jera, mengira sang kakek mengganggu kedamaiannya, semut-semut yang lain semakin berdatangan mengerubuti sang kakek.

       Kakek timbul marah besarnya, dengan bernafsu menepuk dengan telapak tangan kanannya ke arah semut-semut itu, sementara tangan kirinya erat memegang ranting pohon yang cukup kokoh untuk dipegangnya.

      "Plak! Plok! Plak Plok!" begitu suara tamparannya yang begitu keras dan banyak semut merah menjadi korban, berjatuhan, mati seketika. Tapi tentara semut merah terus berdatangan dari berbagai penjuru, menyerbu sang kakek yang nampak kalap itu.

      Pertempuran antara sang kakek dan gerombolan semut merah di atas pohon mangga itu semakin sengit. Jurus telapak tangan kakek sudah banyak menelan korban, namun bala tentara semut terus berdatangan mengerubutinya. Sudah banyak gigitan di tubuh  kakek yang kian lama kian banyak, hampir sekujur tubuhnya dirayapi semut merah yang tengah marah besar itu. Pertahanan kakek pun runtuh, ia terjatuh!

      Sang kakek merasakan sakit yang luar biasa ketika tubuhnya  menyentuh tanah, untuk sementara ia tidak bisa bangkit. Sambil meringis ia bangun, ia masuk ke dalam rumah, mengambil obat serangga yang lantas menyemprotkan ke arah para semut itu. Tetapi pasukan semut merah rupanya pantang menyerah, terus berdatangan dari sudut-sudut ranting pohon menyerbu  kakek yang terus menyemprotkan obat serangga dengan cepat.

      Kaki kakek pun kini sudah dirayapi para semut merah itu dan langsung menggigitnya. Ketika obat serangganya habis, sang kakek pun terjatuh lagi dan dimanfaatkan pasukan semut merah untuk menggigit seluruh tubuhnya. Sang kakek berteriak-teriak minta tolong.

      "Ada apa? Ada apa?!" teriak salah satu cucunya, yang langsung memberikan pertolongan dan dibantu oleh anggota keluarganya yang langsung berdatangan.  Kakek pingsan begitu sudah mendapatkan pertolongan. Pihak keluarga pun membawanya ke rumah sakit terdekat, karena takut kalau sang kakek kena racun serangga atau gegar otak.

      Ternyata menurut dokter  kakek tidak gegar otak maupun patah tulang, ia hanya kena banyak gigitan semut dan sudah diobati dengan obat oles yang tepat.  Kakek pun dibawa pulang, tidak perlu opname.

      Sehari kemudian sang kakek meninggal ! Semut-semut merah di atas pohon mangga itu tak memperdulikannya dan terus bekerja seperti biasanya.

Hai pemalas , pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (Ams 6:6-8)

Ska,221109

 

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat