Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

AKU TIDAK PERCAYA MUJIZAT dan Ini Tidak Boleh Terjadi Lagi

hai hai's picture

Ketika Yesus berkata, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" orang itu pun bangun lalu pulang. Ketika Petrus berkata kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu juga bangunlah orang itu. Ketika Paulus berkata dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. Saya sudah bosan melihat seseorang berjalan tertatih-tatih menuju mimbar dengan tangan terayun tak terkendali lalu terbata-bata bersaksi bahwa dia telah sembuh dari lumpuhnya, sementara pengkotbah dengan tegas mengumumkan telah melakukan mujizat kesembuhan ilahi, orang lumpuh berjalan. Tidak perlu menjadi dokter untuk tahu bahwa orang itu sama sekali belum sembuh karena seluruh tubuhnya dengan jelas dan tegas menunjukkan, dampak serangan stroke padanya. Itukah mujizat kesembuhan ilahi generasi ini?

Waktu SMA dan kuliah saya merasa diri hebat karena mampu memanipulasi manusia dengan atraksi panggung sehingga mereka bertekuk lutut menyesali dosa-dosanya. Waktu kuliah, saya kenal romo universitas kami. Dia seorang Jawa yang sangat sederhana dan bersahaja. Dalam sebuah retret, sebagai panitia dan MC yang merasa diri hebat, saya memimpin teman-teman mempersiapkan atraksi panggung untuk menciptakan suasana sakral, memenuhi ruangan dengan hadirat Allah. Segala sesuatunya sudah siap, bahkan para preman kampus pun telah bertekuk lutut tersengguk-sengguk menyesali dosanya. Saya mengundang romo ke mimbar untuk memimpin acara selanjutnya untuk menantang orang-orang berdoa menerima Yesus Kristus sebagai juruselamatnya.

Dari mimbar, romo minta agar semua lampu dinyalakan. Dia lalu mengundang semua orang untuk menyanyikan satatebuah lagu, “Dalam Yesus Kita Bersaudara.” Dia mengajak kami saling bersalaman untuk mengekpresikan makna lagu tersebut. Dia lalu membaca Alkitab dan membahasnya dengan cara yang wajar. Sungguh tidak menarik, makanya saya tidak mencnya apalagi mengingatnya. Dia lalu bersaksi tentang pergumulan rohaninya. Dia hanya seorang anak desa, anak seorang petani. Dia merasa terpanggil untuk menjadi romo, maka diapun lalu sekolah dan menjalani hidup sebagai romo. Setelah 15 tahun menjadi romo, suatu malam, di kamar sendirian, dia mendapat pencerahan hati, dia lalu berdoa menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dan memperbarui panggilannya sebagai romo. Saya ingat kata-katanya sebelum menantang orang lain untuk berdoa untuk menerima Yesus Kristus.

“Menjadi pengikut Kristus bukan pilihan, tetapi panggilan.”

Saya kecewa sekali, he he he …, saya marah dengan caranya berkotbah, dia telah menyia-nyiakan usaha saya. Ketika kembali ke kampus dan menemukan semua preman yang bertekuk lutut dan menangis sesenggukan kembali menjadi preman, saya mulai memikirkan apa yang dikatakan romo, “Menjadi pengikut Kristus bukan pilihan, tetapi panggilan.” Tulisan ini adalah refleksi dari pemahaman saya akan ajaran romo tersebut, anda dapat membacanya di sini.

Tahun 1985, walaupun bukan anggota panitia harian, namun saya adalah salah satu provokator yang memberikan ide paling gila untuk mempublikasikan Kebaktian Kebangunan Rohani “Kasih Melanda Jakarta” yang dipimpin oleh almarhum pdt. Yeremia Rim di stadion utama Senayan, stadion sepak bola terbesar di dunia. Ide gila itu muncul karena saya mendengar kisah bagaimana LPMI membanjiri Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia dengan stiker “Sudah kutemukan, anda pun dapat menemukannya! Hub. Telp. …”. Sebelum Kasih Melanda Jakarta, belum pernah diadakan KKR di stadion utama Senayan, sebelum itu belum pernah ada KKR yang dihadiri oleh orang sebanyak itu. Menurut hitungan panitia, setiap malam hadir lebih dari 150.000 orang.

Di kebaktian itu, banyak sekali orang sakit yang datang dan berharap disembuhkan. Pada malam pertama saya melihat sekelompok panitia sedang melayani seorang lelaki tua berumur 60 tahunan yang lumpuh dan duduk di atas kursi roda karena serangan stroke. Walau telah didoakan, ditumpangi tangan, ditengking dengan berbagai bahasa, bahkan bahasa yang tidak ada kamusnya, namun lelaki itu tetap lumpuh. Mereka memaksanya turun dari kursi roda untuk mengambil tindakan iman, mereka menopangnya berdiri lalu menyuruhnya berjalan. Karena diam, mereka pun memaksanya berjalan. Mereka melepaskan topangannya dan membiarkan pak tua itu terjerembab. Mereka mengolesi kakinya dengan ludah bahkan meludahinya dalam nama Yesus. Mereka menopangnya, memaksanya berjalan. Dia lumpuh, kedua kakinya terseret di atas rumput. Apapun yang mereka lakukan, dia tetap lumpuh. Dari lapangan rumput, mereka menyeretnya hingga pinggir lapangan dan menyeretnya di atas tanah merah yang keras. Dia tetap lumpuh.

Tiba-tiba teriakan halleluya membelah angkasa, ada yang sembuh. Panitia yang melayani pak tua itu lari menuju suara haleluya itu. Mereka meninggalkan lelaki tua itu begitu saja di atas tanah merah yang keras. Ketika menghampirinya untuk menolongnya, pak tua lumpuh itu diam seribu bahasa, namun dia menatap saya. Dia menatap saya dengan mata tuanya. Dia diam, piyamanya kotor berlepotan tanah, lengannya berdarah campur debu, kakinya berdarah campur debu. Tubuhnya penuh ludah, keringat dan debu . Dia diam, namun matanya bertanya kepada saya, “kenapa saya tidak sembuh?” Dia diam, namun matanya bertanya, “kenapa mereka meninggalkan saya?’ Dia diam, namun matanya berkata, “Saya manusia celaka, selain tak terampuni juga tak beriman!”

Saya menangis waktu memeluknya, mengangkatnya ke kursi rodanya lalu melarikan diri sambil menangis. Malu! Saya meneteskan air mata ketika menulis kisah ini. Saya selalu meneteskan air mata setiap kali mengingat tatapan mata itu. Pinjam kalimat nona riyanti yang terhormat, “saya benci tatapan itu!” Malam itu saya berjanji pada diri sendiri dan Allah, hal ini tidak boleh terjadi lagi. Saya benci kepengecutan saya waktu itu, alih-alih bertindak, saya diam saja memandang kejadian itu dengan hati pilu.

Walaupun keesokannya, baik MC maupun pengkotbah menyatakan bahwa mujizat telah terjadi karena banyak orang sakit mengalami kesembuhan ilahi, namun saya menjadi saksi, tidak ada kesembuhan sama sekali. Tidak ada orang lumpuh yang berjalan, tidak ada orang buta yang celik matanya, tidak ada orang tuli yang mendengar juga tidak ada orang bisu yang berbicara apalagi kanker yang sembuh. Yang ada hanya beberapa wanita tua yang mengaku encoknya sudah sembuh, seharusnya mereka mengatakan encoknya tidak terasa sakit saat itu. Sebab, saya melihat, keesokannya mereka kembali lagi dan duduk di antara orang sakit dan berdoa mohon kesembuhan dan disembuhkan lagi encoknya.

Saya percaya Allah mampu melakukan mujizat kesembuhan ilahi. Saya hanya tidak percaya mujizat kesembuhan ilahi yang tidak diuji. Saya kenal seorang wanita yang bersaksi bahwa Tuhan sudah menyembuhkan dia dari penyakit kanker rahim melalui operasi. Ketika bersaksi dia juga menunjukkan bukti daging kankernya yang disimpan di dalam botol. Sesungguhnya dia tidak pernah sakit kanker sama sekali. Perutnya buncit karena dia mengandung dan bingung, apakah meneruskan kandungannya atau menggugurkannya, sebab dia belum menikah. Dia mengaku sakit kanker. Dia membual untuk menutupi aibnya.

Saya juga kenal seorang wanita yang menyebut dirinya hamba Tuhan, dia mengaku kena kanker rahim dan menolak dioperasi karena yakin suatu hari nanti dia akan menikah dan punya anak. Dia beriman Tuhan pasti menyembuhkan kankernya tanpa operasi. Dia lalu menjalani pengobatan tradisional oleh seorang paranormal muslim di sebuah kota yang cukup jauh dari Jakarta. Berbulan-bulan dia menjalani pengobatan dan menolak untuk dikunjungi handai taulannya, termasuk saya. Suatu hari dia muncul dan bersaksi bahwa penyakit kankernya telah disembuhkan. Perut buncitnya sudah mengempis. Karena mengasihinya, kami memaksanya untuk memeriksakan diri ke dokter. Hasil pemeriksaan benar-benar menunjukkan bahwa dia tidak menderita kanker sama sekali. Beberapa kali saya menceritakan kisah itu kepada beberapa orang teman, karena yakin itu mujizat yang teruji. Suatu hari saya tahu, sesungguhnya dia tidak pernah sakit kanker sama sekali. Perutnya buncit karena dia mengandung dan bingung, apakah meneruskan kandungannya atau menggugurkannya, sebab dia belum menikah. Dia mengaku sakit kanker rahim. Dia bersaksi dusta untuk menutupi aibnya.

Hal ini tidak boleh terjadi lagi! Saya berjanji kepada diri sendiri dan Allah, lalu saya melupakannya. Saya membela diri dengan mengatakan bahwa itu tugas pendeta, penginjil, hamba Tuhan, sarjana Theologia, bukan tugas saya.

Saya lupa namun malas untuk memastikannya. Mungkin ini terjadi 4 tahun yang lalu, karena sudah hampir 3 tahun saya tidak memotong rambutku. Cilin, adik saya, sahabat saya, guru saya. Dia pergi ke negeri di seberang langit biru. Bila anda ingin tahu sebagian kisahnya, silahkan klik di sini. Bulan Desember, sebelum sakitnya menjadi benar-benar parah, saya bertanya padanya apa yang dia ingini untuk hadiah ulang tahunnya? Saat itu dia bilang, dia mau kuncir saya. Saya berjanji bahwa dia akan mendapatkannya pada hari ulang tahunnya. Saya menepati janjiku, walau dia telah meninggal saya memotong rambut gondrongku pada hari ulang tahunnya.

Selama berbulan-bulan saya hidup dengan rambut pendek hingga suatu hari saya mendapat berita, Merry, adik bungsu saya menderita penyakit yang sama dengan Cilin, LSE. Saya pun lalu membiarkan rambutku panjang kembali. Saya suka rambut panjang, karena di dalam gambar Yesus digambarkan sebagai lelaki gondrong dengan kumis dan cambang. Rambut Samson adalah meterai perjanjian Tuhan. Nabi Tiongkok kuno dan raja Tiongkok kuno tidak memotong rambutnya sebagai meterai mereka menyerahkan hidupnya bagi Tian (Tuhan). Dengan rambut panjang, bukankah saya meneladani Kristus? Meneladani Samson? Meneladani para nabi dan raja Tiongkok kuno? Itu jawabanku ketika ditanya kenapa gondrong?

Rambut saya sekarang ujungnya sudah menyentuh sabuk, dua malam yang lalu setelah chating dengan mas daniel, tiba-tiba saya memutuskan untuk memotongnya sebelum Natal. Coba bayangkan, betapa istri saya akan terkejut senang ketika harinya tiba, menemukan suaminya dengan rambut rapih. Dia pasti akan bertanya, kenapa saya potong rambut?

Ada pendeta yang dalam kotbahnya menyatakan bahwa dia rela masuk neraka asal pendengar kotbahnya masuk surga. Ada pendeta yang dalam kotbahnya menyatakan bahwa dia rela mati hari itu juga asal pendengar kotbahnya bertobat semua. Sepintas lalu kotbah demikian nampak gagah perkasa, namun bila disimak dengan seksama nampak betapa sesat dan goblok serta nekadnya pengkotbah itu. Menurutku, kotbah-kotbah demikianlah yang akan membangkitkan teroris Kristen di masa depan. Rela masuk neraka, asal benteng musuh dimusnahkan. Semoga Tuhan menjauhkan kita dari hari-hari demikian.

Saat ini, banyak gereja yang mengajarkan teori minyak urapan sekaligus menjual minyak urapan. Minyak urapan adalah minyak zaitun yang telah di doakan oleh pengkotbah alam roh. Minyak urapan ada kegunaannya masing-masing, seperti obat. Ada minyak urapan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, mengusir berbagai roh jahat, mendatangkan berkat dan menyelesaikan berbagai masalah dan menghindarkan berbagai kegagalan, ada minyak urapan multi guna. Minyak urapan ada tanggal kadaluarsanya, ada yang 6 bulan, ada yang 1 tahun juga ada yang sampai kekal. Masing-masing jenis minyak ada harganya sendiri dan tanggal kadaluarsanya. Semuanya memiliki harga sendiri walaupun mereka menyebutnya persembahan kasih untuk kemuliaan Tuhan. 4 hari yang lalu saya menerima selebaran, seorang pendeta dari sebuah gereja top akan mengadakan kebaktian Natal selama 2 hari di stadion utama Senayan. Dalam selebaran tersebut ada kalimat, “Disediakan snack dan minum serta miyak urapan gratis.” Luar biasa.

Itulah teori minyak urapan yang diajarkan oleh pengkotbah alam roh dan diimani oleh banyak orang Kristen saat ini. Kalau teori tersebut benar, maka anda akan membacanya di Alkitab, Tuhan Yesus dan para rasulnya petantang-petenteng bawa botol minyak urapan dipinggangnya. Namun, anda tidak menemukan kisah demikian dalam Alkitab bukan?

Beberapa bulan yang lalu saya nonton di TV, seorang pengkotbah Indonesia memimpin kebaktian penyembahan dan penyembuhan ilahi. Banyak yang naik ke mimbar untuk bersaksi. Yang paling dasyat adalah seorang lelaki yang berlari-lari dengan menenteng tongkat penyanggah. Ketika diwawancarai oleh pengkotbah, dia bercerita bahwa kedua kakinya lumpuh namun sekarang sudah bisa berjalan, bahkan berlari. Pengkotbah itu benar-benar pandai. Dia langsung meninggalkan lelaki itu untuk mewawancarai yang lainnya, bahkan turun dari panggung untuk menyambut orang-orang yang ingin menyaksikan kesembuhannya. Tentu saja kamera mengikutinya. Ho ho ho … Orang yang lumpuh kedua kakinya, mustahil menggunakan tongkat penyanggah.

Di bawah panggung dia mewawancarai beberapa wanita tua, nampak sekali dia tidak puas dengan apa yang ditemuinya. Wajahnya jadi berseri-seri ketika ada seorang wanita menuntun seorang remaja dan menyaksikan bahwa remaja itu adalah orang bisu, namun sekarang dia bisa mendengar dan berbicara. Remaja bisu itu nampak gelisah dengan antusiasme di sekitarnya. Dia diam saja ketika pengkotbah itu memanggilnya dan bertanya bahkan menyuruhnya mengatakan haleluya. Pengkotbah itu menyentuh remaja itu, sambil menjelaskan bahwa orang bisu yang baru bisa mendengar tidak dapat berbicara. Ketika remaja itu memandangnya, dia lalu meminta remaja itu mengulangi apa yang dikatakannya, dia lalu berkata, “satu, dua, tiga.” Pemuda itu justru berkata “Haleluya, Terima kasih Yesus.” Remaja itu celingukan lalu menyebut, “satu, dua, tiga.” Ho ho ho … remaja itu memang bisu tuli, namun dia sekolah sehingga bisa berbicara dan membaca gerak bibir orang. Remaja itu berkata “satu, dua, tiga.” Karena wanita pendampingnya memberitahu dia.

Pengkotbah itu adalah seorang pengkotbah yang cerdas. Dia segera berjalan menjauhi remaja bisu yang sembuh itu, untuk mewawancarai beberapa ibu tua yang encoknya tidak terasa sakit lagi.

Saya tertawa terbahak-bahak ketika menonton semua adegan itu. Saya yakin, akan sulit untuk menemukan rekaman kebaktian kali itu. Padahal kalau dapat menemukannya, saya pasti akan membelinya. Jarang-jarang lho ngakak ketika menonton rekaman kebaktian penyembahan dan kesembuhan di mana pengkotbah mengumbar janji-janji kesembuhan ilahi namun yang terjadi adalah pembohongan publik.

NB.
Tulisan ini untuk mengomentari komentar mod “Sependapat” pada tulisan Aku Tidak Percaya Mujizat. Bila hendak membacanya, silahkan klik di sini.

 

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

NOSID's picture

Hai -Hai kena:>

Bung hai kena...juga

Mod itu temen saya dari SD, dia kakak kelas aye, emang dari dulu maniak nanya

 dan ampe sekarang masih sama, masih ingin mencari KEBENARAN

 tulisan TMBfMDM secara tersirat menyebut si mod ini 

saya sih kyknya ud hands up ama si mod, walaupun ud ngeluarin semua yang saya tahu,saya alami, saya pelajari... ud kayak bebal nih bocah

tapi mod orangnya nyantai walau kdg ampe maki-makian, ud gitu ya ngopi lagi, mulai topik baru lagi

sekarang kalo sempet , abis pulang kampus di Atma ya maen ke tempat dia di Meruya.

dia masuk sabda katanya agar bisa puas menemukan KEBENARAN, gw bilang whateverlah (capek deh)

hai hai's picture

Wah, Elu kuliah di Kampus Josua Dong?

Eh Nosid, dunia ternyata sempit ya? Elu sama si mod ternyata kuliah di kampusnya si josua ya? Tuh kampus mang biangnya Centinel, penjaga perbatasan. Elu berdua kuliah di fakultas apa?

Kalau kuliah di FIA elu harusnya tahu legenda si Ipong dan Lerikson Raya. Kalau kuliah di FKIP elu harusnya tahu legenda si clara herlina, wanita asia pertama yang mendaki puncak mount everest sendirian. Kalau kuliah di Tehnik elu harusnya tahu legenda si Dimas, anaknya Hamengku Buwono ke IX. Kalau elu kuliah di Ekonomi dan sering nongkrong sama anak pecinta alamnya, elu harusnya pernah dengar legenda si bengcu sama si bejo. Kalau elu kuliah di Hukum, elu pasti tahu legenda si Alex, walaupun yang paling dasyat adalah legenda si Alosius Abi, dia rendah hati, makanya jarang ada yang tahu kisahnya, tetapi dia satu-satunya anak Hukum yang dihormati oleh para preman UKI. Si Josua juga legenda di kampus elu, dia anak FKIP.

Di kampus elu, kopi paling enak dijual di kantin yang paling kanan. Masih sering lihat teman gua yang jual majalah di sana? Matanya picek, elu pasti kenal dia.

Mau dong diundang ke sana, sekalian undang senior lu si Josua (pengen tau juga tampangnya gimana?). Lu traktir gua kopi, gua traktir lu gorengan. abis itu kita bisa ngobrol apa aja. Kalau ada yang cari gara-cara sama elu dikampus, minta tolong sama guru Taekwondo yang namanya Sabum Kadir. Gua jamin elu aman dech. Dia guru gua, dia orang baik.

Eh, janji ya, biar gua kenal para legenda kampus elu, tapi debat kita jalan terus ya? 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Daniel's picture

reuni

hehehe, ternyata sabdaspace bisa jadi tempat reuni juga ya Smile
Nosid's picture

hidup FIA

gw anak FIA, fakultas "ilmu apaan seh" kata anak-anak he...he kalo si mod bukan di Atma. Lerikson raya O... si Bang Erik, emang macho tuh orang, pentolan nongkrong. gw sih pernah nongkrong sekali bareng Bang Erik, ud gitu kapok, gak bisa nyambung seh gw,yang ada cuma senyum-senyum doang,abiz ngomongnya vulgar kemane-mane, minta tokipan mulu laghe..ha..ha..ha..
hai hai's picture

Ternyata Anda Mafia

Wah, ternyata anda MAFIA = Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi? Lerikson Raya, dia yang pertama kali memprovokasi anak-anak Atma Jaya Demonstrasi menjatuhkan Soeharto dengan cara yang benar dan cerdik. Demontrasi di adakan di dalam Kampus, dia memprovokasi semua wartawan luar negeri untuk meliputnya. Dia berhasil. Sebelum itu, demo mahasiswa hanya diliput media lokal dengan malu-malu, tetapi itu demo mahasiswa pertama yang diliput dan dipoles oleh wartawan-wartawan lur negeri. Dengan pakaian hitam-hitam dan ikat kepala hitam, dia tampil di TV ABC dan berbicara. Luar biasa.

JesusFreaks, kalau elu tanya dia tentang kisah itu padanya, dia pasti akan menyangkalnya dengan sebuah teriakan yang elu bilang vulgar itu. Ha ha ha ha ... Gua jadi kangen sama hafalan ilmu anatomi dan biologi nich.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Mod's picture

Kalo saya ngga kuliah di

Kalo saya ngga kuliah di atma, tapi boleh kalo diundang. Hai hai yang beli gorengan, nosid beli kopi, saya yang ngabisin. Nah, saya sambil ngopi ngeliatin hai hai berdebat sama nosid aja. OK.
NOSID's picture

ck..ck..ck

ck..ck.ck ternyata Bang Erik emang legend abiz, kalo aye paling main rata-rata ama anak 2000-an awal dan 90-an akhir aye anak'04, weleh mesti banyak nongkrong lagee neh, buat denger cerita seru kalo bung hai itu Bang Bengcu ya?? kalo iya tar saya salamin buat Bang Erik gw di Atma damai-damai aja, cuman kemaren seru aja anak mabok loncat kebawah... heboh coy buat mod jangan nanya mulu tapi juga kuliah cepet kelarin biar balance, cuti setaon ud khan puas mamen!! ha..ha..ha(just kidding) mod puas-puasin otak loe dech disini, rugi kalo kagak!!! Shallom4Ever
hai hai's picture

Bengcu Sahabatku

Nosid, jangan ragu untuk belajar pada senior anda dan jangan menghakimi berdasarkan apa yang elu lihat, tetapi hakimilah dengan adil. Terhadap bang Lerik misalnya. Ha ha ha ha .... Gua yakin elu tahu apa maksud gua.

Elu pernah ketemu senior lu yang namanya Ipong? Lu ketemuan dulu dech nanti baru gua cerita kehebatannya. di jamin elu pasti geleng-geleng kepala. Seterusnya elu akan ngerti waktu gua bilang, naga-naga yang menyembunyikan diri di awan-awan itu apa?

Bengcu itu musuh debat gua sekaligus mentor gua. Dia orang paling malas sedunia, maunya cuman cerita, gua dech yang ketiban apesnya, ngetik.

Iya, gua nonton di TV ada yang loncat bebas dari gedung tinggi. Anak Fakultas apa tuh? Kasian dia, mungkin kalau ada yang mau denger ceritanya tanpa menghakimi, dia nggak akan nekad.

Eh kapan elu undang gua ke kampus elu? Gua suka pemandangannya, indah cing! Cewe-cewe di Atma tahu bagaimana cara mengucap syukur dengan kecantikan dan keseksian mereka. Ha ha ha ... Wanita adalah anugerah terindah Tuhan buat lelaki.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

xaris's picture

Managing our expectations

Dear Ko,

Kalau saya boleh share, I think it will come down to managing our expectations. Kita bisa bertekad, tapi lebih indah to let God be God. Kalau Tuhan mau hapus semua ilalang, dalam sekejap semua habis. Tapi Tuhan ngga begitu. Ilalang dibiarkan tumbuh dengan gandum sampai waktunya Tuhan memisahkan.

Saya percaya kita punya tugas masing2. Seringkali mungkin tugas itu termasuk memberitakan yang benar hingga mati martir. Tapi saya percaya, ke-martir-an saya pun tidak akan membuat orang jadi lebih percaya Tuhan kalau bukan dengan cara itu Tuhan berkenan membawa kembali umatNya yang terhilang.

Ya, kita semua harus bekerja sesuai dengan panggilan yang Tuhan berikan pada kita masing2. Tapi soal apakah kita bisa "melihat/memastikan hasilnya", sambil menangis saya berkata, "Let God be God". Sekalipun hati ini hancur menyaksikan bagaimana Tuhan seolah diam, hanya menyaksikan dengan tatapan dingin tanpa perasaan segala kepedihan kita melihat sekeliling ini. Karena in the scope of eternity, everything will be alright.

Josua Manurung's picture

wah Hai...

Elo kenal Sabam Kadir... dia guru gue juga... hehehe... Angkatan tahun berapa Hai? Gue gak terkenal Hai... low profile... di luar pagar baru... sayang kampus itu sudah jadi kampus Kapitalis Borjuis Narsis Keparat.... hehehe.... BIG GBU!
__________________

BIG GBU!

hai hai's picture

Anak Kampus Lu Gebukin Temen Gua

Sabum Kadir guru lu juga? Wah kalau gitu lu harus panggil gua sabum juga Jos. Awas lu kalau macam macam gua bal cagi! Pertama kenal di Wayang Orang Barata. dia pemeran Gatotkaca, gua cina satu-satunya yang nonton, dan satu-satunya penonton.

Mereka terpaksa show, karena gua udah beli karcis. Gua terpaksa nonton karena gak ada lagi penonton lainnya.

Kampus lu mang parah sekarang. Makanyalu musti balik tuh buat ngajarin adik adik lu terutama fakutas yang statusnya terdengar sayup-sayup. Teman gua bilang ada adik kelas lu yang loncat dari lantai 12 gedung MM yang di belakang. Waktu meliput berita, dia digebukin setelah tustelnya diancurin. Bener-bener Kacau.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

billyjoe's picture

waduh

Hai yang bener? masa sih ? ajak gue kalo lu kesana, mau lihat2 kampus nya si Jos,,, 
NOSID's picture

Salam FIA

yang loncat anak FH'07. eh anak 03 nangis-nangis, dia teriak NGAPAIN Lo Liat-Liat temen gw ud mati neh, ud gitu wartawan di blokir semua Bang Josua, kapan mo maen, mumpung lagi sepi neh, jadi bisa ngopi dimana aja ha..ha..ha.. tapi stock cw juga ikut menipis
hai hai's picture

Gua Punya Fotonya

Gua punya fotonya, foto temen wartawan itu lagi ditonjok. Dan gua liat di foto itu nggak ada muka yang sedih, muka garang iya. Gila FH 03? Seharusnya mereka sudah cukup faham tentang hukum. Sedih sih sedih tapi hukum tetap harus berjalan. Dan wartawan tetap memberitakannya secara obyektif.

Gua dulu latihan Taekwondo di kampus lu. Nampaknya mustahil minum sendiri (menurut penyidikan polisi, dia bunuh diri dalam keadaan mabok), jadi kemana tuh teman teman minumnya?

Gua sendiri nggak menolak minum bir, wine maupun wiski atau vodka walaupun benci setengah mati dengan orang-orang yang mabok. Seumur hidup gua pernah mabok sekali, setelah sadar gua malu setengah mati pada diri sendiri. Mabok itu sungguh tidak manusiawi.

Semuanya sudah terjadi, kita hanya dapat memetik hikmahnya. Walaupun secara akali di sebut Maha siswa, namun secara mental dan rohani dia hanya manusia biasa. Mengenai senior lu Lerikson Raya, dia memang orang hebat, tetapi dia bukan dewa. Kelemahannya adalah dia hidup dalam idealismenya yang membabi buta.

Ada 10 orang idealis, 9 mati konyol, yang satu paling konyol, karena dia tidak mati namun hidup konyol. Salah satu contohnya adalah si Lerikson Raya itu.

Walaupun jarang bertemu, tetapi gua sangat hormat dengan senior lu yang namanya Ipong. Dia Idealis tetapi realistis. Dia adalah seorang pengusaha sukses di Bandung. Operator telepon di kantornya orang buta. Pokoknya kalau lu ke kantornya, lu akan kaget melihat para karyawannya. Ha ha ha ... Jangan bilang gua yang bocorin kisah senior lu ya?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Amelia Asali's picture

aku juga anak atma

horeee banyak anak atma juga ya di sini? aku juga anak atma '03. tapi fak.kedokteran, kampus terpisah di pluit. hiksss sedih deh ! berasa bukan bagian dari atma =(
hai hai's picture

Kampus di Dalam Kampus

Amelia, selamat bergabung di Klewer. Ha ha ha … kayaknya di mana-mana anak-anak kedokteran memang terasa bukan mahasiswa/i dari kampusnya. Mereka punya kampus di dalam kampusnya. Jadwal kuliah dan ujiannya aneh. Waktu kuliah dulu saya pernah berjanji tidak akan pernah pacaran sama anak kedokteran lagi karena kapok. Setiap kali apel cuman disuruh pegang diktat dan menlontarkan pertanyaan. Bahkan di tengah serunya Film dia tiba-tiba melontarkan rasa kuatirnya akan ujian yang akan di hadapi. Walaupun cinta berat, terpaksa dibabat.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

martha pratana's picture

smart choice

pacar yang bertahan sampai sekarang berarti adalah hasil pilihan yang cerdas, ya...

makanya langgeng sampai 1 + 1  = 3 :-)

 

__________________

"I do not try to dance better than anyone else. I only try to dance better than myself." - Mikhail Baryshnikov, ballet dancer

mike's picture

Pengalaman pribadi bukan standar kebenaran

-Saya percaya cerita di atas tetapi itu hanyalah sebuah pengalaman dimana yang dialami penulis adalah dia ngak pernah melihat mujizat.

 

Salutis's picture

Menggugat bengcu

Bengcu menulis : “Menjadi pengikut Kristus bukan pilihan, tetapi panggilan.”

 

Komentar:

Untuk bisa menjadi pengikut Yesus hanya berdasarkan pilihan Allah,bukan manusia yang memilih karena iman hanya anugerah bukan hasil usaha manusia.

Allah nyang memilih maka Dia juga yang memanggil dan membenarkan manusia.

Syalom