Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
ADAKAH CINTA YANG LEBIH BESAR DARI INI?
Adakah Cinta Yang Lebih Besar Dari Ini?
Pada suatu malam Sang Pangeran berjalan di jalanan yang becek, kotor, dan berbau busuk. Menyusuri lorong yang gelap, mencari sumber rintihan pedih yang sampai ke telinganya. Dia menemukan sesosok tubuh wanita tergeletak di dekat tempat sampah. Badannya penuh luka dan kondisinya lemah. Sang Pangeran membawanya pulang ke rumahnya di daerah elite yang megah dan bersih. Si Wanita ternyata adalah PSK yang disiksa dan diperkosa, yang melarikan diri dari rumah jahanam, kini dirawat oleh Sang Pangeran, yang sudah jatuh cinta pada Si Wanita sejak menemukannya pertama kali.
Kini Si Wanita sehat kembali, bersih dan cantik. Dalam pelukan Sang Pangeran penyelamatnya, ia seperti antara ada dan tiada, hanyut dalam pesona tatapan penuh cinta mata Sang Pangeran yang melamarnya. Oh, siapakah yang sanggup menolaknya?
Setelah sekian lama hidup dalam bahagia, jiwa petualang si mantan wanita jalang kambuh. Sang Pangeran memergokinya berselingkuh. Istrinya yang selingkuh ini direngkuhnya dalam pelukannya. “Apakah tak ada lagi cintamu buatku?” “Aku minta maaf,” jawab si Wanita. “Aku berjanji tidak mengulanginya lagi”
Dasar lidah tak bertulang. Janji tinggal janji. Perbuatan khianat diulangi lagi, bahkan beberapa kali. Berkali-kali juga Sang Pangeran memaafkan dan menerimanya kembali. Namun yang terakhir kali lebih ngeri. Pemilik rumah jahanam menyatroni rumah Sang Pangeran. Si Mucikari ini ternyata bekas tangan kanan ayah Sang Pangeran, yang dendam luar biasa akibat kejadian di masa silam. Dia dipecat tanpa hormat dari perusahaan Sang Ayah karena ketahuan curang.
”Wanita ini masih punya hutang yang sangat besar padaku!” si Mucikari mendakwa di depan Sang Pangeran. ”Aku yang akan membayarnya,” jawab Sang Pangeran penuh wibawa. ”Engkau akan membayarnya dengan nyawamu!” teriak si Mucikari penuh dendam kesumat. Si Mucikari menyerang Sang Pangeran. Ketika si Mucikari hampir dikalahkan, para preman pengikutnya segera menyandera si Wanita yang kemudian berteriak-teriak histeris penuh ketakutan. ”Lepaskan dia! Jangan sakiti dia!” teriak Sang Pangeran. ”Kami akan melepaskannya kalau engkau menyerahkan dirimu sebagai gantinya!” sahut si Mucikari dengan kilat licik di matanya.
”Baik. Demi keselamatannya aku rela menyerahkan diriku,” kata Sang Pangeran sambil memandang wanita yang sudah mengkhianatinya, namun yang tetap dikasihinya itu.
Segera Sang Pangeran diikat dan dibawa pergi ke sarang si Mucikari. Namun dasar Iblis, ternyata si Wanita juga dibawa ke rumah jahanam kembali. Akan tetapi dengan gagah berani Sang Pangeran melepaskan diri. Dia berhasil membawa si Wanita keluar dari kegelapan lumpur dosa, kembali ke rumahnya yang terang dan bersih, walau dengan tubuh penuh luka. Dari kepala sampai kaki tak ada yang tidak mengucurkan darah. ”Mengapa engkau lakukan semuanya ini?” tanya si Wanita penuh ragu. ”Karena engkau ini berharga di mataku..” sahut Sang Pangeran menjelang ajal karena kehabisan darah. ”Mengapa? Mengapa? Bukankah aku terus menerus mengkhianatimu? Seharusnya engkau membunuhku! Paling tidak menceraikan aku!” ”Aku tidak bisa. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu..” kata-kata yang menghancurkan hatinya ini meluncur dari bibir Sang Pangeran, diikuti dengan helaan nafasnya yang terakhir...
Adakah cinta yang lebih besar daripada itu?
Bukankah hanya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang sanggup mengasihi kita dengan dengan kasih yang seperti itu?
Kasih yang lebih luas dari alam semesta ini dan yang melampaui pengetahuan kita?
Dan engkau pengantin wanita yang sudah diselamatkan oleh pengorbanan-Nya, dengan apakah akan kau balas kasih-Nya?
Jogjakarta, 14 Pebruari 2008.
Buat teman-teman di Pasar Klewer dan semua pengunjung :
"HAPPY VALENTINE'S MONTH 2008"
Juga selamat Pra Paskah!
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
- Puput Manis's blog
- 7494 reads
Itu Bukan Cinta, Tetapi Kecanduan
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
bahan buat gombalin xaris
Tampar Pipi
Pengunjung: cerita Tam-Tam
Dear Pengunjung,
Di kelompok penggemar alam dulu kami punya tradisi yang disebut "Tam-Tam". Kegiatan ini simpelnya adalah melakukan dan menerima tamparan. Tujuannya untuk mendisiplin diri atau rekan sendiri dan lazimnya dilakukan oleh para calon anggota baru pada saat pendidikan dasar. Tam-Tam adalah prosedur pendisiplinan terakhir yang akan digunakan sehingga kami sangat berhati2 dengan penerapan Tam-Tam ini.
Waktu pendidikan dulu di saat rekan2 sesama calon anggota yang lain sudah kelihatan tidak bersemangat, sayangnya saya terlihat masih penuh semangat, ceria dan sibuk menyemangati yang lainnya, sehingga banyak anggota tetap yang tergerak untuk mengadakan Tam-Tam buat saya. Terjadilah peristiwa itu dimana tak dinyana yang menyediakan dirinya berhadapan Tam-tam dengan saya adalah seorang senior yang beraroma KBT (Kelompok Bau Tanah).
Karena peristiwa khusus, peraturannya dimodifikasi sedikit. Saya tidak akan menerima tamparan, tetapi kalau tamparan saya tidak memadai maka sang senior ganteng itu akan menampar seluruh rekan angkatan saya. Dengan bercucuran airmata saya layangkan Tam-Tam terbaik yang bisa saya berikan. Untuk informasi saya menangis bukan karena apa2, tapi karena lapar sudah tiga hari kami dalam prosedur Survival dan ada pengujian mental seperti ini, hehehe...
Hasil tamparan saya rupanya diterima dengan baik oleh sang senior sehingga rekan2 saya tidak jadi menerima tamparan dan nama saya sedikit melegenda sebagai calon anggota yang bisa Tam-Tam dengan anggota tetap. Gelar saya sebagai jagoan Tam-Tam tidak pernah mencemari reputasi saya sebagai anggota, mereka selalu bilang Xaris salah satu perempuan yang tahu dirinya perempuan.
Saya tidak pernah lagi menampar orang dengan tangan saya setelah itu, tetapi lewat kata2 dan ternyata itu jauh lebih dahsyat. Saya akhirnya harus belajar lewat cara yang sangat sulit bahwa yang lebih penting daripada memberikan "tamparan" adalah belajar menerima "tamparan" dengan baik, terutama jika "tamparan" itu datang dari orang2 yang dekat dengan saya = )
In the meantime setelah membaca tulisan Ari, saya pikir kita harus rajin2 membersihkan upil, jangan sampai waktu perang Tam-Tam terjadi, terjadi pula upil2 terbang = D
Selamat belajar Tam-Tam di Sabda Space!
Dennis & Erick: Date?
Dear Dennis,
Kamu kurang kreatif membuat pilihan ganda. Kebanyakan soal pilihan ganda yang saya temui bukan hanya A & B, tapi paling tidak A, B & C. Untuk itu kiranya kamu bersedia membiarkan saya menciptakan sendiri pilihan ke-3 itu, yaitu bersedia diajak nge-date kalau ada si kecil Aaron dan maminya (kedip-kedip lugu). Eh... babysitter-nya boleh ikut juga deh... = )
Dear Erick(ah),
Saya jadi bertanya2, apakah lagi bicara dengan Erick atau Erickah ya? Hayo... sulit sih percaya kalau kamu adalah pengupil yang teriak pengupil, hahaha!
PSK yang OK
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
Apa Ada Cinta Yang Lebih Besar Dari....
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
you're all nuts :p
hahahaha... duh, hai hai, dennis, xaris, erick, dan pengunjung... kalian semua kebangetan deh... :p
si Puput Manis udah bersusah payah menulis cerita khusus buat valentine yang pasti dibayangkannya akan sangat mengharukan dan akan menyentuh hati setiap orang yang membacanya... eh, malah kalian kerjain habis2an seperti ini... dasar :p~~
Antara Simon Orang Farisi dan Perempuan Berdosa
Dear All,
Dalam Lukas 7:36-50 kita baca kisah berikut ini :
7:36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. 7:37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. 7:38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 7:39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." 7:40 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." 7:41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. 7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" 7:43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." 7:44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. 7:45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. 7:46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. 7:47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." 7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." 7:49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 7:50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Perempuan berdosa dalam bacaan di atas menunjukkan kasih yang besar kepada Yesus. Yesus mengontraskannya dengan sikap dingin Simon, seorang Farisi dan tuan rumah yang mengundang-Nya.
Ini perbedaannya :
Simon, meski memiliki pengetahuan tentang logika pengampunan (ayat 43), tetapi dalam hati ia belum mengenal siapa sebenarnya Yesus dan anugerah pengampunan-Nya yang ajaib (ayat 39). Simon merasa cukup baik, tidak pernah berdosa sehingga tidak membutuhkan kasih dan pengampunan Tuhan. Simon seperti orang sehat, jadi ya ga memerlukan dokter. Walaupun dia tahu kalau flu obatnya Decolgen, tapi karena merasa tidak flu, ya tidak memerlukan Decolgen.
Sedangkan perempuan itu menyadari keberdosaannya, lalu dia menyesal, bertobat dan melakukan hal-hal yang menunjukkan pertobatannya dengan membasuh kaki-Nya (ayat 44), mencium kaki-Nya (ayat 45), dan meminyaki kaki-Nya (ayat 46), sehingga perempuan itu menerima anugerah pengampunan-Nya (ayat 47) dan memiliki iman yang hidup kepada Yesus yang menyelamatkan jiwanya (ayat 50).
Nah, kita termasuk yang mana nih? Yang berdosa tapi tidak menyadari keberdosaan kita (merasa diri kita cukup baik untuk masuk sorga) atau yang menyadari ketidak-layakan diri kita dan sungguh memerlukan kasih karunia Kristus? Ini refleksi buatku juga.
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Mustahil dan tidak