Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
1 Korintus 13 versi Natal
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan lagu Natal yang sumbang.
Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala hadiah yang akan diberikan kepadaku dan memiliki seluruh pengetahuan tentang hadiah pada tahun lalu; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna bahwa aku tidak akan mendapat hadiah kaos kaki dan dasi lagi, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku untuk amal, bahkan menyerahkan semua kartu kreditku pada panti asuhan untuk mereka belanjakan, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.
Kasih itu sabar, meski harga-harga melambung tinggi. Kasih itu murah hati dengan memberi kesempatan pada nenek untuk membayar lebih dulu di kasir. Ia tidak cemburu meski orang lain mendapat hadiah lebih mahal.
Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong ketika mendapat hadiah Playstation atau laptop.
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan dalam meluapkan kegembiraan Natal dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Kasih itu tidak pemarah meskipun tidak mendapat pujian dalam kepanitiaan Natal; dan tidak menyimpan kesalahan anggota panitia lain.
Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan yang dialami oleh orang yang membenci Natal, tetapi karena kebenaran.
Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar dalam menantikan hadiah Natal.
Kasih tidak berkesudahan; hadiah mainan akan rusak; hidangan makanan akan basi; baju baru akan rusak. Sebab semua itu bersifat sementara dan tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.
Ketika aku kanak-kanak, aku mengira bahwa Natal itu berpusat pada diriku. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku mulai kehilangan sukacita dan kegairahan pada Natal. Sekarang saat aku melihat dalam perayaan Natal, hanya terlihat suatu gambaran yang samar-samar tentang sang Kristus. Gambar yang asli itu terttutup oleh kemilau dan hingar-bingar Natal.
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman bahwa yang lahir adalah Kristus sang Penyelamat, pengharapan bahwa perayaan Natal tidak akan mengaburkan makna kelahiran sang Kristus dan kasih yang telah ditunjukkan oleh Bapa di sorga, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih."
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- 5361 reads