USIA YANG WAJAR UNTUK MENINGGAL

     Dari perjalanan hidup Yesus, Tuhan kita, apakah Beliau pernah merayakan hari ulang tahunnya atau hari kelahirannya? Saya belum menemukan satu ayat pun yang menceritakan hari ulangtahun Yesus atau bahkan Yesus mengatakan "Inilah hari ulangtahunKu, rayakanlah selalu untuk mengenangKu!"

     Bahkan hari Natal tanggal 25 Desember sudah dianggap sebagai hari ulang tahun Yesus, toh masih mengundang kontroversi berkepanjangan. Tapi tentu bukan  hal yang penting untuk disampaikan pada kita tentang tanggal atau hari kelahiranNya. Justru yang terpenting adalah proses Tuhan hadir di tengah umatNya dengan cara yang begitu sederhana namun penuh makna.

     Lagu Happy birtday to you atau lagu-lagu lain yang menceritakan tentang kebahagiaan seseorang dalam merayakan hari kelahirannya sangat beragam. Dan semuanya memberi kesan tersendiri.

     Nyanyian yang syairnya antara lain "panjang umurnya serta mulia..." tentu menjadi bagian yang tak terlupakan , bahkan dianggap salah satu ritual penting dalam acara tersebut untuk dikumandangkan.  Ini artinya kita sangat menginginkan hidup yang panjang, bermartabat mulia.  Bukan pendek umurnya serta sengsara

     Anda bisa dilempari cemooh bila nyanyiannya diganti "kurang umurnya, kurang umurnya....." Padahal memang kenyataannya demikian lho, umur kita di Dunia ini memang berkurang, tapi juga bertambah. Nah lho?  Berkurang tapi bertambah, bertambah tapi berkurang. Kok bisa ya?  Bisa saja!

     Terkadang kita sangat sulit bila kehilangan saudara  yang meninggal karena usia muda , kanak-kanak bahkan masih bayi. Sungguh kenyataan pahit yang bisa kita alami. Tapi walau pahit, kita masih bisa menerima bila yang meninggal itu usianya sudah tua, karena dianggap wajar. Kalau yang meninggal usia muda, apakah kita anggap tidak wajar? Pertanyaannya, usia yang wajar untuk meninggal itu berapa?

     Ah, pasti semua menjawab usia tua!  Entah berapa nominalnya, pokoknya tua dah.

     Dalam Alkitab di zaman purbakala, yaitu zaman Adam,  usia tertua rekornya dipegang Metusaleh ( 969 th ), sementara yang pendek umurnya yaitu Henokh ( 365 th ). Dan menurut Kitab Kejadian, pada silsilah keturunan Sem, rekor usia terpanjang  Sem ( 600 th ) dan terpendek Nahor ( 148 th ).

     Entah karena Tuhan bosan dengan umur manusia yang cukup panjang, atau ada pertimbangan lain, semakin ke depan sejarah peradaban manusia, usianya malah semakin pendek.  Dan lebih jelas dengan kisah tentang kehadiran Tuhan dalam wujud Yesus. Yang secara nyata menjelaskan tentang usia yang  "wajar" untuk meninggal.

     Injil Lukas menjelaskan silsilah Yesus dan ketika Yesus memulai pekerjaaNya   berusia sekitar 30 tahun.  Dan Yesus berkarya kurang lebih 3 tahun, karena Yesus wafat umur 33 tahun. Tentu ini usia yang pendek bagi Yesus  Kristus yang adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, mengapa Yesus "menyukai" umur pendek?  Ataukah usia 33 adalah usia yang "wajar" untuk meninggal?

     Padahal Yesus mampu menambah usianya lebih panjang. Lihatlah Ia dapat memperpanjang hidup orang mati, atau orang yang tengah diusung ke kuburan, bahkan orang yang sudah empat hari meninggal di dalam kuburnya. Apa sulitnya bagi Yesus untuk menambah umurnya?

"Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." ( Yoh. 10 : 18 )

     Kenapa Yesus tidak melakukan itu?  Ya Yesus menegaskan, bahwa yang penting dalam hidup manusia bukanlah umur panjang atau usia lanjut, melainkan pengertian hidup. Hidup yang mulia tak bercela.

     Apa gunanya berumur panjang kalau hidupnya tidak berarti bagi sesamanya?  Tentu lebih baik berumur pendek asal hidupnya penuh arti bagi orang lain. Penuh pengertian untuk kehidupan, hikmat atau kebijaksanaan.

     Lihatlah kisah  Salomo dalam 1 Raj 3 : 3-l5. Ia tidak meminta umur panjang, kekayaan atau kemuliaan, tetapi hanya  meminta pengertian untuk memutuskan hukum, ternyata Tuhan memberikan lebih dari itu. Tuhan memberikan yang Salomo memerlukannya.

     Yesus pun memberikan nasehat kepada kita untuk mencari Kerajaan Allah, maka semua hal lain akan ditambahkan. Kita tidak perlu kuatir akan hidup, hidup kita sepenuhnya berada di tangan Allah.  Oleh sebab itu,  hidup sekali harus berarti,  karena Allah pasti meminta pertanggungjawaban kita selama menjalani hidup ini. Yesus telah memberi contoh, memberikan banyak sekali kebaikan terhadap orang-orang di sekitarNya.

"Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya......Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2 : 10 )

     Kepada saudaraku yang merayakan ulangtahunnya,  berbahagialah bila mengingat Yesus dalam batas usia 33 tahun memberi arti yang penuh arti dalam kehidupan yang sesungguhnya.  Sudah cukupkah usia kita memberi makna pada sesama?  Kalau sudah cukup,  siap-siaplah mati  !!

Semoga  Bermanfaat  Walau  Tidak  Sependapat.

Selamat Ulang Tahun Buat JOLI (8 Juli) dan SMILE (7 jULI). Dan juga Blogger Sabda Space yang lain.  "Potong kuenya...potong kuenya...he he he...Apa diganti lagunya ya,  "Potong bebeknya....potong bebeknya serta Dan-Dannya ha ha ha...."  Kadonya minta aja ama pedagang Klewer yang paling Tua atau Lama, soalnya untungnya pasti udah banyak hua ha ha...Sekali lagi selamat ya....