Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Teknologi Yang Menyelamatkan

Rusdy's picture

"It is the glory of God to conceal a thing: but the honour of kings is to search out a matter" Proverbs 25:2

(duh, sabda.org lagi down nih, jadi versi KJVnya dulu yah ;) )

Itulah kutipan di halaman depan sebuah buku yang dipinjamkan oleh senior engineer kepada saya. Walaupun sampul bukunya hard cover, tetapi sebagian besar sudah hancur termakan waktu. Membalik halamannya pun harus berhati-hati, jika tidak, dijamin langsung robek. Warna halamannya sudah sangat kuning. Herannya, cetakannya masih cukup jelas. Ilustrasi-ilustrasi di dalam buku tersebut digambar oleh tangan, yang membuat saya terkagum-kagum. Bagaimana mereka membuat ilustrasi yang begitu akurat dan penuh detail di jaman sebelum komputer yah?

Bukan, buku tersebut bukan Alkitab, buku rohani, atau mengandung 'kerohanian' sedikitpun. Buku tersebut merupakan buku tentang teori kelistrikan, yang diterbitkan sekitar awal 1900an. Senior engineer saya membeli buku tersebut di 'pasar loak', "Mengandung banyak sejarah, yang akan mengajar kamu mengapa kita begini-begitu didalam merancang sesuatu di dunia listrik sekarang ini", begitu katanya.

Sejak kecil saya selalu terkesima dengan Ilmu Pengetahuan Alam. Mengetahui cara kerja sebuah 'misteri alam' selalu membuat saya terkesima. Apalagi ketika mempelajari teori listrik, saya selalu membaca bahan tambahan, karena buku teks sekolah tidak memuaskan keingin-tahuan saya.

Kesukaan saya dengan bidang kelistrikan dimulai dari bohlam lampu yang sederhana. Dari kecil, saya selalu bermain dengan lampu senter, "Sekarang, saya bisa membuat lampu senter sendiri!", pikir saya. Dimulai dari senter beralas karton kue, sampai beralas papan. Semua bahan rumah tangga saya bablas untuk membuat senter versi saya.

Sejak itu, saya selalu suka 'ngoprek'. Radio keluarga, walkman, sampai RC car pun jadi korban. Sayangnya, saya jago rombak, tapi selalu gagal untuk pasang ulang. Walau sering kena omel, ternyata keingin-tahuan saya 'bagaimana sesuatu bekerja' lebih kuat. Yah, sedikit demi sedikit peralatan elektronik keluarga pun jadi sampah :)

Sekarang, saya tetap sama terkesimanya dengan ilmu pengetahuan alam, bahkan lebih. Para ilmuwan membuat model matematika dari alam (ilmu listrik, cuaca, dan lain sebagainya) dan menggunakannya untuk memprediksi alam itu sendiri. Dari model tersebut, kita bisa tahu betapa 'indah'-nya hubungan-hubungan antar variable tersebut, dan begitu konsisten.

Semangat 'ngoprek' saya pun sedang kembali lagi belakangan ini. Alhasil, setiap malam, saya menikmati lampu malam 'gratis', berkat dari sang surya.

From Rusdy's Picasa

Cara kerja disini

"Ah, kalau saja pemerintah Indonesia mengadopsi ide saya. Setiap rumah yang belum memiliki listrik, tetap dapat menikmati cahaya untuk anak mereka belajar ketika sang surya menyembunyikan dirinya, bwahahahaha" pikir saya (sambil tertawa gaya mafia). Sayang, andai saja kita mampu mencontoh alam yang begitu efisien, teknologi ini akan mampu menyelamatkan banyak orang yang tak terjangkau oleh listrik, dan harga terjangkau pula, pikir saya dengan naifnya.

Mungkin Alkitab memiliki jawabannya, "Bagaimana membuat listrik dengan efisien...". Sayangnya, setahu saya, Firman Tuhan tidak menjawab hal-hal 'penting' seperti ini. Melainkan, dengan panjang-lebar-tinggi-dalam, hanya menjelaskan kasih Tuhan yang dilimpahkan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib. Bukannya masalah praktis manusia juga penting?

Aneh...

Lebih anehnya lagi, ciptaan yang begitu baik ini nantinya akan dirombak ulang dan diganti dengan yang baru. "Duh, sayang sekali..." pikir saya. Ciptaan yang begitu hebat ini akan dirombak hanya karena kasih Tuhan kepada manusia? Sungguh saya tak mengerti jalan pikir Tuhan itu.

Bukannya teknologi yang menyelamatkan lebih baik daripada teologi yang menyelamatkan?

Sungguh aneh...

Tante Paku's picture

Rusdy jawaban Tuhan sudah ada.

Tuhan sudah memberi jawaban pada banyak ciptaanNya di alam raya ini. Kapan manusia bisa membuat lampu tanpa panas dan tidak nyetrum seperti ciptaan Tuhan yang ditempelkan pada Kunang Kunang?

Kalo bisa Teknologi dan Teologi seiring sejalan, tapi manusianya yang sering tidak sejalan.

__________________

Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat

y-control's picture

bagus

bagus, hebat rusdi, menristek klewer.. tapi walopun sudah ada cara merakitnya sejelas itu, saya masih merasa tidak punya bakat di bidang elektronika 

 

Don't Swallow the Press

RDF's picture

@Rusdy: Salam Teknologi

Salam Teknologi!

Sebagai manusia Indonesia yang beradab, sudah menjadi karakteristik bangsa ini yang sudah terdengar (walapun sekarang sudah mulai sayup-sayup terdengarnya) sejak dahulu bahwa bangsa ini bangsa yang terkenal dengan sopan santunnya. Maksudnya ... situ 'mampir' bertamu ke Blog saya maka saya harus membalasnya dengan santun untuk 'mampir' bertamu ke Blog situ.

Saya menyimak Blog situ yang situ tulis tahun 2009 lalu dan saya terdorong untuk bukan hanya sekedar mampir bertamu namun bertukar pikiran serta meninggalkan cinderamata paparan 'cinderamata' khas saya.

Saya tertumbuk dengan kutipan situ sbb: (cetak miring dan warna merah saya sengaja tambahkan karena saya miris membacanya sehingga terdorong meresponnya)

 

Lebih anehnya lagi, ciptaan yang begitu baik ini nantinya akan dirombak ulang dan diganti dengan yang baru. "Duh, sayang sekali..." pikir saya. Ciptaan yang begitu hebat ini akan dirombak hanya karena kasih Tuhan kepada manusia? Sungguh saya tak mengerti jalan pikir Tuhan itu.

Bukannya teknologi yang menyelamatkan lebih baik daripada teologi yang menyelamatkan?

 

Sekedar berbagi pengalaman dan 'passion', sejak zaman SD saya juga sudah 'maniak' dengan main-main senter yang dirangkai seri atau paralel dengan lampu bohlam yang merupakan praktikum mata pelajaran IPA saya. Mulai dari 1 baterai sampai 10 baterai sudah saya coba baik dengan rangkaian seri atau paralel. Istilah ngoprek2 mesin juga sudah akrab mewarnai zaman SD-SMP saya, maklum 'zaman' itu kalau ke toko buku dijual modul rangkaian2 'oprekan' seperti bel rumah, radio, lampu kilat, dll yang bener2 masih 'jadul' dengan (hanya) rangkaian telak transistor, diode, speaker, dll-nya utk maenan eksperimen saya. Buat saya, itu zaman keemasan dan zaman pintar. Masa-masa efektif pertumbuhan otak anak dirangsang dengan tipe2 permainan pinter model begitu sehingga otak anak-anak angkatan saya boleh dibilang otak sains. Memang, alam ini menyimpan ragam 'misteri' hebat yang sayang kalau harus 'hilang' begitu saja. Apalagi kalau sudah bicara hukum kekekalan energi, bahwa energi tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan tetapi bisa diubah bentuknya. Inilah yang mengantar saya menyelesaikan studi saya di bidang energi. Waktu situ ngomong soal anugerah Ilahi tentang lampu malam 'gratis' itu, saya menyebutnya 'ilmu' mengubah energi cahaya (matahari) menjadi energi listrik (berfungsi sebagai pembangkit listrik dari sumber penerangan : lampu) lalu energi dikembalikan lagi menjadi energi cahaya (lampu). Lebih dari hanya penerangan, energi dari cahaya Sang Surya dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik masif maksudnya dalam jumlah BESAR yang dapat menghidupkan sebuah kota dengan pemanfaatan photovoltaic dengan menyerap cahaya matahari tersebut pada panel silikon (bahan semi konduktor) sehingga menyebabkan aliran muatan listrik yang dapat difungsikan untuk 'menyalakan' apa saja. Hebat memang. Tidak dapat diciptakan atau juga dimusnahkan begitulah bunyi hukum kekekalan energi. Fiuhh ... saya sangat bersemangat. Belum lagi masih tersedia gejala-gejala alam lain yang sama hebatnya seperti gaya gravitasi, hukum archimedes, gaya angkat yang menyebabkan pesawat dapat terbang dll. 

Rasanya sedih ... miris kalau keajaiban-keajabian tersebut harus sirnah dari muka bumi ini dan hanya diganti dengan sebuah cerita harapan bahwa nantinya manusia di 'sorga' nanti yang selalu siang (hanya) menaikan nyanyian-nyanyian Anak Domba. Hmm ... bosen juga yah ... Kenapa bisa begitu? Perenungan bertahun-tahun jika mau jujur, kalau hanya di 'sorga' nanti nyanyi2 (apalagi lagu-lagu Billie Jean-nya MJ, Hotel California-nya Eagles, sampai lagu jazz yang katanya lagu 'budak' tidak ada di play list nyanyian sorga) saya lebih milih di bumi ini aja deh. ... Iya Tuhan, ... saya mau apa yang saya nikmati di bumi ini saja. Cukup sudah. mungkin ... dalam 'kadar' yang disempurnakan. ....

Akhirnya, ... saya dapat kabarnya dari Alkitab ... BUKAN kabar (dari) burung tentang 'sorga' yang hanya katanya nyanyi-nyanyi gitu.

Lukas 20 (mohon dibaca penuh) dengan perikop 'Pertanyaan Mengenai Kuasa Yesus', lalu lebih fokus mulai dari ayat 27 dengan perikop 'Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan' namun demi kepentingan 'teaser', saya hanya merujuk kepada ayat 35 sbb:

 20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu  dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan.

mohon bersama saya kita mengulas lebih dalam kata 'dunia yang lain' dan 'mereka yang dianggap layak'. Bahwa kata 'dunia' yang dipakai di sini adalah dari rujukan aslinya bahasa Yunani 'aion' yang berarti: period of time atau 'zaman'. Uniknya di Alkitab kita, ada akar kata lain yaitu 'kosmos' yang juga diterjemahkan sebagai dunia. Lalu kata 'mereka yang dianggap layak' dalam terjemahan Inggrsinya adalah 'who are considered worthy/ counted worthy'. Satu hal lagi, saya mengajak untuk memperhatikan kata 'kebangkitan dari antara orang mati', di sini kata yang dipakai adalah 'kebangkitan' dari akar kata 'anastasis'.

Demi kepentingan 'teaser' maka saya tidak bisa menjelaskan panjang, namun saya hendak menggoda dengan kesimpulan: Yesus menjanjikan suatu zaman atau masa (period of time) dimana orang-orang yang dinyatakan layak akan dibangkitkan (bagi yang terlebih dahulu sudah mati: baca tidur panjang) untuk menghuni suatu masa yang baru. Dimana masa itu terjadi? tentunya di bumi ini. ... on earth. yaitu di bumi kita ini, bumi yang punya sinar matahari tadi dengan segala kehebatan-kehebatan gejala alamnya. Koq di bumi ini? ya ... karena Alkitab mencatatnya akan ada sebuah 'kebangkitan' (dari tubuh fana menjadi tubuh tidak fana). Alkitab tidak memakai kata memindahkan manusia dari bumi ke 'sorga' tadi seperti kabar (dari) burung. 

 

Teaser 2: (layaknya film-film Hollywood selalu punya 2 versi teaser)

Kejadian 1:31

"Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.  Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam."

Perhatikan kata: 'sungguh amat baik'

Matius 19:28

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

Perhatikan kata 'pada waktu penciptaan kembali' dari akar kata 'paliggensia' artinya sejajar dengan renovasi. 

Sekali lagi, karena kepentingan teaser yang tidak mungkin berdurasi panjang, saya hanya mau sampaikan kesimpulan: 

Tidak ada dunia/ tempat kita tinggal di masa itu yang lebih baik dari dunia/ tempat tinggal kita yang sekarang ini, yaitu bumi. Ya ... bumi dengan hamparan samudra luasnya, hamparan hutan-hutan seperti Amazon yang menyimpan jutaan organisme yang hebat, bunga-bunga di padang rumput dengan spketra warna yang tidak terhingga, makhluk2 darat yang tidak terbilang gelagatnya, hukum-hukum alam seperti gravitasi, archimedes, gaya angkat tadi yang sudah sempurna, bahkan Allah sendiri menyatakan pada awalnya semua itu dilihatnya sungguh amat baik. Perhatikan bahwa karena dosa maka terjadi hal-hal berikut: 

1. kutuk atas tanah bumi ini (baca Kejadian 3) sehingga ada onak duri

2. manusia sendiri sebagai makhluk yang sempurna juga rusak karena kutuk dosa

3. manusia sebagai tugasnya pengelola bumi ini juga rusak jabatannya sehingga tidak mungkin keadilan, kemampuan mengelola maksimal terjadi.

Terhadap 3 hal tadi, kita menunggu waktu RENOVASI atau penciptaan kembali itu terjadi. Dimana? ya di bumi ini. Semua yang hebat-hebat yang sudah kita pelajari sejak zaman SD tadi akan kita nikmati jauh lebih hebat dari yang akan kita bayangkan. Apakah nenek kita yang pernah nonton TV hitam putih pernah membayangkan nonton TV layar datar bahkan SMART TV Samsung seperti sekarang ini? ... Pastinya tidak tetapi konsep TV tidak pernah pudar dari zaman nenek kita.

 

Mengakhiri teaser ini ... saya kembali kepada pernyataan situ:

"Duh, sayang sekali..." pikir saya. Ciptaan yang begitu hebat ini akan dirombak hanya karena kasih Tuhan kepada manusia? Sungguh saya tak mengerti jalan pikir Tuhan itu. 

Bukannya teknologi yang menyelamatkan lebih baik daripada teologi yang menyelamatkan?

Mari tetap bergairah karena akan terjadi RENOVASI (perombakan) yang mengarah kepada penyempurnaan. Tuhan akan menyempurnakan apa yang sudah Ia nyatakan 'sungguh amat baik'. 

Teknologi? Apa definisi situ? Teologi? apa definisi situ? 

Kabar dari Alkitab bahwa teknologi dan teologi akan SEMPURNA pada 'period of time' atau zaman atau 'dunia yang akan datang' nanti.

Nantikan kabarnya (hanya) dari Alkitab

 

Salam