Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Parakletos

Andreas Priyatna's picture

Kehidupan ini memang susah untuk ditebak, tidak ada seorangpun yang dapat memprediksi kehidupan kita esok hari. Kita tidak dapat memprediksi kehidupan kita pada esok hari, apakah kita akan senang ataukah susah. Belum lama berselang, bahkan baru dalam hitungan jam, saya mengunggah sebuah tulisan mengenai hati yang gembira adalah obat. Hingga beberapa jam yang lalu saya masih merasakan hati yang gembira, namun tak disangka-sangka rupanya mendung akan segera datang, cuaca yang semula terang benderang dalam sekejap menjadi gelap karena datangnya awan, hati yang semula gembira berubah menjadi susah dan sedih secara drastis. Pikiran saya menjadi tidak karuan, kacau, serba salah, gelisah dan bingung, kalau memakai istilah yang lagi popular saat ini adalah galau. Yah…, sekarang memang saya sedang galau. Bagaimana tidak…?, baru saja saya dipanggil oleh atasan dan diberitahu bahwa EPT saya below banget. Bagaimana mungkin?.

Sebelum saya lanjutkan, mungkin ada baiknya bila saya berikan gambaran singkat mengenai EPT tersebut. Di tempat saya bekerja, setiap tahunnya kepada semua karyawan dilakukan penilaian kinerja dan penilaian tersebut dilakukan melalui tahapan, yaitu yang pertama EPP atau Employee Performance Plan, yaitu rencana kerja dalam setahun untuk masing-masing karyawan, kemudian berdasarkan EPP disusunlah EDP atau Employee Development Plan, setelah itu ada EPT atau Employee Performance Tracking  dan yang terakhir adalah EPR atau Employee Performance Review, hasil EPR ini akan menentukan jumlah incentive yang akan diterima pada quarter pertama tahun depan.

Well…, apa boleh buat…, saya harus menerimanya…, saya pasrah walaupun saya galau. Galau…, pastilah, karena saya merasa tidak dihargai, tidak dibutuhkan, tidak dipercaya, tidak diperhatikan, dan merasa dirugikan.

Satu hari, dua hari, hati saya masih galau dan akhirnya sampailah pada hari Jum’at, hari di mana diadakannya kebaktian pada waktu istirahat. Siang itu saya memasuki ruang kebaktian dengan membawa kegalauan hati saya dan saya berdoa “Bapa yang berada di dalam surga, Bapa yang saya kenal dan saya sembah dalam Yesus Kristus, Bapa, saya datang kepadaMu dengan hati yang galau, tolong berikan saya kekuatan untuk mengalahkan galau dan dapat menerima kenyataan dan pulihkan semangat saya seperti sedia kala, Amin”.

Pada kebaktian tersebut, pembacaan firman diambil dari Kisah Para Rasul Pasal 2 Ayat 37, yang berbunyi: Ketika orang-orang itu mendengar hal itu, hati mereka sangat gelisah. Lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lainnya, "Saudara-saudara, kami harus berbuat apa?”.

Summary kotbahnya:

Setelah Yesus naik ke surga, Petrus dan murid-murid yang lainnya diminta oleh Yesus untuk menyebarluaskan ajaran Kristus. Pada waktu itu Petrus dan murid-murid lainnya bingung harus berbuat apa, harus berkata-kata apa dan akan memulainya dari mana, namun Roh Kudus turun atas mereka, memampukan Petrus dan murid-muridnya untuk berkata-kata dan membawa jiwa-jiwa baru untuk mengenal dan percaya pada Kristus. Di dalam Ayat 41 dikatakan bahwa: maka jumlah orang percaya pada hari itu bertambah lagi dengan tiga ribu orang. Adalah sesuatu yang tidak mungkin membuat tiga ribu orang untuk percaya dan di baptis dalam satu hari, tetapi semuanya menjadi mungkin kalau Roh Kudus (Parakletos) ikut bekerja. Ketika kita sedang gelisah, bingung, galau, ketika kita tidak tahu apa yang harus kita perbuat dan ketika kita dalam kesulitan dan tidak ada orang lain yang bersedia menolong, datanglah pada Kristus, undanglah Parakletos untuk masuk dalam hidup kita untuk menolong dan campur tangan dalam masalah kita, maka kita akan dimampukan oleh Parakletos untuk mengatasi semua masalah yang kita hadapi.

Pembacaan firman dan kotbahnya begitu pas untuk yang sedang galau. Engkau memang Allah yang luar biasa. Ketika saya sedang galau, saya datang kepadaMu, Engkau selalu mendengar keluhan anak-anakMu dan Engkau selalu mengerti kebutuhan anak-anakMu dan Engkau mengirimkan Parakletos untuk menolong, memberi penghiburan dan menguatkan..., Amazing.

Usai kebaktian, saya merasa telah dikuatkan dan dimampukan, galau telah diusir dan dimusnahkan oleh Parakletos. Tidak ada lagi galau...................., yang ada hanya God Always Listening Always Understanding.

 

Jakarta, 23 Mei 2012