Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Nasi LIWET yang mencerahkan

Zakheus's picture

Malam itu aku baru tiba dirumah, setelah seharian bekerja.

Ku parkir motor dan bergegas menuju meja makan, niat hati membungkam suara dari perut yang lantang berteriak, tapi apa daya tak satupun hidangan terlihat disana.

Ya, malam itu aku harus mencari makan diluar (maklum kakak tidak sempat masak krn anaknya sakit)..

Bergegas aku mencari kuliner yang ada disekitar rumah. dan pilihanku adalah nasi liwet sebagai santapan malam itu.

Sambil asik menyantap, kuperhatikan banyak orang yang datang menghampiri penjual nasi itu, beberapa pergi sambil membawa bungkusan tapi ada juga yg pergi dengan tangan hampa.

Sambil makan, kutanya abang penjualnya "Bang, kenapa orang2 tadi gak jadi beli..?"

si abang menjawab :"menu yang mereka inginkan sudah habis,"

Aku :"emang menunya apa aja...?"

abang " ada ayam, tempe, tahu dan telur,"

Setelah kuperhatikan, memang saat itu menu yang tersedia tinggal ayam, yg lain sudah habis.

 

Sambil menikmati makanan aku merenung, memang tidak semua orang bisa membeli nasi liwet itu dengan menu AYAM sebagai lauknya, beberapa orang terpaksa membatalkan niatnya karena dana yang dimilikinya tidak mencukupi walaupun mungkin ada juga yang kurang suka dengan menu ayam.

Dari kejadian itu, aku kembali merenung, dalam hati berkata :" betapa beruntungnya diriku, yang masih bebas memilih menu sesuai selera saya tanpa harus repot2 berhitung tentang harganya, sementara ada orang2 yg tidak bisa memilih menu sekehendak hatinya krn duit yg terbatas."

Menu nasi liwet plus ayam yg kusantap malam itu, mendorong hati tuk mengucapkan syukur kepada Tuhan. Betapa Tuhan begitu memelihara kehidupanku, bahkan IA senantiasa mengajarku ttg arti bersyukur, dan malam itu DIA memakai nasi liwet medianya...

Trima kasih Tuhan, sudah mencerahkan hatiku tentang arti bersyukur.

NB : menu nasi liwet plus ayam saat itu Rp15.000