Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menyikapi berkat dan kegagalan dengan penuh ucapan syukur

victorc's picture

Acara: khotbah minggu pagi tgl 31 desember 2017
Jam: 07:00 - 08:30
Teks: Lukas 2:22-40

Shalom, bapak-bapak, ibu-ibu dan saudara-saudari terkasih dalam Tuhan Yesus. Saat ini kita berada di ujung tahun 2017. Esok kita akan memasuki Tahun Baru 2018. Bolehkah saya mengajak kita semua merenungkan sejenak tentang perjalanan hidup kita di tahun ini, dengan menjawab dua pertanyaan ini dengan jujur:
a. manakah yang lebih banyak Anda alami tahun ini, berkat atau musibah?
b. Manakah yang lebih banyak Anda alami tahun ini, keberhasilan atau kegagalan?
Mari kita luangkan waktu 5 menit untuk merenungkan pertanyaan di atas.
Bapak ibu, khotbah ini jika diringkas terdiri dari 3 poin:

Poin khotbah:
1. Menyikapi semua kegagalan dengan ucapan syukur
2. Hidup dengan hati yang suci
3. Hidup dalam perjumpaan dan persahabatan yang karib dengan Tuhan

Penjelasan poin:

1. Menyikapi semua kegagalan dengan ucapan syukur

Hal pertama yang dapat kita renungkan dari kisah Simeon yang kita baca tadi adalah, dia senantiasa bersyukur dan takut akan Tuhan.
Memang dengan kian bertambahnya usia, mari kita belajar untuk makin dewasa dan matang dan bukannya terjebak oleh luka-luka batin yang disebut "trauma."
Berbicara tentang trauma ini, apakah ada di antara Bpk ibu yang sudah menyaksikan film "Susah sinyal"?
Film ini bagus untuk ditonton sekeluarga. Salah satu adegan yang menarik di awal film ini adalah tentang seorang pemuda yang mengalami banyak trauma....misalnya: "wah saya tidak mau makan ikan, karena pernah tercebur ke dalam akuarium," atau: "aduh, saya trauma dengan tongkat karena pernah jatuh dari tongkat..."
Kalau kita belajar hidup bersama Tuhan, maka tentunya kita akan tetap bersyukur karena merasakan lebih banyak berkat Tuhan bahkan sekalipun itu dalam bentuk kegagalan atau musibah.
Lho kenapa begitu? Ya, justru seringkali Tuhan bekerja justru ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan.
Misalnya saja kisah saya. Tahun ini saya berencana menulis 3 buku untuk menyongsong peringatan 500 tahun gerakan Reformasi Martin Luther, ternyata target itu selesai sekitar bulan juli. Lalu pertengahan desember Tuhan memampukan saya menulis 1 buku lagi dan menyiapkan jurnal perdana di STT almamater saya.

Tapi juga beberapa kegagalan, seperti yang bisa diduga....
Namun, puji Tuhan dalam semua suka dan duka itu, ternyata Tuhan berkenan melawat dan mengingatkan saya akan panggilan tugas saya di akhir oktober lalu melalui suatu penyakit.
Mari kita menyimak kisah tentang mimpi tiga pohon berikut:

Ilustrasi
*Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan.*
*Suatu hari, ketiganya saling menceritakan mengenai harapan & impian mereka.*

*Pohon pertama berkata: "Kelak aku ingin menjadi peti harta karun. Aku akan diisi emas, perak & berbagai batu permata & semua orang mengagumi keindahannya".*

*Kemudian pohon ke-2 berkata: "Suatu hari kelak aku akan menjadi sebuah kapal yg besar. Aku akan mengangkut raja2 dan berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yg kuat & setiap orang merasa aman berada dekat dgnku".*

*Lalu giliran pohon ke-3 menyampaikan impiannya: "Aku ingin tumbuh menjadi pohon yang tertinggi di hutan di puncak bukit.* *Orang2 akan memandangku & berpikir betapa aku begitu dekat utk menggapai surga & TUHAN. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang2 akan mengingatku" .*

*Setelah beberapa tahun berdoa agar impian terkabul, sekelompok penebang pohon datang & menebang ketiga pohon itu.*

*Pohon pertama dibawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun. Tetapi doanya tidak menjadi kenyataan karena tukang kayu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makanan ternak. Ia hanya diletakkan dikandang & setiap hari diisi dgn jerami.*

*Pohon ke2 dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir bahwa doanya menjadi kenyataan. Tetapi ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu nelayan yg sangat kecil. Impiannya menjadi kapal besar utk mengangkut raja-raja telah berakhir.*

*Pohon ke3 dipotong menjadi potongan2 kayu besar & dibiarkan teronggok dlm gelap.*

*Tahun demi tahun berganti ketiga pohon itu telah melupakan impiannya masing2.*

*Kemudian suatu hari, sepasang suami istri tiba di kandang. Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di kotak tempat makanan ternak yg dibuat dari pohon pertama. Orang-orang datang & menyembah bayi itu. Akhirnya pohon pertama sadar bahwa di dalamnya telah diletakkan harta terbesar sepanjang masa.*

*Bertahun-tahun kemudian, sekelompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yg dibuat dr pohon kedua. Di tengah danau, badai besar datang & pohon ke-2 berfikir bahwa ia tidak cukup kuat utk melindungi orang2 di dalamnya.*

*Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri & berkata kpd badai: "Diam!!!" Tenanglah". Dan badai itupun berhenti.*

*Ketika itu tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja di atas segala raja.*

*Akhirnya seseorang datang dan mengambil pohon ke-3. Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang mengejek lelaki yg memikulnya. Laki-laki itu dipakukan di kayu ini & mati dipuncak bukit.*

*Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat dengan TUHAN, karena YESUS-lah yang disalibkan padanya.*

Pesan moral dari cerita ini tidak sulit:
*KETIGA POHON MENDAPATKAN APA YG MEREKA INGINKAN, TETAPI TDK DGN CARA YG SEPERTI MEREKA BAYANGKAN.*
*BEGITU JUGA DGN KITA, KITA TDK SELALU TAHU APA RENCANA TUHAN BAGI KITA.*
*KITA HANYA TAHU BAHWA JALAN-NYA BUKANLAH JALAN KITA, TETAPI JALAN-NYA ADALAH YG TERBAIK BAGI KITA, SELAMANYA.*

Itulah sebabnya Paulus menasihatkan:
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Fil. 4:6)


2. Hidup dengan hati yang suci

Hal kedua yang dapat kita simak dari kisah Simeon adalah dia hidup dengan hati yang suci. Hal ini tepat dengan sabda Yesus: hanya orang yang suci hatinya yang diperkenankan melihat Allah (Mat. 5:8).
Simeon bersukacita karena harapan imannya terpenuhi. Dia diperkenankan Allah untuk melihat bahkan menatang bayi Sang Mesias. Dalam Lukas 2:25, harapan dan penantian Simeon sebenarnya sangat ditentukan oleh sikap hidupnya yang benar dan saleh di hadapan Allah. Kata saleh dalam bahasa aslinya digunakan "eulabes," yang artinya saleh, sangat berhati-hati dan takut akan Tuhan. Arah hidupnya hanya ditujukan kepada penantian akan datangnya Mesias yang diutus Allah. Tidaklah mengherankan jika kehidupannya senantiasa dipenuhi Roh Kudus. Itu sebabnya Tuhan mengizinkan Simeon untuk melihat Sang Mesias sebelum meninggal.
Demikian juga dengan kita saat ini, kita semua sedang menanti-nantikan kedatangan Yesus Kristus kembali sebagai Raja atas seluruh ciptaan. Karena itu kita mesti hidup dengan kekudusan dan hati yang suci agar kita diperkenankan melihat dan menyongsong kedatangan Yesus kali kedua yang tidak akan lama lagi, karena tanda-tanda kedatangan-Nya telah semakin jelas.
Dalam berbagai kesempatan, saya telah menceritakan bagaimana Tuhan memanggil saya sejak 2009 untuk mempersiapkan gereja-gereja menyongsong kedatangan Kristus. Tentu itu semua hanyalah atas kasih karunia Tuhan, sebab jika tidak ada yang memperingatkan orang-orang durhaka, maka bumi akan habis disambar murka Allah yang bernyala-nyala.
Karena itu kita mesti hidup kudus dan tidak bermain-main lagi karena waktunya telah sangat singkat. Kita mesti mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar, mari kita baca Filipi 2:12

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir..."


3. Hidup dalam persahabatan yang karib dengan Tuhan

Hal ketiga yang bisa kita pelajari dari Simeon, adalah bahwa hidup dalam persahabatan yang karib dengan Tuhan. Hal ini terlihat dari kesaksian Alkitab: "Roh Kudus ada atasnya."
Dalam konteks kita saat ini, Tuhan rindu agar anak-anak-Nya hidup bergaul karib dengan Dia.
Tahukah Anda siapakah tokoh Alkitab yang paling lama hidup bergaul dengan Tuhan? Ya betul, Henokh. Mari kita baca:

22 "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun lagi, setelah ia memperanakkan Metusalah, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
23 Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun.
24 Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah." (Kej. 5:22-24)

Henokh merupakan suatu teladan bagi semua orang kudus sepanjang zaman, bagaimana hidup kudus dan bergaul dengan Tuhan selama lebih dari 300 tahun, sampai ia diangkat oleh Tuhan.
Kita tidak tahu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali, namun yang jelas waktunya telah semakin dekat. Karena itu kita mesti belajar hidup lebih dekat bergaul dengan Tuhan. Bagaimana caranya? Tidak sulit kok, ya kita mesti lebih serius baik dalam mezbah pribadi maupun mezbah keluarga.
Usahakan untuk melakukan 5 hal ini:
a. Berdoa syafaat untuk orang-orang kudus setidaknya 30 menit setiap hari
b. Membaca Alkitab secara teratur, misalnya 1-2 pasal setiap hari
c. Belajarlah hidup memohon pimpinan Roh Kudus setiap pagi
d. Berbuatlah baik setidaknya kepada satu orang setiap hari
e. bersaksilah tentang Tuhan Yesus yang dahsyat kepada 2-3 orang baru setiap hari.
Itulah cara yang benar untuk mempersiapkan diri menyongsong kedatangan Tuhan Yesus kali kedua, jadi bukan sekedar otak-atik tentang kapan tanggal kiamat dll.
Pada akhirnya, sebagian dari kita mungkin agak cemas akan berbagai isyu bahwa tahun 2018 bakal lebih berat daripada tahun ini. Memang bisa jadi kita sebagai orang percaya akan mengalami banyak kesulitan karena iman kita kepada Yesus Kristus, namun janganlah kita khawatir. Pertolongan Tuhan senantiasa tepat pada waktu-Nya.
Mari kita belajar bersyukur seperti nabi Habakkuk di tengah pelbagai kesulitan:

17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Hab. 3:17-19).


4. Penutup
Dalam khotbah kali ini, kita belajar dari Simeon setidaknya 3 hal ini:
1. Kita mesti belajar menyikapi semua kegagalan dengan ucapan syukur
2. Kita mesti belajar hidup dengan hati yang suci
3. Kita mesti mengalami perjumpaan dan persahabatan yang karib dengan Tuhan setiap hari
Sebagai pesan penutup, mari kita banyak makan buah-buahan di akhir tahun ini. Buah apa saja itu yang baik untuk dimakan?

10 Buah Yang Harus Kita Makan di akhir tahun 2017 agar kita sehat Jasmani dan Rohani di tahun 2018 :
1. MARKISA (Mari Kita Sabar )
2. STROBERI (Selalu Introspeks Belajar Rendah Hati)
3. SALAK (Selalu Baik Dalam Bertindak)
4. JERUK (Jangan Berbuat Buruk)
5. PISANG (Pantang Iri,Sombong dan Angkuh )
6. ANGGUR (Anda Gemar Bersyukur )
7. MELON (Menolong Orang Lain )
8. TOMAT (Tobat Sebelum Kiamat )
9. TALAS (Tak Ada Kata Malas )
10. MENTIMUN (Menuntut Ilmu Tidak Banyak Melamun )

Tuhan memberkati bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Amin.

Saat teduh akan diiringi oleh lagu penutup berikut:


5. Lagu penutup
KJ. 405 KAULAH, YA TUHAN, SURYA HIDUPKU

1. Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku;
asal Kau ada, yang lain tak perlu.
Siang dan malam Engkau kukenang;
di hadiratMu jiwaku tenang!

2. Kaulah Hikmatku, Firman hidupku;
Kau besertaku dan 'ku besertaMu.
Engkau Bapaku , aku anakMu;
denganMu, Tuhan, 'ku satu penuh.

3. Kaulah bagiku tempat berteduh;
Kaulah perisai dan benteng teguh.
Sukacitaku kekal dalamMu;
Kuasa sorgawi, Engkau kuasaku!

4. Tak kuhiraukan pujian fana;
hanya Engkaulah pusaka baka!
Raja di sorga, Engkau bagiku
harta abadi, bahagia penuh!

5. Bila saatnya nanti 'ku menang,
t'rimalah daku di sorga cerlang!
Apa pun kini hendak kutemu,
Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku!

Sumber: http://www.kidungonline.com/data/KJ/lirik/KJ-405-KAULAH,%20YA%20TUHAN,%20SURYA%20HIDUPKU.php



Versi 1.0: 28 desember 2017, pk. 21:45
versi 1.1: 30 desember 2017, pk. 17:24
VC

__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique