Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
When You Feel Alone
Jehova Shamma = The Lord Is There [God is always present with us]
>>>Psalm 139
Jehova Shamma
disebutkan dalam kitab Yehezkiel 48:35. Jehova Shamma merupakan salah
satu sebutan bagi Allah karena Ia selalu hadir dalam kehidupan
umat-Nya. Kitab Yehezkiel dimulai dengan penggambaran tentang kemuliaan
Allah yang dihina dan diabaikan oleh umat Tuhan (Israel). Akibatnya,
hadirat Allah meninggalkan Bait Allah, meninggalkan kota, dan
meninggalkan orang-orang Israel. Pada saat hadirat Allah meninggalkan
Bait Allah itu bukan berarti Allah tidak lagi mempedulikan umat-Nya.
Dalam ketidak-setiaan dan ketidak-taatan umat-Nya, Allah tetap ada bagi
bangsa Israel. Kitab Yehezkiel diakhiri dengan pengelihatan yang begitu
detail mengenai Bait Allah yang baru, kota yang baru, dan
manusia-manusia baru – semua nya menunjukkan kemuliaan Allah.
Suatu hari Rave anak
laki berusia 7 tahun marah kepada ayahnya karena melarangnya main di
luar rumah pada malam hari. Rave sangat keras kepala dan tidak taat
sehingga ia melarikan diri ke luar rumah. Karena Rave terlalu asyik
bermain, Rave tidak menyadari bahwa ia sudah terlalu jauh dari rumah.
Rave tersesat… Rave tersadar dirinya sudah berada di tempat yang asing
seorang diri. Dan tentu saja Rave kecil tidak mengetahui jalan untuk
pulang. Di tengah kesunyian malam, Rave ketakutan sendirian. Rave tidak
bisa berbuat apa-apa selain diam, duduk di pinggir jalan… Rave berusaha
terus mengingat-ingat jalan-jalan yang telah ia lalui, tetapi Rave
tidak dapat mengingatnya sama sekali. Di tengah keputus-asaan Rave,
tiba-tiba Rave merasakan kehadiran seseorang di sampingnya. Bagi Rave
tidak ada satu halpun yang bisa membuatnya menangis saat itu kecuali
sebuah suara yang ia dengar, “Papa di sini nak, jangan takut!” Melihat
ayahnya di sana, Rave kecil menghela nafas panjang dan mulai menangis.
Dengan segera Rave berlari memeluk ayahnya dan berkata, “Papa, aku lega
engkau disini!”
Pernahkah anda
mengalami situasi semacam ini? Kesalahan dan ketidaktaatan kita membuat
kita menjadi jauh dari Allah dan kita tersesat. Kita terlalu tidak
berdaya untuk memikirkan jalan keluar setiap masalah dan pergumulan
kita. Kita berjuang memutar otak sendirian hingga kita menemukan jalan
buntu dan kita menjadi sangat ketakutan (bahkan hingga tidak dapat
menangis). Yah… seperti orang Israel, kehidupan kita sebagai umat
pilihan tidak jauh berbeda. Kita sering menghina dan mengabaikan
kemuliaan Allah. Seringkali kita tidak berusaha menjaga kekudusan hidup
kita (padahal tubuh kita adalah bait Allah tempat Allah bertahta),
seringkali kita berkompromi terhadap dosa dengan dalih lingkungan yang
memaksa, seringkali kita meragukan Allah karena otak kita ‘terlalu
pandai’. Demikian juga bukankah seringkali hidup kita dipenuhi dengan
berhala-berhala dunia (segala hal yang lebih penting dari hidup kita
selain Allah), orang-orang tersayang, prestasi, hobby, harta, diri
sendiri dan tentu saja itu membuat kita meninggalkan Dia. Seringkali
hidup kita didominasi ketidak taatan - menyangkal kehadiran Roh Kudus,
menghindari panggilan, melawan kehendak-Nya, mencuri kemuliaan-Nya bagi
diri sendiri. Bukankah hal itu yang hampir setiap kali terjadi dalam
hidup kita? Kita orang-orang tegar tengkuk, tidak tahu berterima kasih,
dan kita penyembah berhala. Tetapi thx God, Allah menyatakan diri-Nya
sebagai Allah yang selalu hadir. Hadir ketika kita setia atau tidak
setia, Allah yang selalu mengasihi kita dimanapun kita dan dalam
keadaan apapun kita. Dia Allah yang peduli dan memperhatikan kita,
bahkan ketika kita tidak taat, tidak mempedulikan Dia dan bahkan
meninggalkan Dia. Dialah Allah yang selalu berhasil menemukan kita
dimanapun kita berada (karena Dia selalu mengikuti kita kemanapun kita
beranjak). Pemazmur mengungkapkan kesetiaan-Nya yang luar biasa
“Kemanakah aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu Tuhan… ketika aku mendaki ke
langit… bahkan sampai ke ujung laut, Engkau selalu ada.” Itulah Allah
kita, Jehova Shamma, Allah yang selalu ada. Allah yang tidak akan
pernah meninggalkan kita… bahkan Allah berjanji untuk memulihkan hidup
kita. Ketika kehidupan kita yang lama sudah dihancurkan, Allah berjanji
untuk memberikan hati yang baru dan perjanjian yang baru (Yehezkiel
36:26) melalui Yesus Kristus.
Seberapa berdosanya
diri kita saat ini dihadapan Allah, seberapa terpuruknya hidup kita
karena ketidak-taatan kita, seberapa kesepian dan terlukanya kita
akibat kita meninggalkan Dia, seberapa sibuk dan lelahnya kita karena
kekhawatiran dan pergumulan kita – ingatlah selalu Jehova Shamma. Dia
selalu hadir di manapun kita ada. Dia selalu disana untuk kita. Dia
selalu siaga untuk memberi perlindungan dan pertolongan bagi kita.
Berpalinglah… pandanglah pada-Nya yang dengan setia menanti untuk
memeluk dan membawa kita pulang. Karena Dia Jehova Shamma yang selalu
ada bagi kita. Amin
post by: andre
- andrea's blog
- Login to post comments
- 3230 reads