Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Peri Oritas
Hagai 1:1-12, 2:16-20
Orang Kristen (termasuk gue) biasanya suka latah kalau diminta untuk menyusun prioritas hidup. Latahnya biasanya sih bilang Tuhan itu prioritas utama, dan lalu kalau diminta untuk membuktikan hal tersebut biasanya kita akan kebingungan untuk menjawab. Kita mengatakan bahwa Tuhan adalah prioritas utama dalam hidup kita, tapi seringkali kita menemukan diri kita mengalami kesulitan untuk menempatkan Dia di atas keluarga kita, teman kita, pekerjaan kita, sekolah kita, pelayanan kita, bahkan diri kita sendiri.
Tingginya prioritas hidup ditunjukkan melalui bagaimana kita menggunakan waktu, uang, kekuatan, dan kemampuan kita untuk suatu hal. Bisa jadikita mengatakan bahwa Allah menjadi yang pertama, tetapi kemudian kita memindahkan posisi dia pada urutan yang lebih rendah dari semua jadwal kita. Kita lebih suka menghabiskan tenaga untuk berjalan di mall daripada mencari jiwa; kita lebih memilih waktu tidr yang diperpanjang daripada pergi ke gereja utuk melayani atau bahkan kebaktian, kita menghitung telalu teliti dalam hal persembahan; kita lebih pandai mengingat gossip daripada Firman Tuhan… how can God can be the first priority in our life??
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk kembali kepada prioritas yang benar. Hagai mengetahui apa yang penting yang harus dilakukan. Pada tahun 586 S.M., tentara Babel menghancurkan Bait Allah di Yerusalem – Rumah Allah [yang merupakan symbol dari kehadiran-Nya]. Tahun 538 S.M. King Cyrus memberikan ijin orang Israel boleh kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Allah [sampai sekarang gue masih terpesona ‘how can God’ bikin King Cyrus semurah hati ini]. Lalu mereka kembali ke Yerusalem dan mulai bekerja. Tetapi kemudian mereka lupa tujuan mereka kembali dan kehilangan prioritas mereka, sehingga Bait Allah tidak diselesaikan. Karena itu Tuhan meminta Hagai untuk berbicara dan memanggil mereka kembali kepada prioritas mereka yang utama. “Mengapa kamu tinggal dalam rumah-rumah yang mewah sewaktu rumah-Ku masih menjadi reruntuhan?” (1:4). Orang-orang Israel lebih berfokus pada kebutuhan mereka sendiri daripada melakukan kehendak Allah, dan akibatnya mereka menderita. Berkat Allah tidak dicurahkan sepenuhnya bagi mereka. Hagai memanggil mereka untuk bertindak: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.” (1:7-8).
Masalah orang Israel pada masa itu adalah kebingungan dalam menentukan dan membuktikan prioritas. Sama seperti mereka kita mengalami masalah tersebut. Kita bingung dalam mendahulukan kesempatan, keluarga, dan pekerjaan Allah. Boleh jadi pekerjaan, rumah, pacar, temen, dosa, keinginan, hobby, cita-cita, uang, kenyamanan, internet, sms, liburan mewah dan istirahat menempati posisi yang lebih tinggi dan lebih penting daripada Allah. Tapi seharusnya tidak demikian bukan… Mari kita sadari apa yang paling penting dalam hidup kita hari ini? Di posisi mana Allah dalam daftar prioritasmu? [saya harap Dia akan selalu ada di tempat pertama]. Karena itu mari… ambil hidupmu bangun kembali bait Allah… GBU…
post by: andre
- andrea's blog
- Login to post comments
- 3374 reads