Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDA Space Teens
Mengapa Susah Mengampuni?
Ditulis oleh: Lidya
Shalom Teens! Nama saya Lidya. Kali ini saya akan memaparkan sesuatu yang sebenarnya, bukan sebenarnya sih, tapi sering menjadi gejolak dalam hati dan pikiran kita. Berkaitan dengan hal mengampuni, aku punya pertanyaan pembuka nih sebelum kita masuk lebih dalam, Sulitkah mengampuni dan mengapa, kita para generasi muda merasa perlu memberi pengampunan?
Terkadang kita sulit mengampuni orang-orang yang memang benar-benar melukai hati dan perasaan kita, misalnya pacar yang berkhianat, sahabat kita sendiri, bahkan bisa jadi rekan kerja kita. Dalam hal mengampuni kita perlu ingat bahwa mengampuni adalah tindakan memaafkan orang yang bersalah. Dalam Alkitab, kata Yunani yang diterjemahkan ”mengampuni” berarti ”merelakan." Ini sama seperti orang yang tidak menuntut orang lain membayar utangnya. Ketika kita mengampuni berarti kita sudah tidak merasakan kekesalan apapun lagi pada orang tersebut.
Kali ini, saya mau sharing sedikit mengenai hal mengampuni. Saya pernah memiliki masalah dalam hubungan, hal ini berkaitan dengan kepercayaan dan kesetiaan. Berbeda pendapat sebenarnya merupakan hal yang biasa dalam hubungan, tetapi jika hal lain seperti pengkhianatan, bagaimana respon teman-teman? Apalagi hal itu terjadi bukan hanya sekali. Sempat saya berpegang pada prinsip bahwa diam dan asing lebih baik. 1001 kebaikan memang akan cepat dilupakan hanya dengan melakukan 1 kesalahan. Seperti itulah pandangan saya terhadap orang lain, sampai akhirnya hubungan kami berakhir dengan tidak baik, karena tidak ada penyelesaian yang baik juga. Waktu berlalu, lama-kelamaan saya merasa terbeban, meskipun sebenarnya yang melakukan kesalahan bukan saya. Di satu sisi, ada perasaan berat dan mengganjal, saya sempat sharing ke orang tua saya dan jawaban mereka adalah MENGAMPUNI. Jujur saja saat itu saya bosan dan malas mendengar kata itu keluar dari mulut mereka. Saya kemudian sharing masalah yang sama untuk sahabat-sahabat dekat saya, takjubnya adalah, respon yang di dapatkan juga sama, lalu kemudian salah satu sahabat menyarankan untuk berdoa dan membaca firman Tuhan yang terambil dari Matius 6:14-15 (AYT). Ayat 14 berkata: "Karena jika kamu mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain, Bapa surgawimu juga akan mengampunimu." Dilanjutkan ayat 15: "Akan tetapi, jika kamu tidak mengampuni kesalahan-kesalahan orang lain, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
Ketika membaca firman tersebut saya seperti merasa di tampar. Menangis? tidak juga, hanya saja hati saya teriris malam itu. Singkat cerita, setelah malam berlalu, saya berusaha mencari jalan keluar. Saya mencoba menghubungi kembali dan membuat janji untuk bertemu. Saya tidak tahan sebenarnya hidup dalam kondisi dimana segala sesuatu yang saya mulai dengan baik, berakhir dengan penyelesaian yang menggantung. Dalam pertemuan itu saya ikhlas mengampuni, namun di sisi lain saya tidak bisa lagi melanjutkan karena saya percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik untuk dia dan saya.
Mengampuni itu butuh tahap teens, apalagi kita sebagai generasi muda, pemahaman akan mengampuni masih perlu ditanamkan dalam diri masing-masing kita, itulah kenapa saya paparkan sebelumnya kenapa para generasi muda perlu mengampuni sesama? Ingat guys, Efesus 4:32 (AYT) berkata "Bersikaplah ramah satu dengan yang lain, milikilah hati yang lembut, dan saling mengampuni, sebagaimana Allah dalam Kristus juga mengampuni kamu." SEBAGAIMANA ALLAH DALAM KRISTUS JUGA MENGAMPUNI KAMU, menunjukan bahwa begitu besar kasih Allah kepada kita, sehingga Dia dalam Yesus Kristus sudah lebih dulu mengampuni kita. Maka dari itu kita diingatkan untuk mengampuni sesama.
Apa saja tahap-tahap dalam mengampuni? Ditulis dalam Tegur Sapa Gembala Keluarga atau TELAGA, Pendeta. Vivian Andriani Soesilo sebagai narasumber menyebutkan bahwa ada beberapa tahap dalam hal mengampuni:
- Ia harus tahu bahwa apa yang mengganggu adalah suatu masalah dan harus diselesaikan.
- Dia bisa mengidentifikasikan semua perasaannya dan mengeluarkan semuanya.
- Membuat satu batasan agar tidak lagi diperlakukan seperti ini.
- Setelah itu mengampuni dengan kasih Tuhan Yesus.
Lalu kenapa kok susah sekali saya mengampuni? KETAHUILAH, bahwa seringkali ketika kita sulit mengampuni, itu dikarenakan rasa egois, keras kepala, sikap tidak mau mengalah, dan individualisme yang tinggi, yang mana itu menutup kasih yang ada dalam hati kita. Hal itu yang membuat kita sering sulit mengampuni orang lain. Hal-hal seperti itu saja sudah sulit, apalagi jika dalam hal mengampuni kita tidak mewartakan Tuhan untuk memberi hikmat bagi kita, KASIH AKAN HILANG! Pendeta. Vivian juga memaparkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan orang sulit untuk mengampuni:
- Telah dilukai hingga cacat.
- Masa kecilnya sulit untuk memaafkan orang lain, jadi terbawa hingga dewasa.
- Mulai dari kecil perkembangan kejiwaannya belum menyeluruh, belum berkembang dengan baik sehingga dia belum bisa mempercayai orang dan ini membuat dia sulit untuk mengampuni orang lain.
Teens, ketika kita mengampuni, lakukan itu dengan ikhlas dan kesungguhan hati, karena kebanyakan generasi muda biasanya berkata begini 'Sudah dimaafkan kok,' lalu kemudian keesokaan harinya ketika bertemu, memalingkan wajah seakan tidak mengenal, saya katakan JANGAN! Maka dari itu teman-teman perlu belajar, belajar pengenalan akan kasih Kristus, berdoa minta kekuatan, keikhlasan, dan berdoa bagi mereka yang menganiaya atau menyakiti kita. PERCAYALAH! Tuhan akan memberi teman-teman kekuatan untuk menjalaninya. Karena mengampuni tidak berarti melupakan, ubalah cara pandang terhadap diri kita dan orang lain. TUHAN YESUS MEMBERKATI!
Other source that helps me:
- admin's blog
- Login to post comments
- 12294 reads