Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Siapa Yang Berkuasa?
Sebuah pertanyaan yang sering kita tanyakan ketika kita masuk ke suatu tempat baru. Siapa yang berkuasa di sini? Siapa bos-nya? Siapa yang menentukan ini dan itu? Siapa yang harus dimintain ijin untuk melakukan ini dan itu? Dan sebagainya. Sebenarnya wajar saja jika saya bertanya kepada diri saya sendiri, Siapa yang berkuasa atas hidup saya? Banyak kisah yang sudah saya dengar untuk masalah satu ini. Ada orang yang menganggap orang lainlah yang berkuasa atas hidupnya. Buktinya, nasib dirinya ditentukan oleh orang lain. Ada orang yang menganggap bahwa Iblis mengusai diri orang yang kerasukan. Ada yang menganggap kita sendirilah yang berkuasa. Sebuah teori kepemimpinan menyatakan,”90% diri kita ditentukan oleh sikap diri kita dan sisanya ditentukan oleh orang lain.” Sedangkan sikap diri kita, kita sendirilah yang menentukan. Tetapi pada kenyataannya saya sering menemukan diri saya sedang terkapar karena suatu permasalahan. Sejujurnya, banyak hal yang tidak mampu saya kendalikan. Benarkah diri saya sendiri sebagai penguasanya? Di dalam Markus 5:2 dinyatakan,”Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.” Saya yakin, menemui Yesus adalah inisiatif dari orang tersebut bukan dari Roh Jahat. Ini menandakan, walaupun roh jahat menguasai dirinya, ia masih menjadi penguasa sesungguhnya. Walaupun dosa mengikat seseorang, seakan-akan tidak bisa lepas, sesungguhnya tetap diri kitalah yang berkuasa. Tetapi pada kenyataannya saya bukanlah penguasa yang baik. Sama seperti orang yang kerasukan roh jahat, demikian juga saya sering menemukan diri saya ada di kuburan-suatu keadaan kekalahan. Suatu contoh yang baik diayat berikutnya (6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya. Itulah yang harus saya lakukan untuk kembali menjadi penguasa atas diri saya sendiri. Menyerahkan kekuasaan tersebut kepada Yesus dengan cara menyembah Dia. Maka kita menjadi benar-benar penguasa diri kita. Walaupun seseorang sudah gila, atau kerasukan roh jahat, dia tetap sebagai penguasa dirinya sendiri sehingga mau menggerakkan dirinya menuju Kristus dan berserah kepadaNya. Kalau orang yang kerasukan aja bisa apalagi saya? Semoga menjadi berkat
Small thing,deep impact
- Sri Libe Suryapusoro's blog
- 3828 reads