Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Semak Duri yg Menyala
Pernahkah teman-teman melihat ada semak duri yang menyala tetapi yang herannya semak duri itu tidak dimakan api. Sesuatu yang luar biasa terjadi di luar akal pikiran manusia tapi itu memang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Dan itu sempat dilihat oleh seseorang yang bernama Musa. Saat Musa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, dan sekali sampailah ia di gunung Allah yakni gunung Horeb. Dan dari jauh Musa melihat ada sesuatu yang menyala-nyala, dia melihat ada semak duri yang menyala oleh api tapi kenapa tidak terbakar, kenapa tidak dimakan api. Musa merasa heran lalu mencoba mendekatinya. Apakah teman-teman juga merasa heran ? Kalau merasa heran silahkan luangkan sedikit waktu untuk membaca tulisan ini...
Teman-teman yang kekasih dalam Kristus, semak duri yang menyala tetapi tidak terbakar oleh api, ini tentu ada arti rohaninya.
Keluaran 3 : 2 “ Lalu Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. “
Semak duri ini menunjuk pada satu kehidupan yang tampaknya ada urapan Roh Kudus, yang tampaknya menyala-nyala tapi sebenarnya tidak terbakar oleh api.
Kidung Agung 2 : 2 “ Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis. “
Yang dimaksud dengan duri-duri ini adalah gadis-gadis, yg dalam arti rohaninya menunjuk pada gereja Tuhan. Sebab kalau kitab Kidung Agung menulis tentang perempuan, maka gadis-gadis ini menunjuk pada gereja Tuhan. Tetapi duri atau semak duri ini jangan sampai hanya kelihatannya yang terbakar tetapi sebenarnya tidak terbakar oleh api. Gereja yang nampaknya ada urapan Roh Kudus tetapi sebenarnya tidak terbakar oleh api Roh Kudus maka itu sangatlah disayangkan, bahkan dalam kitab Pengkhotbah 7 : 6 dikatakan nantinya kuasa urapan Roh Kudus itu tujuannya hanya untuk kebutuhan-kebutuhan jasmaniah saja.
Pengkhotbah 7 : 6 “Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. “
Kuali, ini berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan perut sebab kuali ini dipakai untuk memasak dan itu menunjuk pada soal kebutuhan, soal makanan, soal kebutuhan perut. Itu sebabnya, jangan sampai kita selalu memohon kuasa Roh Kudus tetapi bukan untuk mengerjakan penyucian melainkan untuk mengerjakan berkat dan berkat, sebab itu bagaikan bunyi duri yang terbakar di bawah kuali.
SAAT RAHEL MELAHIRKAN YUSUF
Kejadian 30 : 23 “Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia : “ Allah telah menghapuskan aibku. “
Rahel melahirkan Yusuf, ini artinya gereja sudah berada dalam suasana menuju kesempurnaan sebab arti daripada Yusuf adalah Allah telah menghapuskan aibku, Allah telah menghapuskan cacat celaku. Rahel adalah gambar dari gereja yang amat dikasihi oleh Roh Kudus. Lalu apa yang terjadi dalam suasana yang demikian ? Dalam suasana gereja yang menuju pada kesempurnaan ? Suasana Rahel melahirkan Yusuf ?
Ayat 25 “ Setelah Rahel melahirkan Yusuf, berkatalah Yakub kepada Laban: “Izinkanlah aku pergi, supaya aku pulang ke tempat kelahiranku dan ke negeriku, “
Kalau gereja Tuhan sudah berada dalam suasana kesempurnaan, itu berarti zaman kemurahan sudah akan berakhir, zaman Roh Kudus sudah akan berakhir, akhir zaman akan segera berlalu. Lalu apa yang akan terjadi ?
Ayat 26 “ Berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, yang menjadi upahku selama aku berkerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau tahu, betapa keras aku bekerja padamu. “
Yakub ingin segera pulang. Kalau Yakub adalah gambar dari Roh Kudus ingin pulang, itu berarti zaman Roh Kudus akan segera berakhir. Dan Roh Kudus rindu mendapatkan gerejaNya sudah siap sebagai Mempelai PerempuanNya, ini bagaikan Yakub berkata berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku…..!”
Di zaman akhir ini memang Roh Kudus bekerja secara double porsi untuk membentuk gerejaNya menjadi sidang Mempelai PerempuanNya dan ini memang merupakan sasarannya, tapi Laban berpikir lain.
Ayat 27 “ Tetapi Laban berkata kepadanya :”Sekiranya aku mendapat kasihmu ! Telah nyata kepadaku, bahwa Tuhan memberkati aku karena engkau. “
Laban mengakui dia diberkati lewat kehidupan Yakub, ini berarti gereja diberkati lewat urapan Roh Kudus, tapi jangan sampai sasarannya terus-menerus ingin diberkati seperti Laban, ingin memperbanyak kambing dombanya lewat Yakub yang bekerja keras padanya, sehingga ternak daripada Laban menjadi banyak. Ini bagaikan berada di dalam kesia-siaan, sepertinya kuasa urapan Roh Kudus yang kita butuhkan itu hanya untuk kebutuhan-kebutuhan perut saja, kebutuhan-kebutuhan lahiriah dan inilah yang dipikirkan oleh Laban. Laban menjadi orang kaya, sebab yang dipikirkan oleh Laban hanyalah memperbanyak ternak lewat Yakub.
Jangan sampai gereja Tuhan mengesampingkan peranan Roh Kudus untuk mengerjakan penyucian dalam gereja Tuhan, untuk membawa gereja pada kesempurnaan sebab ini merupakan sasaran yang penting. Jangan kita berpikir Roh Kudus bekerja, bekerja dan terus bekerja untuk kepentingan-kepentingan kita di bumi ini saja yang erat kaitannya dengan soal lahiriah, soal jasmaniah, soal kebutuhan perut, padahal Yakub ini sudah mau pulang setelah Yusuf lahir. Itu sebabnya :
IZINKANLAH KEHIDUPAN KITA UNTUK DIPIMPIN & DIGEMBALAKAN OLEH ROH KUDUS.
Pengajaran kesempurnaan ini disampaikan kepada kita dengan satu tujuan : supaya kita bisa mengetahui bahwa akhir zaman sudah tiba. Dan sebentar lagi zaman Roh Kudus akan segera berakhir sebab Yakub akan segera pulang bersama dengan isteri-isterinya. Itu sebabnya, izinkanlah kehidupan kita untuk digembalakan oleh Tuhan, izinkanlah kehidupan kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Bukan hanya kita memohon Roh Kudus untuk selalu memberkati kita, bukan hanya kita memohon pada Roh Kudus untuk memberkati hal-hal jasmaniah kita saja. Memang benar Roh Kudus bisa memberkati kita tapi sebenarnya ada hal yang lebih utama lagi.
KALAU KITA INGIN MENJADI MEMPELAI PEREMPUAN TUHAN MAKA SEDIAKAN DIRI KITA UNTUK DIGEMBALAKAN ROH KUDUS, SEBAB UNTUK MENDAPAT ISTERI YAKUB MENJADI GEMBALA
Hosea 12 : 13 “ Yakub melarikan diri ke tanah Aram, dan Israel memperhambakan diri untuk mendapat isteri, ya, untuk mendapat isteri ia menjadi gembala. “
Mari, izinkanlah kehidupan kita untuk digembalakan oleh Roh Kudus, untuk memimpin kehidupan kita masuk dalam gereja yang sempurna. Sediakan diri kita untuk dipimpin dan digembalakan oleh Roh Kudus, sebab untuk mendapatkan isteri Yakub menjadi gembala. Peranan Roh Kudus di dalam gerejaNya adalah menggembalakan, menuntun dan memimpin hidup kita.
Kalau kita tidak digembalakan, akibatnya akan menjadi tempat kediaman serigala. Itu sebabnya berada dalam jalur penggembalaan merupakan suatu jalur yang tepat ! Kalau saudara tidak izinkan kehidupan saudara untuk dipimpin dan digembalakan oleh Yakub yang sebentar lagi akan pulang yang artinya : zaman Roh Kudus akan segera berakhir dan gereja yang sempurna akan segera terbentuk tapi kalau kita tidak mau digembalakan, apa yang akan terjadi ?
Yesaya 34 : 13 “ Duri-duri akan tumbuh di puri-purinya, rumput dan puteri malu di tempat-tempatnya yang berkubu, sehingga menjadi tempat kediaman serigala. “
Duri-duri, itulah gadis-gadis, gambar dari gereja Tuhan. Dikatakan akan menjadi tempat kediaman serigala. Inilah kehidupan yang tidak mau digembalakan oleh Roh Kudus, kehidupan yang tidak mau dibentuk sehingga kehidupan itu akan menjadi tempat kediaman serigala, akibatnya kehidupan itu akan mudah terpengaruh oleh nubuatan-nubuatan palsu, sebab yang dimaksud dengan serigala adalah nubuatan-nubuatan palsu. Itu sebabnya kita harus ada penggembalaan, sebab serigala itu selalu mau mencari domba yang sesat, domba yang tidak mau digembalakan itu akan menjadi incaran daripada serigala.
Matius 7 : 15 “ Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. “
Nabi-nabi palsu itu bagaikan serigala yang buas. Itu sebabnya mari, berikanlah kehidupan kita untuk digembalakan oleh Tuhan supaya kita tidak menjadi mangsa dari serigala yang buas.
KEKURANGAN & CACAT CELA DARI KEHIDUPAN YANG BAGAIKAN DURI
1. Menyia-nyiakan masa kelimpahan Firman.
Amsal 15 : 19 “ Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata. “
Yang dimaksud dengan pagar duri adalah si pemalas. Jalan si pemalas seperti pagar duri, ini menunjukkan pada kehidupan yang tidak mau memanfaatkan kesempatan untuk mencari Firman. Pemalas disebutkan dalam Amsal 6 : 6-11 menyia-nyiakan kesempatan yang masih ada. Waktu panen dan masa kelimpahan itu disia-siakan dengan begitu saja. Jadi sikap si pemalas itu menyia-nyiakan kelimpahan Firman. Itu sebabnya mari, manfaatkan kesempatan yang masih ada untuk kita selalu mencari Firman, mumpung kesempatan untuk mencari Firman itu masih diberikan. Kalau kita mengetahui bahwa Firman Tuhan merupakan satu kebutuhan, maka kita akan mengejarnya.
2. Kehidupan yang ingin kedudukan.
Hakim-Hakim 9 : 15 “ Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu; jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tapi jika tidak, biarkan api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang digunung Libanon. “
Ini berbicara soal kehidupan yang ingin kedudukan, bagaikan semak duri yang begitu ingin dihormati, yang begitu ingin diangkat menjadi raja padahal banyak yang sudah menolak, pohon ara sudah menolak, pohon anggur juga sudah menolak tapi semak duri ini justru maju dan berkata saya siap, saya bersedia untuk menjadi raja atas kamu. Seharusnya kita bisa seperti pohon ara dan pohon anggur yang bisa mensyukuri akan apa yang sudah ada pada kita sehingga dengan demikian kita tidak akan terpengaruh oleh tawaran-tawaran yang disodorkan sekalipun tawaran dengan kedudukan yang tinggi, tawaran untuk menjadi raja dlsbnya ( ayat 11-13 ).
3. Sekalipun kelihatannya digembalakan tetapi sebenarnya tidak.
Yesaya 7 : 25 dalam TL “ Dan segala gunung, tempat dahulu orang membelakan tanahnya dengan cangkul, tiada orang akan ke sana lagi dari takut akan duri dan onak, melainkan ia itu tempat akan dihalau lembu ke sana dan akan dipijak-pijak oleh kambing domba. “
Yesaya 7 : 25b dalam TB “ di situ hanya lembu dan domba akan berkeliaran. “
Ini suasana daripada duri. Di situ ada kehidupan-kehidupan yang bagaikan lembu, yang menunjuk pada orang-orang yang melayani atau pelayan-pelayan. Dan juga ada domba, ini menunjuk pada sidang jemaat tapi berada dalam suasana berkeliaran, gambar dari kehidupan yang tidak digembalakan. Dan bagi kehidupan yang tidak digembalakan oleh Tuhan maka akan makin banyak kekurangan di dalam hidupnya. Disebutkan berkeliaran atau menurut maunya sendiri, dan ini merupakan duri. Tuhan tidak mau kehidupan kita tidak digembalakan, itu sebabnya Tuhan memberikan satu jalan keluar kepada kita, sejelek apapun kehidupan kita, sekalipun duri itu masih melekat, Tuhan mau berhadirat asalkan kita mau disucikan.
SEJELEK APAPUN KEHIDUPAN KITA, TUHAN MAU BERHADIRAT ASALKAN KITA MAU DISUCIKAN.
Keluaran 3 : 4 “ Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya : “ Musa, Musa ! “
Dan ia menjawab : “ Ya Allah. “
Allah berhadirat di tengah-tengah semak duri. Tuhan berbicara melalui semak duri, mengapa ? Bukankah semak duri itu begitu banyak kelemahan bahkan tidak ada satupun yang baik yang ada pada kehidupan duri ?
Ulangan 33 : 16b “ dengan perkenanan Dia yang diam dalam semak duri. “
Pada kehidupan yang sedemikian jeleknya, tidak ada satu segipun yang baik dalam kehidupan duri tapi mengapa Tuhan mau mencari dan menempatkan hadiratNya pada kehidupan duri ? Itu sebabnya janganlah berkecil hati sekalipun kita termasuk kategori duri dengan segala kelemahan kita, sebab Tuhan akan menempatkan kita menjadi semak duri yang menjadi sasaran hadiratNya.
TUHAN MAMPU MENGATASI KEKURANGAN KITA, ASALKAN SEMAK DURI ITU TUMBUHNYA DI ATAS GUNUNG HOREB, ASALKAN KEHIDUPAN ITU MAU DISUCIKAN !
Keluaran 3 : 5 “ Lalu IA berfirman : “ Janganlah datang dekat-dekat : tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu adalah tanah yang kudus. “
Semak duri ini tumbuhnya di gunung Horeb, gunung kesucian Allah. Suasana Horeb adalah suasana penyucian; lewat kehidupan kita yang ingin selalu disucikan oleh Tuhan, maka dari sanalah kita bisa diubahkan sekalipun kita masih banyak duri, masih banyak cacat cela tapi lewat semak duri yang tempatnya di gunung Horeb, yang ingin disucikan selalu maka Tuhan bisa mengubah segala cacat cela kita menjadi kehidupan yang sempurna. Jadi sekalipun kehidupan kita banyak kekurangan dan cacat cela tapi satu hal: kalau saudara ingin kehidupan saudara disucikan oleh Tuhan, saudara ingin beribadah pada Tuhan dengan satu sasaran ingin berada dalam suasana gunung kesucian Allah maka apapun cacat cela kita, Tuhan mampu mengatasinya, amen ? Duri apapun yang ada dalam kehidupan kita pribadi, baik dalam rumah tangga, dalam pekerjaan sekalipun, Tuhan mampu mengatasinya.
BAHKAN PEKERJAAN KITA JUGA DIPERHATIKAN TUHAN ASALKAN KITA MAU DISUCIKAN !
Soal pekerjaan itu juga diperhatikan Tuhan, sebab sebelum Musa mengarah ke gunung Horeb, pekerjaannya cuma menggembalakan kambing domba yang tidak begitu besar jumlahnya dan juga bukan miliknya sendiri, dia cuma menggembalakan kambing domba milik mertunya Zitro, tetapi ketika dia mengarahkan semuanya itu ke gunung Horeb, ketika dia mengarahkan hidupnya ke gunung Horeb, ketika dia mengarahkan pekerjaannya ke gunung Horeb, maka Tuhan mulai memberkati dia.
Itu sebabnya teman-teman, mari arahkanlah pekerjaan kita, rumah tangga kita, ibadah dan pelayanan kita ke gunung Horeb untuk selalu disucikan maka kehidupan kita akan diberkati Tuhan, amen ? Sekalipun ada duri tapi Tuhan akan mengatasinya, Tuhan akan menghapuskan aib dan cacat cela serta kekurangan kita, asalkan kita memberi diri kita untuk selalu berdomisili dan tumbuh pada suasana Horeb.
God bless all.
- Joseph Wise Poriman's blog
- 7589 reads