Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sekilas dari Keabadian (21)
Kesaksian Ian McCormack
Oleh: John Adisubrata
SINAR PENGANGKATAN
“Sekalipun mereka menembus sampai ke dunia orang mati, tangan-Ku akan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka naik ke langit, Aku akan menurunkan mereka dari sana.” (Amos 9:2)
Baru saja saya berhenti mengutarakan kehancuran isi hati saya kepada-Nya, tiba-tiba di tengah-tengah kekelaman yang menguasai tempat amat gelap itu, tampillah dari jauh sekali di atasnya setitik sinar putih yang amat murni. Sinar tajam terang-benderang itu meluncur turun menembusi kegelapan tersebut dengan amat pesat, datang menuju ke daerah di mana saya berada. (1)
Kemurnian sorotannya mirip sekali dengan ketajaman sebuah sinar laser putih, hanya jauh lebih dahsyat lagi. Tidak pernah sebelumnya saya menyaksikan sinar yang setajam itu.
Bermuara entah dari mana, sinar luar biasa tersebut meluncur turun menghampiri diri saya. Semakin mendekat sorotannya tampak menjadi semakin mengembang, … membentuk sebuah lingkaran bundar yang menaungi, mengelilingi dan membungkus seluruh ‘tubuh’ saya.
Akhirnya sinar tersebut memisahkan diri saya secara total dari kekelaman kekal menakutkan yang menguasai tempat itu!
Ketika wajah saya tersentuh olehnya, saya merasakan suatu kuasa yang amat menakjubkan mengalir dan menyelubungi roh saya. Kuasa ajaib itu mengangkat diri saya laksana sebutir debu yang sudah kehilangan daya tarik bumi. Saya melayang ke atas dengan pesat, tetap di dalam perlindungan lingkaran sinar yang amat terang tersebut. (2)
Sambil terus menatap ke atas saya berusaha untuk mempelajari sumbernya. Dengan jarak yang tampak masih jauh sekali, di antara berkas-berkas cahaya yang terpancar berkilau-kilauan, saya menyadari adanya sebuah terowongan sinar bundar yang amat panjang.
Bagaikan seekor ngengat yang terpesona oleh sinar terang sebuah bola lampu, sehingga tanpa merasa takut akan akibatnya terbang mendekatinya, saya juga merasakan suatu sedotan ajaib yang terus-menerus menarik diri saya untuk melayang datang menghampiri ‘mulut’ lorong yang berkilau-kilauan terang menakjubkan tersebut.
“Apakah ini sungguh terjadi?” Terheran-heran saya berusaha untuk memahaminya.
Keinginan untuk memastikan, bahwa saya tidak hanya bermimpi saja, melainkan benar-benar sudah diangkat olehnya keluar dari tempat gelap itu, menyebabkan saya memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.
Jauh di bawah saya melihat kekelaman tempat yang nyata sekali sedang saya tinggalkan. Saya menyadari, bahwa ‘tubuh’ saya, yang seolah-olah terbungkus rapat oleh cahaya murni tersebut, sedang melayang menjauhinya dengan kecepatan yang amat pesat.
Oleh karena merasa kuatir, bahwa saya akan ‘jatuh’ kembali ke tempat itu, saya segera memalingkan muka ke atas lagi. Bebas dari hukum gravitasi dunia, saya merasa diri saya terus disedot ke atas oleh suatu tenaga penuh kuasa yang bermuara dari dalam pusar sebuah cahaya terang berkilau-kilauan yang masih berjarak jauh sekali di depan saya.
Setelah melayang beberapa saat lamanya, saya menyadari, bahwa saya sudah mulai memasuki mulut sebuah terowongan bundar yang terbuka dengan lebar. Jauh sekali di ujung sebelah luar lorong terbuka yang bersinar terang-benderang itu, saya melihat sebuah sumber cahaya dahsyat yang berkilau-kilauan indah tak terlukiskan.
Dari dalamnya saya menyaksikan berkas-berkas sinar terang yang tebal dan padat tersembur keluar melayang-layang menyongsong diri saya bagaikan gelombang-gelombang air laut yang sedang bergulung-gulung datang menghampiri batu-batu karang terjal yang ada di tepi pantai untuk membasahi permukaannya.
Ketika disentuh oleh berkas-berkas cahaya tersebut, saya merasa seolah-olah ada suatu cairan lembut yang melumuri seluruh ‘tubuh’ saya dari ujung rambut di kepala sampai ke telapak-telapak kaki saya, suatu perasaan yang sukar sekali untuk dilukiskan dengan kata-kata. Cairan itu men-‘transfer’-kan ke dalam diri saya suatu rasa hangat yang amat menyejukkan!
Hati saya merasa tenteram sekali! Seakan-akan sumber cahaya tersebut ingin menyatakan secara pribadi kepada saya, bahwa Ia menyambut kehadiran saya di sana dengan hangat, di mana Ia memeluk diri saya erat-erat. Rasa curiga akan fenomena yang sedang saya alami itu mulai menghilang!
“Berkas-berkas cahaya ini amat terang, … jauh lebih tajam dari pada sinar-sinar laser. Tampak nyata, tebal dan dahsyat sekali! Sinar ini bukan hanya terlihat secara kasat-mata saja, tetapi juga mengandung suatu ‘emosi’ yang amat mengherankan, … yang bisa kurasakan. Apakah berkas-berkas sinar inilah yang dimaksud dengan sinar kehidupan?” Saya bertanya-tanya sendiri.
Untuk kedua kalinya, penuh keheranan saya menyaksikan gumpalan-gumpalan gelombang berkas-berkas cahaya terang-benderang yang sama, terpancar keluar dari dalam sumber cahaya tersebut melayang bergulung-gulung datang menghampiri diri saya.
Sekali lagi saya merasakan suatu cairan lembut yang serupa melumuri seluruh ‘tubuh’ saya dengan ajaib sekali, mengendapkan rasa hangat yang seketika itu juga membuat hati saya dipenuhi oleh kedamaian yang amat menakjubkan! (3)
“Oh …,” saya mengeluh penuh perasaan tidak layak: “Sepanjang hidupku aku berusaha menemukannya di dunia, tetapi yang kudapatkan hanya kedamaian semu belaka, yang tidak bisa menjamin kesejahteraan hidupku! Tetapi … perasaan yang kualami saat ini sungguh berbeda. Siapakah ‘Dia’, … yang sudah mampu memberikan kepadaku kedamaian yang sejati seperti ini?”
(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini)
SEKILAS DARI KEABADIAN (22)
Kesaksian Ian McCormack
PUSAT SEGENAP ALAM SEMESTA
- John Adisubrata's blog
- 4260 reads
saya rasa yang benar adalah
You're Right! Thank You
Anda benar sekali, yang saya maksudkan adalah 'gravitasi' atau 'gravity', bukan ... 'grafiti'.
Saja merubahnya menjadikan ejaan bahasa Indonesia tanpa memeriksanya di dalam kamus terlebih dahulu, sehingga artinya berbeda sekali.
Terima kasih atas pemberitahuannya. God bless you always.
Syalom,
John Adisubrata
ps: Baru saja saya edit. Thanks sekali lagi!