Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sekali lagi tentang bahasa roh!
1.Bahasa roh di Kisah Para Rasul berbeda dengan bahasa roh di I Korintus.
Bahasa roh di Kisah Para Rasul merupakan mujizat bahasa yang terjadi satu kali di satu tempat. Sebagai mujizat bahasa roh ini berfungsi meneguhkan Injil yang diberitakan oleh para rasul.
Sedangkan bahasa roh di Korintus merupakan fenomena yang biasa terjadi pada hampir di semua agama, dan Tuhan berkenan menggunakan fenomena ini untuk melengkapi pelayanan di gereja-Nya. Dengan lengkapnya kanon kitab suci, peranan bahasa roh sudah semakin berkurang dan bahkan mungkin tidak perlu digunakan lagi.
2.Setiap hahasa roh belum tentu berasal dari Roh Kudus.
Jangan gegabah meyakini bahwa kalau kita minta bahasa roh, dan bila kita benar-benar berbahasa roh, maka bahasa roh itu berasal dari Tuhan. Sekali lagi, fenomena bahasa roh ini bukan hanya ada di kekristenan saja, tetapi juga ada di hampir semua agama. Walaupun kita sudah minta dalam nama Tuhan Yesus, nggak ada jaminan bahwa Iblis terhalangi untuk memberikan bahasa roh yang palsu. Kalau Iblis bisa berada di Firdaus dan di hadapan Allah, masak ia nggak bisa bebas di gereja?
Jangan juga mengira bahwa perasaan damai, tenang, seperti di surga dan sejenisnya itu pasti buah Roh Kudus akibat berbahasa roh. Para ahli psikologi sudah mengadakan penelitian bahwa orang yang berbahasa roh (entah itu orang Kristen atau bukan) akan mengalami perasaan yang sama, yaitu seperti “trance” atau sama dengan orang yang pesta shabu-shabu, melayang-melayang ....... Juga ditemukan bahwa orang yang paling mudah berbahasa roh adalah orang yang dalam keadaan stress dan mencari sesuatu untuk melepaskan beban beratnya. Ya, persis, Bahasa roh perananannya sama seperti candu, sarana pelampiasan stress dan menikmati “kebebasan” semu.
Itulah sebabnya, biasanya sebelum “upacara” pengucapan bahasa roh dimulai, jemaat diajak untuk menyanyi jingkrak-jingkrak sampai lelah, dan ketika sudah capai song leader / pengkhotbah minta agar jemaat mengosongkan pikirannya dan siap untuk menerima “roh”, dan pada saat pikirannya kosong itulah bahasa roh mulai bermunculan.....tanpa dapat dikendalikan, saling berlomba....
Padahal Rasul Paulus sudah melarang pengucapan bahasa roh yang tidak disertai penafsirannya di di depan umum. Kalau bahasa roh itu memang dari Roh Kudus, masak sih Roh Kudus berani berlawanan dengan firman yang diilhamkan Sendiri?
3. Sebagian orang yang berbahasa roh punya kecendurungan untuk bersikap anti sosial dan anti logika.
Maaf, saya dapat menyimpulkan demikian karena semua teman saya yang berbahasa roh memang demikian, nggak beda dengan orang-orang di Korintus pada waktu itu.
Saya ada dua kasus:
a.Di suatu daerah ada persekutuan dari gereja A, sering mengadakan acara doa pada jam 12 malam. Ya kalau doa biasa sih nggak apa-apa dan bagus, tapi ini.... ya ampun.. sudah jam 12 malam mereka berteriak-teriak dan berbahasa yang aneh – aneh... ya terang saja mereka dilempari dan diusir oleh warga di sekitarnya.
Melihat hal ini saya jadi ragu kalau penghancuran gereja dan penganiayaan yang terjadi di gereja karena semata-mata Nama Tuhan Yesus. Mengapa? Karena banyak gereja yang ditutup dan dilempari oleh warga non-Kristen karena memang sikap jemaatnya yang anti sosial, dan tidak punya kepeduliaan terhadap lingkungan sekitar.
Buktinya, sudah 8 tahun ini saya mengadakan kebaktian di rumah salah satu warga dimana kepala keluarganya muslim. Kamipun telah mendapatkan jaminan keamanan dari semua RT, Kadus, LPMD yang ada di wilayah kami. Kalau mereka kami undang untuk natalan, pasti datang dan memberi bantuan, padahal di satu kecamatan kami yang beragama Kristen hanya 30 orang.
b.Pada saat gempa bumi Mei 2006 ada seorang yang dikenal sebagai pelayan dunia roh (dan tentu saja fasih berbahasa roh) begitu yakin akan nubuat dari sohibnya bahwa akan ada stunami yang dahsyat sampai daerahnya (padahal jarak dari pantai masih 20 Km dan dengan ketinggian permukaan tanah puluhan meter dari permukaan laut). Maka setelah gempa berhenti, bukanya menolong orangtuanya yang tertimpa tembok, dan tetangga-tetangganya yang membongkar batu-bata untuk mencari sanak saudaranya yang tertimbun, eh ia dan keluargannya malah ngungsi ditempat yang aman dengan membawa jemaatnya yang juga sama-sama meninggalkan anggota keluarganya yang tergeletak tak berdaya ... edan! ... inikah orang yang dipenuhi Roh Kudus?
Kalau orang-orang seperti ini ndak percaya nubuatan palsu dari nabi palsu .... pasti banyak jiwa akan tertolong ... dan udah pasti nama Tuhan akan dimuliakan ...
Makanya, Rasul Paulus menyindir orang-orang yang keranjingan “dunia roh” ini untuk menggunakan otak / akal budinya, karena itu juga pemberian Tuhan! (I Kor 14:15)
4.Berdoa dalam bahasa roh berarti Roh Kudus yang berdoa?
Ini salah kaprah dan sayangnya banyak yang percaya ini, termasuk sdr mujizat!
1 Korintus 14:14
Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.
Ketika Paulus berdoa dengan bahasa roh, siapa yang berdoa? Roh Kudus? Jelas tidak! Tetapi roh Rasul Paulus-lah yang berdoa. Nah, karena Rasul Paulus tahu bahwa “dunia roh” itu nyrimpet-nyrimpet bahaya dan Iblis suka main disana (ini tafsiran gue aja lho) maka Rasul Paulus JUGA MENGGUNAKAN AKAL BUDInya.
1 Korintus 14:15
Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
Kalau memang doa dengan bahasa roh itu berarti Roh Kudus yang berdoa untuk Rasul Paulus, mengapa ia juga berdoa dengan akal budinya? Apakah doa Roh Kudus kurang manjur gitu?
Lebih detail tentang bahasa roh:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_roh
- kristenberea's blog
- 5877 reads
bahasa roh
Sharing bahasa roh
Sastra, Bahasa Roh
Sastra, saya pernah menulis blog tentang bahasa roh dan baptisan Roh Kudus. Mungkin itu dapat menghibur hati anda. Untuk membacanya, silahkan klik di sini dan di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak