Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Quo Vadis, YouTube Christian Warriors ?
Sebenarnya apa sih yang wajib dilakukan oleh seorang pengikut Kristus? Jika jawabannya adalah "mengikuti ajaran Yesus", kemungkinan besar semua orang Kristen akan sepakat.
Lalu ajaran Yesus yang harus diikuti itu apa saja? Mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia. Jawaban ini pun kemungkinan besar akan diamini oleh orang Kristen.
Yang dimaksud dengan mengasihi Tuhan Allah itu seperti apa? Yang dimaksud dengan mengasihi sesama manusia itu seperti apa? Hmmmm.... Pertanyaan ini mulai tak mudah untuk dijawab.
Yesus berkata kepada murid-muridNya, bahwa jika mereka mengasihiNya maka mereka akan menuruti segala perintahNya (Yoh 14:15). Di sini menjadi "mbulet" tentang hal mengasihi itu. Perintah mana saja yang diberikan Yesus? Yesus tak pernah meninggalkan "daftar perintah" yang harus dituruti oleh para murid.
Apakah Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk mendirikan "agama Kristen"? Untuk menyusun suatu "kitab suci"? Untuk membangun "organisasi gereja"? Untuk menetapkan "doktrin gereja"?
Mengapa sekarang ini ada begitu banyak murid Yesus kontemporer (lazim dikenal sebagai Kristen) yang begitu sibuk berdebat tentang siapa yang berhak menyandang sebutan Kristen dan siapa yang harus dianggap bukan Kristen? Mana kitab yang layak disebut "suci", mana kitab sesat karena berisi terjemahan/adaptasinya salah? Apakah ajaran Kristen hanya boleh didasarkan pada "kitab suci", tak boleh di luar itu? Apakah "kitab suci" harus yang King James Version? Mana gereja yang sejati yang didirikan Yesus, mana gereja sesat karena pemimpinnya disebut "pendeta" dan bukan "gembala" ? Mana doktrin yang diajarkan oleh Yesus dan murid-muridNya, mana doktrin karang-karangan teolog dan pendiri sekte sesat?
Ratusan tahun, bahkan sejak abad pertama, orang Kristen sudah ribut mempersoalkan hal-hal seperti ini. Lebih dari sekedar ribut mulut, tapi meluas hingga menjadi perpecahaan. Bahkan ada yang berakhir dengan persekusi dan pembunuhan.
Keributan itu sekarang mengambil panggung di media sosial dan menjadi tontonan terbuka bukan saja bagi "kalangan sendiri" tapi bagi para "pengamat non-Kristen" yang menikmati pertunjukan keculunan orang Kristen. Beberapa hari ini di arena YouTube Indonesia sedang ber"perang" para "ahli Kitab" yang meributkan ajaran Trinitas atau Tritunggal. Entah mengapa orang-orang yang mengakui Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah dan mengaku bahwa Allah itu satu, harus memperdebatkan sesuatu yang sama-sama tidak mereka pahami (Ayub 11:7). Entah karena kehabisan "lawan" yang non-kristen atau "kristen Alkitab plus-plus" seperti Saksi Jehowa, Mormon, Christian Science, sekarang ini sesama Kristen "Alkitabiah" saling serang.
Mereka meributkan soal istilah "hakekat", "pribadi", "manifestasi", "perwujudan", "hipostatis", "simbol" dalam Trinitas. Tentu saja, semua istilah itu memiliki makna berbeda, tapi seberapa pentingkah perbedaan makna tersebut dibandingkan dengan pemahaman bahwa Bapa, Anak dan Roh adalah satu dan adalah Allah?
Ujung-ujungnya, seorang pemimpin gereja mengundurkan diri dari sinode gerejanya. Kasus ini di"goreng-goreng" hari demi hari oleh para YouTuber Kristen. Komentator yang jadi penggembira ikut ramai di kolom komentar atau chat di live streaming YouTube.
Alih-alih mencari titik temu, para YouTuber dan pemimpin Kristen (self-proclaimed) saling menuding, saling buka borok, saling mengejek, saling menuduh sesat. Cara berkomunikasi para Kristen (self-proclaimed) tersebut tak lebih baik daripada politisi busuk: kata-kata kasar dan sarkasme, nada tinggi tanpa kendali, tertawa sinis bagai ringkik kuda dan senyum nyengir seperti orang sundal. Tak beda dengan para YouTube Warrior, para fans pun saling lempar kata kasar, hujatan dan makian.
Di balik semua keributan itu, semua mendapuk diri sebagai Kristen yang "Alkitabiah", yang "back to the Bible", yang sesuai dengan ajaran Yesus dan para rasul.
Ajaran yang mana? Ajaran mengasihi?
Memang jauh lebih mudah menyibukkan diri dengan perdebatan yang tak berujung-pangkal tentang doktrin daripada mengasihi.
Mengasihi itu harus mau mengampuni, menahan diri (khususnya lidah), merendahkan diri, mementingkan orang lain, mengorbankan perasaan dan kepentingan sendiri, dan memperhatikan kebutuhan orang lain. Berat! Sedangkan berdebat, hanya perlu panjang urat leher, berani ngotot "pokoknya", dan fasih mengucapkan "saya hanya mengacu pada Alkitab", "mereka cuma bisa comot ayat", dan berbagai variannya. Bermodal frasa seperti ini dijamin tak akan pernah kalah debat. Tidak lupa pula mengaku-aku bahwa Tuhan di pihaknya, bukankah "jika Tuhan di pihak kita siapakah yang bisa melawan"?
Tentu saja para ksatria YouTuber Kristen itu selalu bilang sarkasme dan hujatan mereka adalah dalam rangka mengasihi. Beuuuuuhhhh....
Beginilah jadinya kalau orang-orang yang merasa diri paling kenal hati dan pikiran Tuhan mendapuk diri jadi apologet dan pengajar. Mereka pikir mereka sedang melayani Tuhan dengan omong-kosong mereka di media sosial.
Ah, sudahlah. Saya tak mau berpanjang lagi. Saya sudah semakin serupa pula dengan mereka.
Atribusi ilustrasi :
Gambar oleh Mizter_X94 dari Pixabay
Gambar oleh Momentmal dari Pixabay
------- XXX -------
- guestx's blog
- Login to post comments
- 2372 reads
jalur kemuliaan
ajaran kristen "sebenernya", tidak enak untuk dilakukan dan tidak menarik untuk dibicarakan.... dan tidak bisa membuat seseorang menjadi terkenal.
contohnya, Yesus bilang ketika bersedekah maka tangan kiri tidak usah melihat apa yang dilakukan tangan kanan... atau kebalik yah, whatever lah... point nya adalah tidak perlu ada gembar-gembor. nah, kalau nggak gembar-gembor, gimana mau dimasukin medsos? minimal harus ada yang melakukan dokumentasi lah... difoto kek, atau dibikin vlog, dsb supaya bisa diupload ke medsos.
alasan "mulia" nya nanti bisa bilang supaya orang laen terinspirasi... supaya makin banyak orang memberi donasi dan segala gombal lain nya. dan andai itu terjadi, maka kita tinggal membusungkan dada sambil ber-ehem2 karena kita lah si sumber inspirasi itu, hahaha... segala kemuliaan bagi Tuhan, tapi lewat saya lah kemuliaan itu datang.
terlalu banyak orang ingin terkenal... sampai titik tertentu itu tidak salah... tetapi ketika Tuhan mulai dibawa2 dalam ambisi pribadi nya, itu mulai bikin muak.
korban medsos
medsos menuntut "update" regular, tapi konten harus "hot" kalau bisa kelasnya breaking news.
bajaran kristen itu memang komplit. mau berbuat baik diam-diam ada ayatnya. mau berbuat baik dan dilihat orang, ada ayatnya. banyak paradoks pula. gampang untuk dijadikan "perkara".
------- XXX -------
Kadar moral yg menurun
questx:
...
Mengasihi itu harus mau mengampuni, menahan diri (khususnya lidah), merendahkan diri, mementingkan orang lain, mengorbankan perasaan dan kepentingan sendiri, dan memperhatikan kebutuhan orang lain. Berat!
...
Tidak ada yg salah dengan pernyataan diatas, masalahnya semakin banyak yg Tahu hanya dijadikan sebagai hiasan dalam kata2 nasehat saja. Sesungguhnya siapa yg masih MAU benar2 melaksanakannya?
Bohong, semua tahu tidak baik, tetapi sudahkah yg sebagai orgtua maupun yg lebih tahu mis, kakak2 mengajari anak2 di dalam rumah sudah benar2 diterapkan, diingatkan selalu saat terjadi hal tsb. Kepedulian juga bagian dari ajaran moral. Itupun sdh ditinggalkan krn ego personal msg2.
Salam
avro
Joshua Tewu - Apologet yang menjadi "Mualaf".
Saya sih lucu juga, ketika sebagai apologet bahkan sampai mendirikan sekolah apologet, yang seharusnya berada di garis depan membela Doktrin Kekristenan, malah menghancurkan Doktrin Penting Kekristenan.
setelah 30 tahun memegang teguh tritunggal mendadak tauhid.
sudah mendapat Hidayah sepertinya.
ya gak apa juga sih, ini kehidupan dunia yang serba serbi.
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-