Submitted by Indonesia-saram on

Masyarakat kota Bekasi tengah bersiap-siap untuk melaksanakan pesta demokrasi. Pada tanggal 27 Januari 2008 mendatang, seluruh masyarakat Bekas akan melaksanakan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Bekasi untuk periode 2008--2013.

Tentu saja kampanye telah dilakukan jauh-jauh hari. Meski demikian, spanduk-spanduk dan poster-poster, termasuk stiker-stiker pada mobil-mobil angkot. Ada yang masih utuh, ada pula yang sudah tersobek.

Bagi saya yang notabene menumpang tinggal di Bekasi, nuansa ini sangat menarik perhatian saya. Terutama ketika melihat sebuah stiker kampanye yang tertempel pada angkot yang saya tumpangi beberapa waktu lalu. Stiker kampanye yang saya maksud terlihat seperti berikut.

 

stiker kampanye

 

Sayangnya, sudutnya kurang baik (maklum posisi tidak memungkinkan karena angkotnya sedang menanti penumpang), lagipula tidak lengkap (inilah yang saya maksud sudah tersobek itu).
Tulisan lengkap dari gambar di atas adalah sebagai berikut.

 

Mau Pendidikan & Kesehatan Gratis?

JANGAN KORUPSI!

AWING-RONNY

Calon Walikota & Wakil Walikota Bekasi 2008 - 2013

 

Melihat ini, saya kembali teringat kasus ketika berada dalam Argo Lawu beberapa waktu lalu (lihat Informasi Jelas, Konsumen Puas). Dan senada dengan tulisan tersebut, dari teks di atas, saya masih sulit melihat urjensi pemilihan kata tersebut untuk ditampilkan kepada masyarakat.

Seruan untuk tidak korupsi di satu sisi, memang memiliki nilai positif bagi masyarakat. Kita diajak untuk tidak mencuri sekecil apa pun dari siapa pun. Meski demikian, mengingat konteksnya dalam masa kampanye, seruan seperti itu menjadi sesuatu yang kurang relevan ditujukan kepada masyarakat.

Pertama, bukan masyarakat yang akan duduk di bangku pemerintahan daerah Bekasi, melainkan mereka yang berkampanye. Kedua, sebagaimana kita ketahui bersama, para pejabatlah yang paling sering melakukan korupsi.

Berdasarkan dua alasan tersebut, saya kira tidaklah relevan memasang stiker tersebut di tempat umum. Jauh lebih baik bila mereka memasangnya di posko mereka, misalnya, atau di kantor-kantor mereka.

Namun, bila sedikit menganalisa teks tersebut, bukan tidak mungkin stiker tersebut menyampaikan pesan kampanye juga, alih-alih sebuah penyuluhan.

Kalimat tanya baris pertama tersebut. Seperti yang kita ketahui, yang dapat menentukan gratis tidaknya pendidikan dan kesehatan adalah pemerintah, bukan masyarakat. Perhatikan pula seruan "JANGAN KORUPSI!" tersebut. Kalau dikaitkan dengan kalimat tanya sebelumnya, teks ini dapat menyampaikan sebuah pesan kampanye yang kira- kira berbunyi:

 

Kami akan menjalankan pemerintahan yang antikorupsi untuk mewujudkan pendidikan dan kesehatan gratis.

 

Atau:

 

Pendidikan dan kesehatan gratis bukan mimpi. Kami akan berantas korupsi untuk turut mewujudkannya.

 

Lalu kalau mau, bisa ditambah embel-embel: "Karena itu, pilihlah kami".

Hal ini juga bisa dilihat ketika saya mendapati poster-poster lain yang menyatakan kalau pasangan Awing dan Ronny ini memang berniat untuk antikorupsi. Jadi, bisa dikatakan kalau seruan "JANGAN KORUPSI!" bisa berarti kalau pasangan ini "tidak akan korupsi".

Bagaimanapun juga, pesan tersebut tidak serta-merta dapat dipahami oleh masyarakat, terutama mereka--tanpa bermaksud merendahkan--yang memang pendidikannya kurang. Lagipula, teks yang disajikan masih membuka penafsiran yang sangat luas. Jadi, gunakanlah kalimat lugas, sederhana, yang mudah dipahami oleh kalangan awam.

Submitted by Pengunjung (not verified) on Fri, 2008-01-11 12:51
Permalink

Sepertinya semua tulisan tidak lepas dari tatapan mata jelimu ... di mana pun itu. Klo aku sih ... lewat saja :-) Btw, apa kau juga mo ikutan pesta demokrasinya?

Submitted by Priska on Fri, 2008-01-11 13:42
Permalink

Kak Raka... anda benar-benar pemerhati bacaan ya (dalam bentuk apapun). Wew...

Submitted by anto_okey on Fri, 2008-01-11 19:35
Permalink

Menurutku kata-kata itu juga bisa diartikan iklan atau reklame karena bisa diartikan untuk mengajak agar ikut dalam ajakannya.Foot in mouth

Submitted by Josua Manurung on Mon, 2008-01-14 20:44
Permalink

Andai kata slogan-slogan itu dibalik...

"KAMI MEMBERI JANJI BUKAN BUKTI"

"MARI JANGAN KORUPSI SENDIRI-SENDIRI, MARI BERAMAI-RAMAI KORUPSI"

"PILIH KAMI, SEMUANYA GRATIS, BISA DIKORUPSI"

"MAJU TAK GENTAR, MEMBELA KORUPTOR DI PENGADILAN"

"MARI MAJU BERSAMA KAMI, MARI KORUPSI BERSAMA KAMI"

saya rasa tingkat pemilihnya akan langsung melonjak...
bisa melonjak naik... atau melonjak karena kaget... hehehe...:)

BIG GBU!

Submitted by Indonesia-saram on Thu, 2008-01-17 19:50
Permalink

Sepertinya semua tulisan tidak lepas dari tatapan mata jelimu ... di mana pun itu. Klo aku sih ... lewat saja :-) Btw, apa kau juga mo ikutan pesta demokrasinya?

Ah, sebenarnya tidak jeli-jeli banget. Tampaknya, tidak mungkin saya ikutan pesta demokrasinya. Kan KTP saya bukan KTP Bekasi.

Kak Raka... anda benar-benar pemerhati bacaan ya (dalam bentuk apapun). Wew...

Hampir seperti respons sebelumnya. Kalau boleh dibilang, awalnya cuma iseng-iseng, lalu dipikir-pikir menjadi serius. Corat-Coret Bahasa itu juga sebenarnya mulanya iseng soal bahasa, eh malah jadi serius untuk melanjutkan.

Menurutku kata-kata itu juga bisa diartikan iklan atau reklame karena bisa diartikan untuk mengajak agar ikut dalam ajakannya.Foot in mouth

Bisa juga demikian. Kan mereka menunjukkan tampangnya juga. Jual tampang dulu sebelum pemilihan. Hehehe.

saya rasa tingkat pemilihnya akan langsung melonjak...
bisa melonjak naik... atau melonjak karena kaget... hehehe...:)

Hahaha, Anda bisa saja. Memang kebanyakan cuma menjual janji belaka. Lalu di balik itu, mengoordinir banyak orang untuk ikut rombongan kampanye, menarik minat massa. Padahal terus terang, kampanye itu sering membuat kesal. Hanya membuat kemacetan.

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.