Submitted by clara_anita on

Dulu, bila akal dan dayaku yang terbatas telah membentur jalan buntu aku selalu pergi ke situ. Sebuah tempat yang teduh di bilangan Ambarawa yang memang ditujukan untuk berdoa, dan merenung untuk mengheningkan batin. Tapi itu dulu. Dulu sebelum tempat itu jadi terlalu ramai oleh muda-mudi yang sedang mencari tempat untuk melepaskan kasmaran itu.


Salahkan aku yang merasa terganggu melihat pasangan muda-mudi bermesraan di taman hijau yang dibangun untuk mengingat mukjizat-mukjizat yang dilakukan TUHAN YESUS itu?

"Ah, bilang saja kamu cemburu melihat mereka, Non!" begitu seloroh temanku menanggapi kegusaranku.

"Cemburu? Yang benar saja. Aku cuma merasa terganggu; bukan cemburu! Pacaran kok di sini" jawabku.

"Eh, aku berlebihan ya?" lanjutku lagi; menadari bahwa mungkin reaksiku memang berlebihan.

"Ya. Jujur, aku juga terganggu sih. Mana bisa konsen kalau harus berbaur dengan anak-anak muda yang cekikikan pacaran begitu,"tanggap temanku yang akhirnya membenarkan kegusaranku.

"Aku ada ide," cetus temanku itu tiba-tiba."Bagaimana kalau kita ke sana pagi buta. Nah, dijamin anak-anak muda itu belum memenuhi tempat itu. Jadi kan lebih tenang," ujarnya dengan tersenyum puas layaknya Archimedes yang berseru 'Eureka' saat menemukan jawaban pertanyaannya.

Kuakui idenya bagus, dan aku setuju pergi ke tempat itu bersamanya saat matahari baru mengintip di suatu Sabtu. Dia benar. Tempat itu belum lagi dibersihkan, dan terbilang sepi. Hanya ada beberapa gelintir manusia saja yang memang benar-benar mengarahkan hati pada penciptaNYA.

Sepulang dari sana, aku pun berpikir. Bukankah aku kadang tak jauh berbeda dengan para pemuda yang asyik bercinta di tempat doa itu? Sering ketika aku datang ke gereja, hatiku tak benar-benar di sana.Ia mengembara mengurusi segala keinginan, ambisi, dan bahkan amarah yang tentu arah. Begitupun, aku yakin DIA tetap menerimaku dengan segala penyelewenganku.

Ah, seharusnya sebising apa pun, ketika hanya ada aku dan DIA semua kan jadi hening dan tenang.

 

Submitted by kaswan on Sun, 2009-02-08 21:43
Permalink

Wah betul mbak Nita memang kita sering datang ke gereja yang nota bene pengen menemui TUHAN tuk memuji dan menyembahnya,mendegar suaraNya malah sering pikiran kita ngglambyar kemana - mana entah diluar sana.Tubuh didalam gereja tapi pikiran melayang kemana - mana (wah gmn jemuranku???mau makan apa ya habis pulang gereja??Padahal sih kita kan mau menghadap Raja segala raja.???

Tapi TUHAN itu Maha Pemurah,Maha mengampuni,Dia menerima kita apa adanya dan masih juga kita diberkati sewaktu selesai ibadah kita.

"TUHAN itu baik,sangat baik...."

GBU

laskris007

Submitted by clara_anita on Wed, 2009-02-11 19:57

In reply to by kaswan

Permalink

Pikiran yang ngglambyar seperti kata Pak kaswan memang sulit dihindari ya...

untung TUHAN itu baik dan panjang sabar..

Tapi masak kan kita mau terus-terusan mita dimaklumi sama TUHAN

Malu dong jadi bayi terus...

^_^

 

GBU

nita

Submitted by pwijayanto on Mon, 2009-02-09 07:58
Permalink

Salahkan aku yang merasa terganggu melihat pasangan muda-mudi bermesraan di taman hijau yang dibangun untuk mengingat mukjizat-mukjizat yang dilakukan TUHAN YESUS itu?

hm... sebagai tambahan tentang tempat itu, silakan baca kisah berikut yang terjadi di tempat itu:

                              Melihat Sosok Tuhan Yesus..

hm,, jadi kalau cuma gangguan muda-mudi KELIHATAN "pacaran" itu biasa.... , yang TIDAK KELIHATAN-pun berkeliaran di situ...

==

Ada yang mau foto "hantu"? Saya punya, tanpa rekayasa, tertangkap kamera tanpa sengaja, masih dalam bentuk video, kalau ada yang mau, saya 'crop'kan beberapa frame yang tampak 'hantu'nya... (sebab videonya agak besar, malas upload-nya) kalau ada yang mau, silakan kontak saya di email gkmin.net@gmail.com

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)