Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ketekunan
Musa dipilih Tuhan memimpin bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan. Nabi dan pemimpin besar ini memiliki dua orang anak, namun Tuhan tidak memilih Gersom ataupun Eliezer sebagai pengganti Musa ketika Tuhan mengakhiri jabatan Musa, melainkan justru menunjuk Yosua, abdi Musa yang setia, yang berdedikasi dan memiliki loyalitas sangat tinggi sebagai seorang hamba. Namun ada hal yang menarik mengenai Yosua, yang tidak sekedar kesetiaan dan loyalitas, melainkan dia adalah seorang yang rajin dan tekun dalam "mencari" Tuhan.
Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan. Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.(Keluaran 33:7-11)
Kita melihat bahwa ketika Musa sudah meninggalkan kemah pertemuan setelah berbicara dengan Tuhan, maka Yosua tetap tinggal di tempatnya, tidak meninggalkan kemah itu (ayat 11).
Potongan kisah itu cukup menggambarkan bahwa Yosua seorang yang sangat menghauskan Tuhan, mendambakan Tuhan, walau saat itu ia hanya seorang pelayan, dan saya yakin bahwa Yosua melakukan hal-hal seperti itu dengan tekun. Tuhan melihat sikap Yosua, Dia mengamati isi hati anak Nun itu dan mempunyai penilaian tersendiri. Maka ketika pada suatu saat Musa melanggar kekudusan Allah dengan memarahi Israel, lalu Tuhan menyudahi pelayanan Musa untuk "dikumpulkan bersama nenek moyangnya", maka Tuhan sudah mempunyai pilihan yang sudah lama diincar-Nya: YOSUA.
Handai taulan yang dikasihi Tuhan,
Jika selama ini Anda tergerak untuk rajin melakukan pelayanan, misalnya melakukan doa pagi di gereja, atau melakukan benteng doa, akan lebih baik untuk tidak tergantung pada kerajinan pelayan lainnya. Jika kita tekun berdoa dalam benteng doa "selama" yang lain juga rajin, maka ketika yang lain - entah karena alasan apapun - mulai kendur, mulai absen, bisa-bisa kita ikutan kendur. Namun jika setiap pelayanan kita lakukan untuk Tuhan, tanpa memandang apakah pelayan Tuhan yang lain itu rajin atau tidak, dan kita terus melakukannya dengan tetap rajin, tetap tekun, maka sesungguhnya Tuhan mencatat baik-baik setiap orang yang rajin dan tekun, dan pada waktunya Tuhan tidak akan ragu-ragu memberikan kepercayaan yang lebih besar, karena setiap orang yang rajin dan tekun akan lebih dapat dipercaya dari pada orang yang "angin-anginan" atau "semau gue" atau "tergantung mood-nya".
Karena Tuhan sanggup mengubah seseorang yang rendah diri menjadi pengkotbah besar, dengan mengaruniakan karunia berkotbah, ataupun menjadikan seseorang sebagai pengajar, dengan memberikan karunia mengajar, atau juga menjadikan seseorang menjadi nabi-Nya dengan memberikan otoritas untuk itu. Asal saja seseorang dapat dipercaya Tuhan, yang salah satunya diukur dari kerajinan dan ketekunan.
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 4738 reads