Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Jepang (5)
Segala sesuatu yang berjalan di Jepang, diatur dengan kepekaan waktu yang tepat dan akurat. Misalnya jam masuk kerja maupun jam pulang kerja. Satu menit saja kita terlambat masuk kerja maka, gaji satu jam kerja kita dipotong hanya karna satu menit yang terlambat itu. Satu menit saja sebelum jam pulang kerja, namun kita sudah mencetak absensi pulang maka, gaji satu jam kerja kita, hilang.
Kemudian, pengaturan waktu pada jadwal angkutan-angkutan umum seperti kereta listrik, bus, dan sebagainya, begitu teratur dan akurat, sehingga, tingkat kecelakaan pada angkutan-angkutan umum tersebut relatif tidak pernah terjadi.
Lampu merah adalah polisi kedua bagi mereka. Mereka begitu disiplin, sadar diri dan peka, sehingga apabila lampu merah masih belum menyala warna hijau, walaupun suasana sudah sepi bahkan sampai lima menit berjalanpun, jangan heran dan jangan berharap mereka akan menjalankan kendaraannya atau kita yang akan dicacimaki oleh mereka.
Masih banyak lagi contoh-contoh kepekaan pengaturan waktu yang teratur dan akurat dalam berbagai aktifitas di Jepang, yang di mana akan membuat kita tenang dan tentram tanpa rasa kuatir dan takut yang berlebihan dalam diri kita dalam menjalani kehidupan maupun aktifitas sehari-hari.
Berbagai Pakaian/Alat/Tarian Tradisional Jepang
1. Kimono
Kimono adalah salah satu nama pakaian tradisional Jepang, baik dipakai oleh laki-laki maupun perempuan. Kimono dalam bahasa Indonesianya adalah "barang yang dipakai". Kimono pada umumnya dipakai pada saat musim dingin, karna bahannya terbuat dari bahan katun dan sutra yang dipadukan dengan padat dan sempurna, hingga tebal untuk mencocokkan dengan suhu udara yang dingin pada saat musim dingin. Kimono dipakai hanya pada saat perayaan-perayaan tertentu di musim dingin.
2. Yutaka
Yutaka, pada dasarnya sama dengan Kimono, hanya saja, bahannya sedikit berbeda dan lebih tipis dan longgar kepadatannya. Yutaka hanya terbuat dari bahan katun yang tipis dan sejuk ketika dipakai untuk menyesuaikan dengan suhu udara yang panas. Yutaka juga bisa dipakai baik oleh laki-laki maupun perempuan. Yutaka hanya dipakai pada saat perayaan-perayaan tertentu di musim panas.
3. Pedang Samurai
Samurai pada awalnya adalah sebuah alat atau pedang untuk berperang di zaman Jepang kuno. Samurai hanya diizinkan dipakai oleh para tentara-tentara senior atau panglima perang dan tidak diizinkan dipakai oleh prajurit-prajurit biasa. Tentara-tentara atau panglima perang yang diberi hak untuk dipersenjatai Samurai adalah khusus pengawal raja dan yang dikhususkan hanya untuk mengawal dan melayani raja. Kini Samurai hanya tinggal sebuah alat sejarah yang sangat unik dan dikenal dunia.
4. Alat Musik Koto
Koto adalah sebuah alat musik tradisional Jepang. Bentuk dan cara memainkan alat musik Koto ini tidak jauh berbeda dengan alat musik kecapi asal Tiongkok yang bila dimainkan memiliki cara tersendiri dan sangat indah didengar apabila dipetik dan dilantunkan.
5. Alat Musik Wadaiko dan Taiko
Alat musik ini selalu dimainkan secara bersamaan. Tanpa salah satunya maka, permainan musik serasa pincang. Wadaiko dan Taiko adalah alat musik tradisonal Jepang yang selalu dimainkan berarak-arakan dimulai dari kuil sampai di jalan raya. Permainan musik ini selalu dimainkan ketika ada upacara kuil dan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat Jepang.
6. Tarian Onikenbai
Tarian ini ditarikan dengan menggunakan topeng Oni yang artinya Raksasa Jepang. Tarian ini identik dengan gerakan menghentak tanah yang melambangkan Oni yang membantu manusia mengusir roh jahat dalam tanah, agar panen dapat berhasil. Tarian Onikenbai biasanya diadakan pada saat setiap kali musim menanam dilakukan.
7. Tarian Nanazumai
Tarian ini dinamakan dalam bahasa Indonesia menjadi "tarian tujuh kepala". Tarian ini melambangkan siklus pertanian yang merupakan mata pencaharian pokok penduduk Jepang pada zaman kuno. Tarian ini ditarikan dengan berbagai alat pertanian yang berbeda, yang masing-masing menceritakan fase-fase dalam pertanian. Tarian Nanazumai biasanya diadakan pada saat musim menanam sedang berlangsung.
8. Tarian Arauma
Tarian ini berasal dari Aomori, Okawadai. Tarian ini ditarikan untuk mengucap syukur atas berhasilnya menanam atau berlimpahnya tuaian yang dihasilkan. Tarian ini juga ditujukan kepada kuda-kuda yang telah membantu sewaktu berperang dan ketika memenangkan peperangan. Arauma ditarikan berpasangan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Laki-laki menjadi Uma (Kuda), sedangkan perempuan menjadi Haneto (Penunggang).
Belum ada user yang menyukai
- KEN's blog
- Login to post comments
- 4193 reads
diam
y-control: Diam!
Suka Semangka
teman saya yang dari Jepang doyan banget sama semangka, soalnya katanya muahal banget di home country. Sampe-sampe ada semangka bentuk kotak buat memaksimalkan storage space.
Kalo masalah diem2an, kayaknya itu bisa digeneralisasi di berbagai kebudayaan, yang cowo diem, yang cewe bawel (no offense, just statistics). Apalagi kalo bawelnya pake bahasa Jepang, karena kebanyakan suku katanya ada 'k', jadi bunyinya gimana gituh...
rasanya
Japanese take special note of the pauses between words. They are comfortable with less talk and longer periods of silence than are Westerners. Japanese may even use the fact that silence disturbs Westerners as a strategy to unnerve them."
Impartasi?
Ye, melihat avatar anda yang baru ini
..
kok mengingatkanku pada pak Kiem ya? jadi teringat juga pantun berbalasan yang berseri-seri antara Ye Control dan pak Kiem.. ;)
Pak Kiem kemana ya? kok lama nggak nongol..
@KEN, sorry OOT :)
kangen
Bu joli: Ngga apa-apa
Semangka Jepang