Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Baik-Buruk dan Benar-Salah SABDA Space

ResLiberta's picture

Membelah isi perut orang tentunya hal yang buruk. Namun seorang dokter dibenarkan menyayatkan pisaunya ke perut pasien untuk mengoperasi bagian tubuh yang sakit. Tindakan dokter tersebut benar. Namun tindakan itu tetap buruk walaupun benar. Ketika kulit dan daging disayat, darah muncrat dan kalau tidak dibius, tentu sang pasien sudah meraung kesakitan. Secara materi, tindakan membedah perut adalah buruk, antara lain menyebabkan rasa sakit, merusak jaringan tubuh dan dapat menyebabkan kematian jika terjadi kesalahan. Pasien pun sadar akan keburukan operasi bedah ini. Pasien dan kerabatnya mungkin akan berdoa tak putus-putus agar keburukan ini cepat berlalu dan berubah menjadi kebaikan. Secara proses, keburukan-keburukan diminimalkan oleh kemajuan teknologi kedokteran, dari pembiusan, sterilisasi dan pelatihan dan pendidikan yang memadai untuk memampukan dokter dan paramedis melakukan tindakan operasi. Secara akibat, keburukan tindakan menyayat perut pasien menjadi dibenarkan, karena akibat dari operasi adalah pemulihan dan kesembuhan. Dalam kasus ini pun kita tidak meragukan itikad kedua pihak. Pasien dan dokter sama-sama menghendaki kebaikan dari tindakan tersebut. Pasien pun mengijinkan dokter melakukan tindakan buruk tersebut. Atas otoritas dari pasien inilah dokter bekerja. Dengan begitu kita nggak kuatir ketemu dokter tak dikenal di jalan yang tau tau menghampiri kita: "Eh, kayaknya loe kanker otak, sini kepala loe gue kampak, mau liat isinya." Agak serem juga masuk bagi orang baru masuk ke SS ini. Takut kalau-kalau ada dokter gigi gila mengacung-acungkan bor mengejar, mau menambal gigi saya yg tidak bolong. Kalau tidak ada gigi yang bolong, seharusnya tidak perlu takut ke dokter gigi, karena perawatan rutin tidaklah menyakitkan. Bagaimana dengan tindakan-tindakan diskusi di SS? Apakah ada aturan khusus seperti yg diberlakukan ke dokter sehingga mereka nggak akan asal membedah isi kepala kita? Orang sehat nggak perlu takut ketemu dokter. Orang sakit pun nggak perlu takut karena dia dan dokter punya tujuan sama yaitu menyembuhkan. Maaf-maaf aja kalau ada yang memutuskan untuk menyudahi membicarakan soal komunikasi di SS. Namun saya masih berpendapat bahwa tetap selalu membutuhkan kritik. Ketika kritik terjadi memang keadaan seolah agak mandeg dan banyak biara terbuang. Kedokteran telah mengembangkan aturan main selama berabad-abad. Ada bagusnya SS juga terus mengembangkan aturan main ini terus-menerus. Masukan saya adalah tiap hal menurut poin berikut: 1. secara materinya 2. secara prosesnya 3. secara akibatnya 4. secara niat/itikad/tujuannya Membedah perut orang untuk mengambil usus buntunya, bisa dilakukan dengan atau tanpa anestesi. Bedanya, tanpa anestesi akan terjadi rontaan dan raungan memilukan, yang mungkin akan menggagalkan tindakan operasi. Bagaimana kalau dibicarakan baik-baik tidak mengerti dan dipaksa-paksa pun tidak mengerti? Barangkali memang yang bersangkutan gagal menmbuktikan itikad baiknya. Kalo ada dokter tau-tau mau belah perut saya, tentu saya akan kabur atau melawan.

__________________

Dari jurang yang dalam aku berseru kepadaMu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku!