Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Surat Terbuka Untuk "Kader Terbaik GMIM" dan BPMS GMIM
Pada minggu kedua bulan januari lalu, saya melakukan perjalanan panjang dari manado menuju ke luar negeri via bandara Soekarno- Hatta Jakarta. Untuk mengisi waktu di ruang tunggu bandara , saya membeli sebuah majalah Tempo dan membacanya.
Setelah membuka halaman demi halaman majalah tersebut, saya sampai pada halaman dimana berisi ungkapan belasungkawa dari seorang walikota didaerah saya atas meninggalnya mantan presiden kita, satu halaman penuh.
Ungkapan ini menurut saya adalah hal yang sangat baik dan seandainya saya mampu, saya juga mungkin akan menyampaikan ungkapan yang sama, karena menurut saya sosok mantan presiden kita yang satu ini memang luar biasa dan patut diteladani.
Namun ada hal yang mengganjal dihati saya mengenai sang walikota yang notabene adalah salah satu kandidat calon ketua PKB SINODE GMIM. Menurut saya sebagai seorang penatua jemaat, cara penyampaian bela sungkawanya tidak sesuai dengan pengetahuan seorang penatua.
Menjelang pemilihan saya sempat menyampaikan uneg-uneg saya ini kepada istri saya dan saya katakan kepadanya bahwa sang calon ini tidak pantas jadi ketua PKB SINODE GMIM, karena selain apa yang saya baca tersebut , dia juga sedang menghadapi pemeriksaan intensif atas dugaan korupsi oleh KPK.
“ Lain padang lain belalang, lain kepala lain isinya ‘ begitulah kata yang terucap dari bibir saya ketika mengetahui bahwa dia terpilih sebagai ketua PKB SINODE GMIM. Ada perasaan galau dalam hati saya karena saya yakin berdasarkan berita-berita yang saya baca sepanjang sang walikota menjabat, ada kemungkinan besar dia akan dijerat KPK.
Terbayang kembali di benak saya bagaimana seorang walikota lainya yang oleh koran Manado post disebut-sebut sebagai kader terbaik GMIM, yang pada waktu kampanyenya memakai embel – embel PNT didepan namanya, yang sekarang sedang menjalani masa hukumanya di penjara cipinang akibat kasus yang sama dengan yang terkait oleh sang walikota diatas.
Akankah hal yang sama akan menimpanya juga, adalah sangat besar kemungkinanya, karena berdasarkan pengalaman yang kita lihat bahwa apabila seseorang sudah dijadikan tersangka oleh KPK maka sangat kecil kemungkinannya untuk lolos.
Kader terbaik GMIM
“ Kader terbaik GMIM “ itulah kalimat yang selalu menghantui pikiran saya sejak kejadian sang walikota yang sedang menjalani masa hukumanya itu.
Kalimat ini benar-benar sangat menggangu karena kalau kader terbaik saja seperti ini bagaimana yang lainya yang hanya tergolong biasa-biasa saja ? ataukah untuk menjadi kader terbaik harus berakhir dipenjara dengan kasus korupsi ?
Hari ini tgl 27 juli kembali kalimat itu terbaca di koran Komentar dalam hal yang sama tetapi dengan satu nama lainya yang berbeda yang juga disebut kader terbaik GMIM dengan embel-embel PNT didepan namanya, yang adalah wakil gubernur. Sungguh sangat memilukan hati ini.
Kalimat “ Kader terbaik GMIM “ ini terbaca sebagai suatu sindiran yang memalukan bagi saya.
Wahai para “ Kader terbaik GMIM “ jika anda mau melakukan hal-hal yang akan mengakibatkan anda dipenjara, TOLONG jangan bawa-bawa nama GMIM.
Wahai para “ Kader terbaik GMIM “ Jika anda mau kampanye untuk menjadi pejabat bupati,walikota dan gubernur, TOLONG jangan bawa-bawa nama GMIM. Agar supaya nanti kalau anda-anda mau korupsi dan dipenjara GMIM tidak ikut dipermalukan.
Wahai BPMS GMIM, kalau ada jemaat GMIM yang menjabat sebagai penatua dan yang bersangkutan ikut menjadi kandidat dalam pemilu TOLONG melarang penggunaan PNT didepan namanya.
Wahai BPMS GMIM, kalau ada jemaat GMIM yang tersangkut perkara korupsi, TOLONG jangan membelanya dengan membawa-bawa nama GMIM.
Wahai BPMS GMIM kalau ada pemilihan badan pekerja majelis jemaat TOLONG dilihat aturan Alkitab apakah para calon pantas untuk maju dipilih.
Saya yakin anda- anda yang ada di BPMS tahu bagaimana aturan Alkitab mengenai kandidat PENATUA dan SYAMAS. Jadi TOLONG berlakukanlah itu supaya para “ Kader terbaik GMIM “ tidak punya kesempatan untuk mempermalukan GMIM lagi. Sebab para “ Kader terbaik GMIM “ itu hanya menjadikan GMIM sebagai alat mereka untuk kepentingan diri sendiri, yang ujung-ujungnya mempermalukan GMIM.
Terima kasih
Salam.
- rogermixtin09's blog
- Login to post comments
- 4568 reads
Higher Ground
Dalam sejarah, gereja pernah menjadi pemimpin dalam hal moral dan manajemen. Sekarang sepertinya dalam reformasi, gereja jadi lembaga yang paling terakhir mengalaminya.
Oknum
Saya kira gereja tetap mengajarkan untuk mengedepankan moral, hanya saja banyak orang yang juga memanfaatkan gereja untuk kepentingan pribadinya. Inilah yang saya lihat terjadi di GMIM . sebagai gereja terbesar di daerah, GMIM memang sangat potensial untuk digunakan sebagai alat propaganda bagi OKNUM-OKNUM tertentu. Sungguh mengenaskan.
Oknum
Saya merasa kalau terkadang kata oknum sering dipakai untuk menutupi hal yang lebih besar alias oknum adalah nama dari puncak gunung es. Apakah memang oknum atau karena suatu lembaga agama secara sejarah cenderung mencetak pemimpin2 agama yang munafik?
Saya tentu tidak bicara soal GMIM karena saya tidak ada di dalamnya, tapi bicara soal kelembagaan agama secara general, terlepas apakah itu Kristen, Islam, Yahudisme, dll.
Tapi tentu saja tidak hanya terjadi di dalam lembaga agama, tapi juga di dalam politik. Masih segar ingatan saya 10-12 tahun lalu, bahkan 1-2 tahun lalu juga masih ada, artikel2 yang berisi cerita mengenai pejabat2 yang bilang bahwa "itu hanya oknum". Ratusan, ribuan pejabat akhirnya tertangkap dan diadili karena KKN, hanya oknum?
Sungguh mengenaskan
Kenyataan yang kita lihat sih memang seperti itu PB, Tetapi itu banyak terjadi dalam lembaga-lembaga poltik seperti yang anda katakan itu.
didalam lembaga agama sepertinya ada juga tapi tidak sama parahnya dengan yang terjadi di lembaga politik.
Khusus di GMIM yang saya lihat banyak terjadi adalah OKNUM dalam lembaga politik yang sering menggunakan GMIM sebagai kendaraan (tidak resmi) politiknya. Beberapa tahun belakangan ini ada banyak pejabat daerah dari level kepala dinas sampai kepala daerah yang tersangkut perkara korupsi baik di kejaksaan maupun KPK yang punya jabatan sebagai penatua komisi di BPMS GMIM.
ketika mereka belum tersangkut perkara, mereka disebut KADER TERBAIK GMIM ketika mereka tersangkut perkara otomatis label kader terbaik GMIM itu akan tetap dibawa juga. Maka yang terjadi adalah banyak kader terbaik GMIM merangkap PENJAHAT koruptor.
Yang lebih mengherankan lagi mereka disanjung sanjung sebagai orang-orang yang sudah mendedikasikan dirinya untuk membangun GMIM. Padahal yang saya lihat justru mereka telah MEMPERMALUKAN GMIM. Ini yang tidak disadari oleh jemaat dan BPMS GMIM.
Benar-benar mengenaskan.
@PB. Surat kita sudah terjawab.
PB. surat kita sudah terjawab.
Seruan pastoral BPMS GMIM
Tampi Ajak Warga GMIM Pilih Calon yang Cakap, Setia dan Takut Tuhan
Tomohon, KOMENTAR. http://www.hariankomentar.com/lkMim001.html
Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, Pdt Piet Tampi STh MSi mengajak seluruh warga gereja, khu-susnya Jemaat GMIM supaya dapat memilih calon kepala daerah, baik calon gubernur, walikota dan bupati yang cakap, setia dan takut akan Tuhan. Hal ini disampaikan Pdt Tampi melalui seruan pastoral dalam rangka pelak-sanaan Pemilukada 3 Agustus 2010 besok.
“Sebagai warga gereja mari kita gunakan hak pilih secara bertanggung jawab dan sung-guh-sungguh dengan menggu-nakan hati nurani kita, seperti yang dikatakan dalam Kelu-aran 18:21,” tutur Pdt Tampi mengutip sebuah ayat dalam Alkitab.
Selain itu, lanjut Ketua BPMS GMIM ini, para Pelayan Khu-sus (Pelsus) agar menjalankan peran Imamat dalam menjaga nilai-nilai moral masyarakat dan membebaskan diri dari kepentingan-kepentingan se-saat serta ikatan-ikatan pri-mordial. Tidak menggunakan jabatan gerejawi untuk mem-pengaruhi konstituen. “Saya tegaskan lagi bagi para pende-ta untuk tidak terlibat mem-perjuangkan kelompok terten-tu dalam Pemilukada dengan menjadi tim sukses,” serunya.
Hal yang sama juga disam-paikan Sekretaris Umum (Sekum) BPMS GMIM, Pdt Ar-thur Rumengan MTeol bahwa selama masa-masa kampanye sampai pada saat pemilihan ti-dak boleh mempergunakan fa-silitas gereja, baik gedung dan halaman gereja, gedung dan halaman sekolah juga kendara-an dinas gereja sebagai ajang kampanye. Semua fasilitas gereja harus steril dari pelbagai asesoris yang terkait dengan Pemilukada. “Intinya kita men-doakan proses Pemilukada su-paya menghasilkan para pe-mimpin daerah yang sungguh-sungguh dikehendaki Tuhan dalam artian pemimpin yang memiliki motivasi mengerjakan damai sejahtera sebagai tanda kasih Allah bagi umat manu-sia,” kunci Sekum GMIM ini.
@Roger Bagus kalo gitu
Bagus kalo gitu, berarti sudah dan akan terus ada perbaikan2 supaya GMIM tidak seperti itu atau semakin berkurang oknum2nya.
PB.Semoga
Itulah harapan kita PB.
Semoga para kader terbaik GMIM itu juga menyadari bahwa jika mereka tersangkut perkara maka secara tidak langsung GMIM akan terbawa-bawa juga. Jadi mereka harus semakin mawas diri.