Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sabarlah.....
Sabarlah........
Hai hati dan raut wajah, tidakkah engkau bisa sedikit lebih sabar...?!
Apakah karung pikiranmu sudah penuh dijejali dengan bosan...?!
Apakah kirbat asamu sudah habis kering...?
Waktunya takkan lama lagi.....
Meski gumpalan awan hitam dan deru angin hendak
melahirkan si jabang bayi topan dikandungan awang-awang lautan.......
Kudengar kabar angin barat berhembus membawa solithon dan kawanannya,
hingga menjadi terhuyung-huyung dan hilang kegagahanmu....
Aku tahu hatimu berat sudah tuk merasakan ini semua,
sangkar sempit dan bau menghimpit jiwamu...
Jauh tempat tinggalmu dari mata air hidup,
naas mengendap-endap menunggu engkau lengah dan merampok sukmamu...
Hasratmu meronta-ronta menjadi beringas mengancam ruh-mu,
jangan engkau menjadi lelah memakaikan tali kekang pada nafsumu...
Supaya jangan engkau jatuh di kubangan lumpur hitam,
hingga seperti babi yang mencintai kecemaran dan kenajisan...
Tanyalah pada Tukang Periuk Agung...!
akan dibentuk menjadi apakah tanah liat seperti dirimu...
Masihkah Ia sabar tuk tidak mengingini nafas-Nya yang dihembuskan di mulutmu,
karena nafas itu milik-Nya yang tidak pernah Ia memungut sewa darimu...
Belajarlah pada semut , perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak,
semut bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya...
Tengoklah burung-burung pipit yang tidak menabur dan tak mempunyai lumbung, ia tidak pernah mati kelaparan karena Ia pun memeliharanya terlebih kamu yang dicintai-Nya
Lihatlah dan perhatikan dengan seksama pada rumput-rumput,
jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok
dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu....
Jadi jangan pernah menjadi bosan akan hidup yang dibri-Nya,
syukuri dan ingat akan kemurahannya supaya engkau menjadi sukacita....
Dapatkah engkau menghitung kebaikannya karena seperti air mengalir
Takkan sanggup engkau membalas-Nya...
Datanglah ke pelataran-Nya jika engkau lelah,
kelegaan engkau temui disana,
ketika pulang sukacita mengikutimu,
engkau akan selalu merindui kediaman-Nya........
- kaswan's blog
- Login to post comments
- 3500 reads
Mendandani dengan indah, tidak teringat akan layu
Kaswan :
Lihatlah dan perhatikan dengan seksama pada rumput-rumput,
jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok
dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu....
Kiem :
Lihatlah dan perhatikan dengan seksama pada rumput-rumput,
jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini mekar semerbak dan TIDAK INGAT bahwa besok AKAN LAYU
dan TIDAK PERLU MEMBAYANGKAN AKAN KERING (dibuang ke dalam api), tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu...., dan mengaruniakan PENGHARAPAN?
http://www.sabdaspace.org/blog/kiem
@Kim makin aneh aja
Saya kira anda menerjemahkan ulang dari bahasa aslinya. Begitu saya cek, ternyata alkitab LAI itu sudah pas menerjemahkan kalimat tersebut.
Fokus ayat dan perikop tersebut adalah soal Allah, bukan soal RUMPUT. Cara anda menambahi ayat tersebut dengan "Tidak ingat bahwa .... dan tidak perlu membayangkan ..." membuat saya geleng2 kepala. Ngeliatnya dari point of view Allah, Kim, jangan dari point of view rumput. Itu yang disampaikan oleh ayat tersebut. Jangan dibalik.