Submitted by Yung Fong K. on

     Beban hidup terasa berat dan semakin berat yang dirasakan umat manusia. Masalah demi masalah berdatangan tanpa bisa dibendung. Masalah satu belum selesai, sudah datang masalah berikutnya. Penat dan melelahkan.

     Tapi tahukah saudara-saudara, bahwa sesungguhnya Yesus Kristus telah memberikan pengajaran yang sangat relevan dengan situasi yang dialami umat manusia.

     Ketika Yesus berkhotbah di bukit (Mat pasal 5-7), Ia mengajarkan doa yang sekarang dikenal sebagai doa Bapa Kami. Ada satu bagian Ia mengajarkan: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Ia mengajarkan kita berdoa, meminta, untuk hari ini, makanan secukupnya. Satu penggalan doa yang kita melihat penekanan: pada hari ini saja. Itu berarti satu hari ini saja. Bukan dua atau tiga hari ke depan. Bukankah itu berarti kita diminta Tuhan untuk memikirkan 'kesusahan' hidup kita sampai batas waktu satu hari saja. Bagaimana besok? Disitulah intinya: besok adalah hari yang lain, kita bebankan 'kesusahan' esok, pada hari esok. Inilah cara hidup sehari demi sehari.

     Akan tetapi mungkin kita berpikir: "Bukankah lebih baik segala sesuatu dipikirkan hari ini, hingga hidup akan menjadi lebih lancar dan maju?" Sesungguhnya, itulah yang menjadikan penatnya kehidupan kita. Ketika kita sudah merencanakan segala sesuatunya, situasi berubah. Kita kembali dari awal dan energi terkuras. Apa yang kita pikirkan akan terjadi besok, ternyata tidak terjadi. Yang tidak pernah terpikirkan, justru terjadi. Jadi lebih baik kita benar-benar memanfaatkan energi kita untuk hal-hal yang bisa kita lakukan hari ini.

     Bagaimana dengan masa lalu? Itu sudah berlalu. Hari kemarin sudah berlalu. Hari yang kita jalani, adalah hari ini. Lakukanlah yang terbaik di hari ini.

     Matius 6:34 "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


 

Submitted by nokia 6016i on Fri, 2011-06-17 08:32
Permalink

Allah menciptakan manusia dengan sempurna , adalah kerugian besar bagi Allah jika ciptaannya yang sempurna tidaklah "sempurna"memang benar kesusahan sehari cukuplah sehari, tapi manusia yang berhikmat dan memiliki akal yang tak terbatas juga perlu memikirkan dan merencanakan setiap hal dalam hidupnya, adalah kerugian besar bagi Allah jika manusia itu "malas"sebagai contoh kebiasaan orang indonesia yg konsumtif dapet gaji 2juta nga ada waktu dalam waktu relatif singkat habis ludes tanpa ada savety buat masa depan... apakah prinsip "susah sehari cukup sehari" masih berlaku?tentu tidak

Submitted by mikael1067 on Fri, 2011-06-17 09:35
Permalink

Susah juga buat mencari makna riil dari "untuk hari ini saja." Menurut saya sih, yang cukup dipikirkan buat hari ini cukuplah kesusahannya saja. Untuk perencanaan esok hari, kita sebaiknya merencanakannya bersama Tuhan. Jika Tuhan sudah berencana, siapa yang dapat mengagalkan?Bukankah hidup tanpa visi ataupun mimpi adalah hidup yang sembarangan? Saya percaya setiap kita pastilah memiliki visi atau tujuan hidup dari Tuhan.Semoga membangunGBU