Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Nasib Bagong
Ini salah satu kisah hidupku yang tidak akan pernah kulupakan. Tempat tinggalku merupakan daerah pelosok bisa dibilang gunung juga . Keluarga intiku tinggal di daerah agak kota, nah karena dulu aku agak minder, aku pilih tinggal di desa dan meneruskan smp ku di gunung. Aku tinggal bersama keluarga pakdhe. Pakdheku adalah seorang dalang yang lumayan kondang (terkenal) di daerahku. Dulu sewaktu aku masih kecil pakdheku dalang yang laris.
Seiring perkembangan jaman, wayang kulit sudah tidak banyak peminatnya lagi. Orang lebih suka dengan totonan dangdut, campur sari maupun grup musik lokal. Pakdheku menjadi penganguran, padahal yang menjadi sumber pencaharian adalah dari usaha dalang wayang kulit. Keadaan ekonomi semakin parah sawah sudah tidak punya, dengan berat hati pakdhe mulai menjual gamelan yang ada dirumah satu-persatu. Hampir semua aset-aset yang digunakan untuk mendalang habis untuk makan dan mencukupi kebutuhan. Meskipun kebutuhanku tidak masuk dalam daftar anggaran belanja mereka, tapi anak-anak pakdhe banyak banget... .
Sampai suatu saat..pakdhe ga punya uang dan kita harus tetap makan. Biasanya mbokdhe masak nasi menggunakan ketel, dan pasti ada intip alias kerak nasi. Mbokdhe tidak pernah membuang kerak nasi itu...waktu keadaan krisis dan tidak mampu beli beras kerak nasi itu di rendam dalam air sampai lemas dan nanti akan di kukus lagi untuk dimakan. Setelah itu yang paling tragis lagi Bagong ...si wayang kulit salah satu personil punakawan itu juga direndam air panas selama beberapa jam, dan dilakukan berulang-ulang supaya lemas. Bagong itu dimasak oleh mbokdheku sebagai sayur untuk kami makan, he..he...rasa sayurnya hoeks.... ga enak tetep aja bau cat Sebenarnya waktu makan pakdhe ku sedih sekali bagaimanapun juga bagong adalah salah satu personil wayang kesayangannya.
Kami ingat waktu pakdhe masih laris dan kaya ... semua serba enak, pakdhe juga di hormati didesanya. Kemudian seolah dunia terbalik...dan hidup dibawah garis kemiskinan. Pakdhe hanya bisa pasrah sambil berkata kepadaku "Yoh...kaya ngene nduk. Urip kui berkah opo wae bentuk e susah, seneng kabeh kudu di tampa kanthi syukur. Pasrah karo sing ngecet lombok" terjemahan " yah... seperti ini nduk(panggilan sayang untuk anak gadis). Hidup itu berkat apa saja bentuknya entah susah, senang semua harus diterima dengan syukur. Berserah kepada yang mengecat/memberiwarna cabe"
Yah... itu kata-kata pakdhe yang selalu kuingat, sekarang pakdhe sudah tenang disana. Pakdhe memang sudah meninggal tapi aku berharap seni dalang wayang kulit didesaku juga tidak hilang...
- riyanti's blog
- 6141 reads
Wayang kulit
Karena bagiku Ia adalah lebih dari sahabat dan kekasih.
Salam manis, Raissa
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
wayang orang ala bali
raissa, kamu harus coba nonton wayang orang ala bali di pura mereka.
tapi, pastikan jangan masuk ke pura yang buat turis. mereka suka buat dua versi, satu buat turis (yang bagus2 doang) dan satu buat mereka sendiri (segalanya ada disitu).
awal 2001, pertama kali aku tinggal disana, tepatnya di dusun bangah, tabanan. warga setempat menyambut kedatangan "pendatang" ini dengan mengajak gue ke pura mereka.
disana gue nonton wayang orang ala mereka. bahasanya full bali. gue ga ngerti sedikit pun. cuma mimiknya memang lucu so in a way gue masih bisa lah ketawa bareng2 temen2 baruku ini.
kegiatan di pura ini super aneh, at least begitu menurut pandangan ku.
awal masuk ada meja super panjang yang isinya makan prasmanan ala bali (alias babi semua). jalan dikit ketemu deh panggung buat wayang orang ini. nengok ke kanan, ada para pendetanya yang lagi sibuk komat-kamit. nengok kiri, gue liat banyak remaja2 bali yang lagi saling pdkt, meluk2 dan cium2. melongok ke belakang panggung, ada yang lagi mabok sembari maen adu ayam. pasar klewer aja kalah rame kayaknya hahahahaha.
absolutely weird. tapi seru deh. kayak masuk ke jaman apaaaaa gitu. hihihi.
i think u should try it :)
PASRAH bukan MENYERAH
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Pasrah
Karena bagiku Ia adalah lebih dari sahabat dan kekasih.
Salam manis, Raissa
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-