Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Multi Talent adalah milik semua orang

peterkambey's picture

"survival of the fittest" menjadi frasa yang paling cocok namun sarkastik untuk menggambarkan orang-orang yang terus hidup dan tetap sukses di era penuh persaingan hari-hari ini. Definisi "survival of the fittest" dikenal luas setelah Charles Darwin mempopulerkan teorinya tentang seleksi alam, yakni mahluk hidup yang dapat bertahan hidup ditengah persaingan memperoleh makanan yang makin sulit. Mahluk hidup yang dapat bertahan hidup ini mempunyai cara yang unik untuk terus menerus menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup di era sekarang ini memang jauh lebih berat bukan hanya karena persaingan, namun karena tuntutan hidup itu sendiri yang makin banyak dan kompleks. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah membuka wawasan banyak orang terhadap kebutuhan-kebutuhan baru dan keinginan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Namun di sisi lain, kemajuan teknologi dan pengetahuan juga menyebabkan terjadinya tuntutan yang lebih tinggi terhadap cara pemenuhan kebutuhan dan keinginan tersebut.

Kontradiksi inilah yang menyebabkan sebagian orang sulit bahkan gagal mencapainya dan secara natural akan tersisih dengan sendirinya. Ini makna yang dimaksud oleh frasa "survival of the fittest". Mereka yang salah dalam melakukan tidak akan bertahan dan mereka yang gagal tidak dapat melanjutkan. Prinsip semacam ini mungkin terdengar tidak adil, tapi pada dasarnya tidak. Semua mahluk hidup termasuk manusia sudah diberi kemampuan naluriah untuk bertahan. Yang membedakan adalah di dunia nyata sebagian di antaranya lebih memilih untuk tidak melakukan apa-apa dan pesimis. Perbedaan antara yang sukses dan yang gagal akhirnya tercipta disini.

Manusia adalah mahluk hidup tertinggi yang sudah diciptakan Tuhan untuk memiliki banyak sekali kemampuan dasar bertahan hidup. Setiap orang dapat dipastikan memiliki banyak sekali bakat dan kemampuan yang dapat dipergunakan untuk bertahan hidup. Hal ini tidaklah terdengar terlalu berlebihan dan dapat dibuktikan. Coba bayangkan seseorang yang terlahir dan hanya memiliki satu indra, katakan saja buta. Dengan hanya mengandalkan telinga saja, orang tersebut tetap dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa. Sebut saja bermain alat musik. Toh, telinga, tangan, badan dan kakinya masih bisa berfungsi dengan baik. Kita pasti mengenal banyak sekali musisi dengan organ tubuh yang tidak sempurna. Sekarang coba bayangkan mereka yang terlahir dengan panca indra yang sempurna. Golongan ini dapat melakukan semua pekerjaan yang tersedia di dunia ini karena hanya membutuhkan minat yang kuat untuk memilih bidang yang terbaik.

Multi Talent People bukanlah milik orang-orang pilihan. Semua orang punya multi talent dan semua orang punya kesempatan yang sama untuk mengembangkan talenta masing-masing. Talenta yang dimaksud disini bukanlah satu atau dua saja melainkan sebanyak mungkin talenta yang kita punya dan yang dapat dikembangkan.

Dengan demikian, semakin banyak talenta yang dapat dikembangkan oleh seseorang, semakin mudah juga bagi orang tersebut untuk tetap bertahan. Survival of the fittest adalah milik orang-orang yang bertalenta banyak dan yang terus-menerus mengembangkannya. Orang yang mengembangkan talenta dengan sendirinya akan selalu berhadapan dengan situasi dan kondisi yang berbeda-beda. Semakin banyak kondisi yang dia alami, semakin banyak pula pembelajaran yang dia dapatkan. Semakin sering dia mengalami kondisi perubahan tersebut, semakin mudah bagi dia untuk menguasai kondisi tersebut.

Menjadi orang dengan banyak talenta tidaklah dibutuhkan banyak sekali usaha yang berat. Semua keinginan, hobby, keahlian, ketertarikan terhadap sesuatu dapat dijadikan modal awal untuk mulai mengembangkan satu demi satu. Setiap talenta yang dikembangkan tidak memiliki batas. Pengembangan talenta akan berhenti disaat kita mulai berhenti mengembangkannya. Akan selalu ada kesempatan untuk terus memperbaiki dan menyempurnakannya. Nice.