Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Merdeka !!!
Anda tahu bagaimana cara melatih seekor gajah agar patuh pada tuannya?
Ikat saja kaki gajah kecil dengan seutas tali yang kokoh, maka secara otomatis ia akan belajar bahwa gerakannya dibatasi oleh tali. Setelah gajah itu tumbuh besar dan mempunyai kekuatan yang lebih dari cukup untuk membebaskan diri dari tali itu, ia tetap tidak akan memberontak.
Kenapa? Dalam pikiran gajah itu telah terkonsep bahwa tali pembelenggunya tak mungkin diputuskan. Meski ia punya kemampuan luar biasa, ia tetap terbelenggu. Bukan oleh tali itu, tapi oleh konsepsinya sendiri.
***
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa . . .
Kalau tidak salah, penggalan itu ada di pembukaan UUD 1945. Betul, saya setuju 100 persen kalau semua orang berhak untuk merdeka dan menghargai kemerdekaan orang lain.
Tahun ini genap sudah 62 tahun negeri kita tercinta memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan. Implikasinya, kita bisa mengecap nikmatnya kebebasan. Tapi benarkah kebebasan itu sepenuhnya nikmat? Ataukah kita memang sudah betul-betul bebas?
Semua orang rindu kebebasan. Siapa sih yang senang hidup di bawah tekanan orang lain? Begitupun kebebasan membawa konsekuensi yang tidaklah kecil. Saat kita bebas, berarti kita harus sudah siap hidup mandiri, tidak bergantung pada pihak lain. Saat kita bebas, kita harus belajar mempuat keputusan-keputusan yang terkadang dilematis. Pada situasi apapun kita kerap dibuat bingung untuk mengambil keputusan. Dari hal sesederhana menentukan menu dan tempat makan siang hari ini saja kadang sudah menciptakan konflik kecil di lingkungan kantor. Singkatnya, kebebasan menuntut kedewasaan. Yang perlu digarisbawahi, kedewasaan itu tak sebatas usia.
Apa kita sudah merdeka? Sebagai seorang yang dididik untuk menjadi seorang nasionalis lewat bertahun-tahun pelajaran P4, PMP, PPKn dan teman-temannya, saya menjawab YA. Tapi apakah kita memang sudah benar-benar merdeka?
Ijinkan saya bercerita tentang seseorang yang pernah saya temui. Suatu saat ia diberi tahu oleh seorang koleganya bahwa kondisinya benar-benar terpuruk. Maka, ia, yang sebenarnya dikelilingi oleh sumber daya yang luar biasa potensial dan dukungan yang melimpah, tidak dapat melihat keadaan sebenarnya. Kapan dan dimanapun ia berada, ia selalu mengatakan bahwa ia sedang dalam keadaan terpuruk. Sikapnya itupun membatasi geraknya, dan juga gerak orang-orang di sekitarnya. Rekan-rekannya yang semula merasa mampu perlahan kehilangan semangat dan berhenti berjuang. Padahal faktanya, keadaan amat jauh dari kata terpuruk.
Kemerdekaan orang itu telah direnggutnya sendiri, dan semua berawal dari kalimat sederhana. Hilangnya kemerdekaan orang itu pun berimbas pada orang-orang di sekelilingnya yang kemudian juga merasa terpuruk.
Apa bedanya keadaan teman saya ini dengan gajah yang diikat kakinya pada cerita di atas? Rintangan itu memang ada, tapi bukan rintangan itu yang membelenggu melainkan pikirannya sendiri. Dalam hal ini bisa dikatakan ia telah memenjarakan dirinya sendiri, dan juga orang-orang di sekitarnya.
Saya berharap peringatan kemerdekaan kita tahun ini mampu menginspirasi kita untuk benar-benar "merdeka" dan membebaskan diri dari belenggu yang kita bangun sendiri.
Amin
- clara_anita's blog
- 4140 reads
Kemerdekaan adalah jembatan emas