Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mengelola atau dikelola uang

Sri Libe Suryapusoro's picture

Uang haruslah dikelola. Berapapun yang kita dapatkan tidak akan pernah cukup. Ketika pendapatan kita bertambah maka kebutuhan kita pun bertembah. Sebagai contoh, jika kita menjadi seorang manajer maka mobil adalah kebutuhan utama. Anda akan merasakan keharusan mempunyai mobil (tadinya hanya mempunyai motor). Anda akan mengatakan,”Tidak mungkin kan bertemu dengan konsumen atau rekan kerja menggunakan motor?” Anda pun harus mengubah pakaian Anda. Yang biasanya dibeli di obral sekarang harus menggunakan pakaian bermerek. Rumah pun harus diperluas, barangkali suatu saat Anda akan menerima tamu jangan sampai Anda mempermalukan diri. Istri Anda pun di’permak’. Dia harus menggunakan make up tertentu, pakaian yang mahal, perawatan wajah, rambut dsb.

Dua tahun kemudian Anda menjadi direktur. Anda akan merasakan kebutuhan untuk mengganti mobil Anda. Bagitu juga dengan penampilan Anda. Kebiasaan makan pun diubah. Rasanya malu jika bertemu seseorang dan Anda di rumah makan yang murahan. Semua kebutuhan menjadi naik dan terus naik. Semakin tinggi posisi Anda, Anda tetap saja tidak bisa menabung. Itu semua karena ketidakmampuan mengelola uang.

Setiap bulan kami membagi uang tersebut ke pos-pos tertentu. Berikut pos-pos yang saya terapkan dalam setahun ini (sejak saya menikah):

  1. Pos untuk Tuhan berisi perpuluhan dan persembahan mingguan.
  2. Pos pengembangan diri biasanya saya gunakan untuk membeli buku, kaset atau keperluan pengembangan diri lainnya.
  3. Pos makanan, merupakan pos untuk membeli segala jenis makanan.
  4. Pos kendaraan, merupakan pos untuk perawatan kendaraan dan juga bensin.
  5. Pos keperluan pribadi, berisi seperti baju, lotion, sabun, alat pel dsb.
  6. Pos biaya kontrakan, biaya kontrakan selama setahun saya bagi menjadi dua belas dan harus saya isi setiap bulan.
  7. Pos gaji diri sendiri, saya sisihkan 10% untuk menggaji saya. Pos ini yang biasanya saya gunakan untuk investasi di tempat lain. Seandainya memungkinkan buatlah pos khusus untuk investasi dan pos gaji ini hanya ditabung, untuk hari tua.
  8. Pos kesehatan, saya masukan pos ini ke lain-lain karena saya jarang sekali sakit.
  9. Pos telpon, penggunaan maksimal telpon yang boleh saya lakukan.
  10. Pos lain-lain, merupakan pengeluaran yang tidak terduga dan tidak setiap bulan.

Konsekuensinya jika ada pos yang kelebihan maka harus ada pos yang dikurangi. Kita harus terus cek. Tidak jarang kami mengurangi jatah makan karena di pos itu kelebihan. Atau saya harus mengurangi penggunaan telpon. Pos-pos yang tidak boleh dikurangi adalah pos untuk Tuhan, kontrakan dan gaji diri sendiri.

Jika ada kenaikan gaji atau posisi, aturlah supaya kenaikan itu terbagi dengan baik. Misalnya Anda menjadi manajer, maka naikanlah pos untuk perpuluhan, gaji diri sendiri, dan pengembangan diri barulah Anda naikan pos yang lain. Pengembangan diri sendiri harus menjadi prioritas karena ketika posisi Anda naik maka kemampuan Anda dituntut naik. Jangan andalkan kantor untuk menaikan kemampuan Anda. Lakukan sendiri sehingga Anda akan memiliki kemampuan lebih daripada orang lain.

__________________

Small thing,deep impact

riyanti's picture

Motivasi baru!!

Terus terang setelah bekerja malah pengelolaan uang saya kurang baik dibandingkan waktu kuliah dulu. Mungkin karena merasa hasil sendiri jadi terkadang seenaknya. Tulisan Anda, memotivasi saya untuk menjadi pengelola dan bukan dikelola oleh uang. Bijak mengatur uang membuat kita selamat dari kegiatan "gali-gali lubang, tutup lubang yang lain" seperti lagu Roma Irama he...he... Laughing

Jadi inget kata-kata Atasan saya, sebenernya kalau ingin naik gaji kitapun bisa menaikannya sendiri, tanpa kantor atau perusahaan memberi tambahan yaitu dengan cara berhemat, semakin sedikit yang dikeluarkan berarti uang yang ada pada kita juga masih banyak.

Tetapi juga jangan terlalu hemat alias pokil bahasa Bantul-nya (terlalu hemat pangkal dibenci teman)Wink