Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
manuk geredjo matur marang GARUDA MataraM
manuk geredjo matur marang GARUDA MataraM,
PUSOKO LELUHUR,
sampun DITANJEP’AKE wonten ATI dalem.
kumpul’ake abdi-abdi dalemmu,
supoyo resik-resik pelataranmu,
supoyo resik-resik keratonmu,
nyiap’ake panggonan kanggo tamu-tamu,
tamu-tamu negoro lan monconegoro.
tembok-tembokmu kudhu diperiksa,
dipasti’ake dewe, supoyo ora ono sing iso mlompat,
dipasti’ake dewe, supoyo tembok-tembokmu ora iso rubuh,
supoyo pusoko-pusoko keraton ora ilang maneh.
Wahyu 11: 3-4
saking GUSTI YESUS KRISTUS,
kagem SINUHUN Lan SRI SULTAN
wonten SOLO Lan JOGJA
dalem namung manuk geredjo,
ingkang mboten saged boso keraton.
manuk geredjo matur marang GARUDA MataraM,
Belum ada user yang menyukai
- udalama's blog
- Login to post comments
- 5314 reads
Nyuwun sewu, Kangmas Udalama
Dengan opening greeting di atas, orang yang tak mengerti bahasa dewa ini bisa mengira Udalama tukang emas sehingga saya berani meminta uang seribu rupiah.
Saya belajar bahasa Jawa sejak mulai bekerja sebagai Salesman dengan membeli koran Darma Kanda, Darma Nyata dan Penyebar Semangat bila bertugas di Solo atau Jogja, karena orang-orang desa lebih suka mempergunakannya sebagai tanda menghormati lawan bicaranya. Saya juga membaca novelet Jawa.Ada satu nama pengarangnya yang sampai sekarang saya ingat, Any Asmara. Sekarang di internet bertebaran blog dalam bahasa Jawa, tetapi saya merasa kwalitasnya masih di bawah penulis kesayangan saya ini.
Bahasa Jawa itu susah dipelajari bila tidak sejak kecil. Karena itu ketika saya berada di Solo, orang-orang tua yang berkomunikasi dengan saya menyangka saya orang Jogja. Sebaliknya orang Jogja menyangka saya orang Solo. Saya bertanya kepada teman mengapa? Jawabnya membuat saya minder. “Karena bahasa Jawamu semrawut. Orang-orang Solo yang lahir pada jaman dulu menganggap apa-apa yang jelek berasal dari Jogja, begitu juga sebaliknya, sebagai akibat terpecahnya kerajaan Jawa.”
Menurut saya bahasa ini lebih lengkap kosakatanya daripada bahasaIndonesia . Sebagai contoh mari kita melihat kata “membeli” dalam bahasa ini. Bahasa kasar mengatakan “tuku”, bahasa menengah “tumbas”, bahasa halus/kraton “mundut”. Mengapa “mundut” padahal kata ini juga berarti “mengambil”? Kata teman, “Karena para pejabat tidak pernah membeli. Mereka mengambil dari rakyat.” Pintar juga ya orang Jawa menyindir pejabatnya. Sekarang?
Karena itu tentu lebih menarik minat pembaca blog Anda yang tidak mengerti bahasa dewa ini untuk mengenalnya bila blog-blog berbahasa Jawa Anda diberi terjemahan Indo-nya. Siapa tahu di antara mereka ada yang nanti meminta Anda menjadi guru bahasa Jawa lewat imel.
Salam.
@Purnomo... bahasa seHARI-HARI...
Nuwun Sewu
Nuwun sewu, eyang Udalama. Sasampunipun kulo waos anggitan panjenengan, pranyata wonten sekedhik kalepatan ingkan kedah dipun leresaken:
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Wawan
------------
Communicating good news in good ways
@Purnawan Kristanto... kagem koreksinipun maturnuwun...