Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Lukamu akan "Pulih" (Gali Kata Alkitab dalam Tinjauan Tulisan Ibrani Kuno)

Hery Setyo Adi's picture

Kata “pulih” merupakan salah satu kata yang diterjemahkan dari kata Ibrani arukah (Alef-Patah-Resh-Sureq-Kaf-Qames-He). Kata arukah diturunkan dari akar-kata induk  RK (Resh-Kaf). Setiap huruf Ibrani, pada awalnya bukan sekedar lambang bunyi, melainkan juga lambang ide atau gagasan. Setiap gagasan diujudkan dalam bentuk gambar, yang kemudian dikenal sebagai tulisan-gambar (piktograf).

Huruf Resh adalah sebuah gambar kepala orang, sedangkan huruf Kaf adalah gambar telapak tangan yang antara lain berarti menutupi. Gabungan kedua gambar tersebut berarti “seorang menutup.”

Apa hubungan kata “pulih” dengan makna harfiah “seorang menutup”? Dalam budaya orang Ibrani, seseorang yang mengalami luka dan memborok, maka luka itu dibuka dan dibersihkan. Berikutnya, luka yang telah terbuka dan bersih itu ditutup dengan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan tertentu dan dibalut.  Inilah tahap memulihkan tubuh yang terluka, sehingga menjadi sembuh.

Makna kata “pulih” ini berhubungan erat dengan makna kata “menyembuhkan” (lihat: edisi 008). Kata “menyembuhkan” berarti “seorang membuka”, sebagaimana borok pada tubuh seseorang harus dibuka lebih dulu untuk diobati.

Ketika saya kecil, saya memiliki teman yang mempunyai borok di kakinya. Beberapa macam obat dioleskan diboroknya itu, tapi tidak membuahkan hasil. Karena boroknya semakin parah dan melebar dibawalah ia ke seorang mantri kesehatan. Mantri itu membuka borok di kaki rekan saya itu. Borok itu diangkatnya sampai bersih. Ia menggunakan alkohol agar lukanya bebas dari kuman. Setelah bersih, bekas borok itu dibubuhi obat dan dibalut dengan kain kasa. Pendek cerita, rekan saya itu menjadi sembuh.

Itulah arti kata “pulih” yang bermakna “seorang menutup”, yaitu menutup luka dengan obat dan membalutnya. Apabila saya dan Anda memiliki borok dosa, mari kita buka borok itu di hadapan Tuhan. Tuhan akan mengangkatnya. Jika kita telah menanggung resiko akibat dosa itu dengan menerima peringatan atau penghukuman Tuhan, maka kita akan mengalami pemulihan dari Tuhan itu.

Luka Yehuda

Nabi Yesaya menyerukan firman Tuhan kepada Yehuda karena bangsa itu berdosa.  Mereka mencari Tuhan dan mereka menyukai jalanNya, tapi perilakunya tidak sejalan (Yesaya 58:1-2). Mereka hanya melakukan ibadah secara formal, bukan beribadah dengan hatinya. Karenanya, perilakunya tidak  menjadi lebih baik (ayat 3-7). Mereka tidak menguduskan hari Sabat (bandingkan  ayat 13).

Seruan Yesaya tersebut merupakan peringatan hukuman terhadap Yehuda “yang akan datang” apabila mereka tidak bertobat. Dosa-dosa yang tergambar dalam pasal 58 adalah dosa-dosa yang mereka lakukan pada zaman Yesaya itu, sedangkan ketidakpedulian Tuhan merupakan gambaran hukuman pada masa yang akan datang. Sebab, bangsa itu memang tidak bertobat.

Yesaya menyerukan firman Tuhan ini antara tahun 740-690 SM dan hukuman Yehuda mulai terjadi pada tahun 605 SM, pada waktu bangsa itu jatuh ke tangan Babel. Puncak kejatuhannya terjadi tahun 586 SM, yaitu hancurnya Yerusalem dan Bait Allah dan diangkutnya penduduk Yerusalem ke Babel.

Pada saat peringatan itu disampaikan, Tuhan pun memberi janji kepada bangsa Yehuda, umatNya. Jika mereka berbalik kepada Tuhan, maka terang mereka akan merekah dan lukanya dipulihkan (bandingkan ayat 8). Lebih lanjut, Tuhan menjanjikan kepada umatNya: kebenaran dan kemuliaan Tuhan (ayat 8), pertolongan Tuhan (ayat 9), terbitnya terang (ayat 10), tuntunan Tuhan, kepuasan hati, pembaruan kekuatan (ayat 11), dan pemulihan negerinya (ayat 12).  

Apakah “luka” Yehuda itu? Luka mereka adalah penderitaan yang dialami akibat dosa-dosanya. Mereka menderita dengan mengalami pembuangan. Sekalipun luka mereka itu terjadi akibat perbuatannya sendiri, namun Tuhan mau memulihkan luka bangsa itu.

Seperti halnya janji Tuhan akan memulihkan luka bangsa Yehuda itu, begitu juga janji itu pun berlaku bagi saya dan Anda yang mau bertobat, sehingga luka akibat dosa-dosa kita akan dipulihkan Tuhan.

Implikasi

Setiap orang Kristen pernah jatuh dalam dosa. Akibat kejatuhannya itu kita menanggung resiko dari perbuatan dosa itu. Mungkin kita menderita, entah fisik, atau pun mental, bahkan rohani.

Seorang pemuda yang jatuh ke dalam dosa harus dikeluarkan dari tempat ia menjalani persiapan sebagai seorang hamba Tuhan. Ia menderita secara mental. Perasaannya hancur. Bahkan, ia merasa Tuhan tidak menyertainya.

Dalam suatu proses konseling, saya mengajaknya untuk membahas Roma 8:28-30. Sekalipun ia menderita secara mental dan perasaannya hancur, semua itu dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi dirinya. Sebab, ia seorang yang terpanggil menurut rencana Allah, ia dipilihNya, dan ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Puncaknya, ia akan dimuliakanNya. Puji Tuhan, pemuda itu merasa dikuatkan. Ia merasakan dan mengalami kebersamaan dengan Tuhan.

Apakah Anda mengalami luka akibat dosa yang Anda lakukan? Maukah luka Anda ditutup sendiri oleh Tuhan? Syaratnya: bertobat dan bersedia menjalani pendisiplinan yang Tuhan kenakan!

 (Artikel ini ditulis oleh Hery Setyo Adi, yang menggunakan rujukan dari berbagai sumber).

 

hai hai's picture

Hery Setyo Adi, Anda Ahli Bahasa Ibrani?

Hery Setyo Adi, apakah anda ahli bahasa Ibrani? Maukah anda membantu saya untuk menyelidiki ayat-ayat Alkitab yang menurut saya tidak diterjemahkan dengan TEPAT?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Hery Setyo Adi's picture

Bukan Ahli, Bung

Bung Hai-hai, saya ini bukan ahli bahasa Ibrani... Saya baru belajar sedikit. Tentang penyelidikan ayat-ayat Alkitab, kita coba saja...hanya jangan terlalu berharap banyak. Sangat mungkin sayalah yang akan banyak belajar dari Bung. Terima kasih.

hai hai's picture

Hery Setyo Adi, Saya Nggak Bisa Bahasa Ibrani

Hery Setyo Adi, saya sama sekali nggak paham bahasa Ibrani dan Yunani. Selam ini bila baca Alkitab saya hanya gunakan Alkitab elektronik yang ada strongnya. 

Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Kejadian 3:7

Maka terbukalah kedua mata(nya) mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Kejadian 3:7

Yang di atas dalah terjemahan LAI, yang di bawah adalah dugaan saya tentang terjemahan yang lebih tepat. Kata kata yang saya beri warna HITAM ditambahkan sementara yang berwarna MERAH seharusnya tidak ada. apakah dugaan saya tersebut benar?

Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,  tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." Kejadian 3:22

Apakah kata IA yang saya beri warna merah itu memang terjemahan yang benar, bukan MEREKA?

Terima kasih sebelumnya.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Hery Setyo Adi's picture

Terjemahan LAI Benar

  "ia mengulurkan" dalam bahasa Ibrani hanya terdiri dari satu kata, yaitu kata kerja "yislakh". Kata "yisylakh" memiliki bentuk awal atau bentuk dasar "syalakh" yang mendapat awalan "yi". Awalan "yi" tersebut menyatakan subyek (orang ketiga), jenis kelamin (maskulin), jumlah (tunggal), dan juga tensis (imperfek=pekerjaan yang belum selesai/belum dilakukan).

Oleh karena kata tersebut adalah (berjenis) kata kerja biasa (bertensis) imperfek (bersubyek) orang ketiga (dan berjumlah) tunggal, maka terjemahan LAI tepat, yaitu   "ia mengulurkan"

Hal ini didukung juga dari kata Ibrani "tanganya", yaitu "yado" (Yod-Qames-Dalet-Holem Waw). Kata Ibrani Yado berasal dari kata benda "Yad" (Yod-Qames-Dalet; yang berarti tangan) + akhiran ganti "o" (holem waw). Akhiran  "o" tersebut merupakan bentuk akhiran kata ganti orang ketiga maskulin tunggal. Karena itu bentuk akhiran ganti "nya" dalam kata "tangannya" pun bermakna tunggal. Jadi "nya" (dalam "tangannya") menunjuk "ia" bukan "mereka".

Demikian juga dengan "ia hidup" dengan pola analisa kata seperti di atas bercirikan sebagai kata kerja orang ketiga tunggal.

Begitu penjelasannya Bung Hai-hai...harap membantu.

Salam,

herysa

hai hai's picture

Hery Setyo Adi, Misteri "IA"

Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,  tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya." Kejadian 3:22

Hery Setyo Adi, terima kasih atas bantuannya. Anda sudah membantu saya untuk meyakini sesuatu yang nampak kecil namun sangat penting sekali.

Adam dan Hawa sama-sama makan buah pengetahuan. Bukankah seharusnya KEDUANYA yang telah menjadi salah satu dari Allah Tritunggal? Kenapa digunakan kata IA, bukan MEREKA atau KEDUANYA?

Itulah misterinya. Manusia dalam ayat tersebut adalah ADAM. Hanya ADAM sendirian, Hawa sama sekali nggak ikutan.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak