Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kristus, Bayi Natal yang Miskin

desfortin's picture

Renungan Natal Tahun 2008

Oleh: Desfortin

 

Orang-orang Majus dari Timur (Matius 2:1-12)

Dentang dan denting lonceng Natal bergema dan lagu-lagu pujian natal berkumandang di seluruh negeri menyambut sang bayi natal. Berjuta-juta umat Tuhan pergi berbondong-bondong beribadah ke gereja masing-masing hari ini bersama keluarga, sanak saudara dan kerabat serta handaitaulan. Ya, hari ini adalah 25 Desember 2008, umat Kristiani di seluruh dunia bersukacita menyambut dan merayakan kembali peristiwa ± 2008 tahun yang lalu (bukan persis seperti hari ini). Suatu peristiwa natal (kelahiran) yang ajaib, yang kejadiannya sudah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya, dimana seorang putra akan lahir di sebuah kota yang kecil dan mungil, Betlehem (Mikha 5:1). Hari ini secara khusus kembali peristiwa 20 abad lebih tahun yang lalu itu dikenang dan dimeriahkan. Siapakah pribadi yang kemudian dikenal, dibanggakan, dipuji dan disembah serta yang kelahirannya dirayakkan oleh orang Kristen hari ini di seluruh dunia? Siapakah sosok yang biasanya dimeriahkan dengan pesta pora, baju baru, celana baru, pakaian yang baru dan semarak yang begitu ramai dan riuh rendah setiap tahun pada bulan Desember ini?

Dialah Yesus Kristus, seorang yang paling berpengaruh di seluruh dunia. Dia adalah Raja, Juru Selamat dan Tuhan bagi orang yang percaya. Namun sudahkah kita mengerti bagaimana peristiwa natal-Nya yang asli? Pertanyaan ini tidak bermaksud melarang orang untuk merayakan natal dengan cara-cara seperti yang saya sebutkan di atas. Yang saya maksudkan adalah, sudahkah kita mengerti berita natal yang sesungguhnya, berita natal yang asli di mana kasih Allah hadir ke dalam hidup manusia untuk membawa manusia kembali kepada-Nya, untuk merenungkan ulang apa berita penting yang dibawa oleh Kristus dari Bapa Sorgawi kepada dunia? Kenapa Ia datang untuk umat-Nya? Apakah karya terbesar dari pada Kristus selama Ia hidup di dalam dunia? Siapakah Kristus yang sesungguhnya? Bukankah di antara seluruh pendiri agama Ia adalah yang paling pendek umur-Nya? Musa 120 tahun, Abraham 175 tahun, Sakyamuni 80 tahun, Konghuchu 72 tahun, Lao Zte 80 tahun lebih dan Muhammad ± 62 atau 63 tahun, tetapi Yesus adalah yang umurnya paling pendek, hanya ± 3,3 tahun. Siapa yang bisa mempengaruhi dunia dengan karya hanya sekitar tiga setengah tahun itu? Di antara jenius-jenius di dalam dunia ini, jenius yang paling sedikit yang pernah ditimbulkan di dalam sejarah adalah jenius-jenius di dalam agama. Jenius-jenius agama jauh lebih sedikit dari pada jenius-jenius seni, jauh lebih sedikit dari pada jenius filsafat, jenius-jenius di dalam dunia musik / komponis, jenius-jenius di dalam budaya (budayawan), militer dan lain sebagainya. Tetapi Yesus Kristus selama ± 3,5 tahun itu belum pernah mengatakan Ia datang untuk mendirikan satu agama; Ia belum pernah melakukan seperti yang banyak dilakukan oleh pemimpin-pemimpin agama yang berpuluh-puluh tahun memberitakan apa yang mereka anggap sebagai kebenaran. Tetapi Yesus Kristus matinya mati malang. Semua pendiri agama matinya mati mulia, mati ketika mereka cukup umur, tutup usia pada waktu mereka sudah tua. Tetapi Yesus Kristus, Ia dipaku di atas kayu salib. Selama Ia hidup sekitar tiga setengah tahun itu, Ia belum pernah menciptakan sebuah lagu Kristen; belum pernah menulis sebuah buku Kristen; belum pernah mendirikan suatu tentara Kristen; belum pernah mendirikan satu buah partai Kristen; belum pernah membuka sebuah bank Kristen; dan belum pernah mendirikan sebuah sekolah Kristen. Sepertinya Ia mati dengan keadaan yang sangat-sangat gagal, dan tidak memiliki kemuliaan sama sekali. Ia dihukum, ditelanjangi, dihina, dicaci maki, dan dipaku di atas kayu salib di bukit Golgota mengalirkan darah. Namun akhirnya sebelum Ia menghembuskan nafas, Ia berkata bukan gagal, tetapi, "Genaplah" (Tetelestai ). (bdk Yoh 19:30).
 
Siapakah Kristus, yang menjadi Bayi Natal yang kita rayakan hari ini? Apakah kita sudah merenungkan poin-poin ini? Siapakah Dia yang sesungguhnya? Alkitab mengatakan Dia adalah Raja di atas segala raja. Namun di antara waktu Dia lahir sampai Dia mati belum pernah tercantum di dalam Kitab Suci Ia pernah duduk di atas tahkta; belum pernah Ia datang untuk menjadi raja. Benarkah Yesus raja? Benarkah Ia pernah menjadi raja? Di dalam sejarah Israel dan keempat Kitab Injil belum pernah tercantum orang memanggil Dia raja. Memang pernah satu kali tercatat di dalam Injil orang ingin menjadikan Dia raja, yaitu di dalam Yohanes 6:1-71 pada waktu Yesus memberikan mujizat dengan 5 potong roti, dua ekor ikan mengenyangkan lebih dari 5 ribu orang (tetapi tidak menutup kemungkinan yang hadir pada waktu itu ± 12 ribu orang [5 ribu orang laki-laki, mungkin 5 ribu orang perempuan, dan seribu atau 2 ribu anak-anak] ) di mana keesokannya orang-orang ketika mereka menyeberang ingin menjadikan Ia raja. Tetapi Yesus tolak. Ia mundur, menjauhkan diri dan naik ke bukit, berdoa semalam suntuk di hadapan Tuhan Allah.

Tahukah saudara mengapa orang-orang itu ingin menjadikan Ia raja? Yesus mengatakan bahwa mereka mencari Dia bukan karena mereka ingin melihat mujizat, tapi karena mereka makan roti itu dan kenyang. Para pengkhotbah dan orang-orang penganut teologi sukses (Prosperous Gospel) di jaman ini mengadakan kebaktian dengan beribu-ribu orang mau mujizat, kesembuhan dan berkat-berkat. Tetapi Yesus berkata, "Kau bukan cari Aku karena mujizat, tapi karena kau makan roti itu dan kenyang. Ingatlah, jangan bersandar kepada roti itu, karena bagaimanapun hebatnya makanan dari dunia ini semuanya adalah makanan yang fana dan semua orang akan mati. Musa, nenek moyangmu, turunkah manna dari sorga tetapi semuanya pada akhirnya toh mati juga. Sekarang, engkau mencari makanan yang kekal yang turun dari sorga yaitu Aku Roti Hidup yang turun dari sorga. Makanlah dari dagingKu dan minumlah dari darahKu (bdk Yoh 6:26-48). Ketika mendengar pernyataan Yesus itu mereka semua tercengang dan terkejut karena itu melawan agama Yahudi. Bukankah Musa mengatakan tidak boleh minum darah. Darah binatang pun tidak boleh diminum, mengapa Yesus berani mengatakan demikian. Mereka bahkan menuduh dan menganggapnya orang yang liar, orang yang tidak mengerti kitab, orang yang mengajar ajaran/sekte baru yang berlainan dengan ajaran Musa, orang yang akan merusak agama Yahudi. Mereka mengatakan khotbah-Nya terlalu sulit untuk didengar. Doktrin-Nya tidak masuk akal dan lain sebagainya. Perkataan Yesus itu membuat mereka tidak tahan dan akhirnya meninggalkan-Nya.

Bukankah di jaman seperti sekarang ini juga demikian, banyak orang yang tidak terlalu suka pengajaran-pengajaran atau doktrin-doktrin yang sulit, tapi tahunya yang simple, yang praktis saja, tapi tidak mau belajar sungguh-sungguh Firman Tuhan, teologi dan doktrin Alkitab? Jaman inilah jaman dimana manusia lebih suka mendengar sesuatu yang cocok dengan telinganya. Tuhan yang cocok dengan kita itu, Tuhan apa? Adakah Tuhan harus menyesuaikan diri-Nya dengan keinginan kita? Mungkin yang lebih cocok adalah hantu. Maka kita melihat dari sekitar 12 ribu orang yang awalnya mengikuti Yesus pada waktu itu, akhirnya selama tidak lebih dari beberapa hari, khususnya yang tercatat di pasal 6 akhir, sisa 12 orang saja. Apakah itu berarti Yesus tidak sukses? Dia pengkhotbah atau hamba Tuhan yang gagal, yang makin hari memiliki pendengar yang makin sedikit? Di jaman ini juga banyak orang yang salah menilai tentang pertumbuhan gereja (church growth). Mereka menganggap gereja yang maju adalah gereja yang banyak pengikutnya, yang pengkhotbahnya memiliki pendengar yang semakin banyak. Itu adalah gereja yang makmur dan diberkati oleh Tuhan. Benarkah itu? Kalau kita hanya melihat perkembangan dari sudut dan fenomena seperti ini, berarti kita belum benar-benar mengerti tentang mengapa kita bergereja. Tuhan Yesus pada waktu itu juga pernah melihat Ia memiliki pengikut 12 ribu orang tapi tidak lama kemudian sisa 12 orang saja. Dan Ia berkata kepada 12 orang murid-Nya yang masih bersama-Nya pada waktu itu, "Engkau pergi juga kah?"(Bdk Yoh 6:67). Kasian sekali. Seolah-olah Dia takut murid-murid-Nya pergi. Seolah-olah Dia takut gereja akan hancur karena memiliki pengikut yang tidak banyak. Sebenarnya dalam terjemahan aslinya (bahasa Gerika) kata-kata Yesus itu boleh diterjemahkan, "Engkau pergi juga lah!" "Silakan pergi! Mengapa Engkau mencari Aku? Engkau cari Aku karena makanan, kesembuhan, mujizat, ketentraman, kesuksesan dan berkat-berkat jasmani? Engkau cari Aku hanya untuk memperalat Aku memenuhi semua kebutuhanmu?, Silakan pergi!" Pada waktu itu salah seorang murid-Nya, Petrus mewakili seluruh orang Kristen yang sejati dari abad ke abad memberi jawaban yang tepat, "Kepada siapa kami pergi dan harus mengikut, selain kepada Engkau karena Engkau memiliki Firman yang hidup? Karena Engkau memiliki Firman yang hidup maka kami tidak pergi dan tetap berada di sini" (Bdk Yoh 6:68). Inilah jawaban yang luar biasa dari mulut seorang Petrus yang harus menjadi renungan kita orang Kristen di jaman ini, khususnya pada Natal tahun ini, bahwa kita datang kepada Kristus karena Firman-Nya. Tidak ada yang lebih menyenangkan dan memuaskan hati Tuhan Yesus dari orang yang datang dan mengikut-Nya karena orang itu mengerti akan Firman-Nya.

Sekarang perhatikan di jaman ini berapa banyak orang Kristen yang datang dan mengikut Tuhan yang hanya ingin kaya, sukses, jujur dan menjadi orang yang tendanya selalu ingin diperkembangkan. Berapa banyak orang yang mengerti kebenaran dan keunggulan Firman-Nya dari seluruh keunggulan yang  ada di seluruh dunia ini? Perhatikan buku "Doa Yabez" yang terjual 1.000.200 jilid dalam beberapa tahun saja, tetapi "Doa Bapa Kami" tidak ada yang mengajar. Inilah gambaran manusia yang sudah jatuh di dalam dosa yang kecenderungannya hanya mencari profit (keuntungan) tetapi tidak tahu isi hatinya Tuhan. Saya sendiri sangat sedih melihat kenyataan ini, di tempat saya melayani, di gereja dan di persekutuan-persekutuan, kebanyakan dari mereka memiliki kecenderungan seperti di atas. Kalau ada KKR yang besar, khususnya yang diadakan oleh mereka-mereka penganut teologi sukses, yang selalu memberitakan mujizat-mujizat dan kesembuhan ilahi tetapi yang tidak mengerti inti dari pemberitaan injil, maka banyak orang yang berbondong-bondong datang, tetapi kalau ada acara seminar-seminar, PA dan khotbah dari hamba Tuhan mengenai doktrin dan prinsip-prinsip Alkitab yang penting mereka enggan untuk berpartisipasi. Sikap seperti inikah yang akan menjadikan kita sebagai orang yang akan dikenan oleh Tuhan. Apakah sikap seperti ini yang akan membuat kita beriman kuat?

Buku Novel dan Film Da Vinci Code yang ditulis oleh Dan Brown beberapa tahun yang lalu sudah mempengaruhi orang-orang di seluruh dunia termasuk orang Kristen, tetapi sayangnya banyak orang yang terkecoh dan tertipu oleh buku dan film fiktif karangan Dan Brown itu, bahkan mereka-mereka yang katanya Kristen juga kandas iman mereka ketika mengetahui dan mempelajari karangan Dan Brown yang sukses di pasaran ini, khususnya bukunya yang terjual di dalam 3 tahun, lebih dari 70 juta jilid (the most successful literature achievement for sale). Sejak jaman Adam sampai sekarang belum ada yang melampaui kesuksesan penjualan buku Dan Brown ini di pasaran, bahkan biaya pembuatan film The Passion of the Christ yang disutradarai oleh Mel Gibson pun masih kalah 3 kali di bawahnya. Buku yang dianggap luar biasa oleh banyak orang, namun buku yang luar biasa juga menghina Alkitab dan Yesus Kristus. Kalau kita baca di internet tentang kumpulan respon orang-orang terhadap karya Dan Brown ini, mulai profesor, mahasiswa sampai orang biasa, kita melihat banyak orang yang menganggap diri pintar, berpendidikan tinggi dan akademis namun sayang respon-respon mereka itu  menunjukkan mereka yang masih mudah ditipu oleh ajaran-ajaran yang tidak beres. Demikian juga dengan isu temuan makam Yesus dan keluarganya oleh para arkeolog di Talpiot, juga menghebohkan dunia, khususnya juga orang Kristen di Indonesia, bahkan ada seorang pendeta bergelar doktor yang melayani di salah satu gereja di Jakarta dan pengajar di STT, yang berani memberikan respon di Koran Kompas dengan mengatakan kebangkitan Yesus itu hanyalah metafora saja. Itu semua contoh di atas memberi tahu kepada kita tentang sebagian dari banyak gangguan terhadap inti kekristenan yang terjadi, disamping banyaknya ajaran dan bidat-bidat yang kontra terhadap doktrin sejati Alkitab. Kenapa semua itu terjadi? Itulah bukti dimana manusia tidak sungguh-sungguh belajar kebenaran Firman dengan ketat dan doktrin tidak diajarkan dengan sehat serta mendalam di mimbar-mimbar gereja sehingga kemudian menciptakan orang-orang yang tidak puas dan liar yang semaunya sendiri menafsirkan Alkitab, tapi tidak sungguh-sungguh belajar dengan rendah hati tentang teologi yang benar.

Saya mengatakan ini dengan tegas karena saya tidak ingin kita tidak sungguh-sungguh belajar dalam melayani Tuhan. Saya paling menentang mereka yang berani menulis, mengajar dan berkhotbah tentang doktrin Alkitab namun dengan cara-cara dan doktrin yang menyimpang dari Alkitab. Perkataan ini keluar dari hati saya yang paling dalam, karena saya tidak ingin melihat kita menjadi orang Kristen yang sembarangan, sedikit belajar tetapi berani banyak mengajar dan berkhotbah tanpa mengerti konsep adil dan kasih Allah. Orang yang tidak mengerti konsep Adil dan Kasih Allah bukanlah orang yang bisa dipakai oleh Tuhan secara luar biasa memberitakan kebenaran-Nya. Saya, di dalam hal ini juga tidak bermaksud bahwa kita harus menjadi orang yang sempurna dulu baru bisa melayani Tuhan. Siapa yang sempurna dan layak yang bisa melayani-Nya?

Saya juga bukan orang yang sempurna. Sejak saya duduk di bangku SMA sampai saya kuliah sampai beberapa tahun, mungkin tak ada orang yang tahu, kalau saya sendiri juga orang yang paling melawan Alkitab dan berdosa. Waktu saya kuliah saya sering ke gereja saja dan mengikuti persekutuan, namun saya sering memandang mereka yang berkhotbah di mimbar dengan pandangan yang sinis dan menghina, apalagi mereka yang tidak belajar baik-baik namun berani berkoar-koar di atas mimbar dengan suara keras, saya sangat menghina mereka, namun sekali lagi tak seorangpun tahu dosa saya ini, hanya saya sendiri dan Tuhan yang menyelidiki hati setiap orang. Namun saya juga di dalam hati saya tidak ada damai sejahtera yang sejati dan saya terus tidak takluk kepada Firman-Nya di Alkitab sehingga akhirnya dosa demi dosa saya lakukan. Dan akhirnya Tuhan memukul saya dengan suatu peristiwa yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, suatu peristiwa yang mengingatkan dan  menyadarkan saya bahwa saya harus sungguh-sungguh melayani Tuhan. Dari peristiwa itulah kemudian saya disadarkan oleh Tuhan, sehingga saya kemudian bertobat dan kembali menjalani hari-hari saya untuk mencintai-Nya dengan lebih sungguh lagi. Apa arti semua ini? Itu berarti memang manusia bagaimanapun hebatnya pasti ada ketidaksempurnaannya, kekhilafannya, ada salah dan dosanya. Saya pun pernah jatuh ke dalam dosa. Tapi yang saya maksudkan di sini adalah kita jangan hanya bisa menhakimi diri apalagi orang lain dengan selalu memandangnya rendah, tapi yang saya maksudkan adalah kita tidak terus menerus tinggal di dalam dosa itu. Tetapi kita harus bangkit dan kembali kepada Tuhan serta memuliakan-Nya, dengan menyerahkan seluruh hidup kita kepada pimpinan-Nya, kemudian belajar dengan sungguh-sungguh kebenaran-Nya di dalam Alkitab, sebagai satu-satunya standar  kebenaran yang paling sahih di alam semesta ini.

Kembali ke masalah perkataan Petrus di dalam Yohanes pasal 6 ayat 68 itu. Petrus memberikan jawaban yang tepat dan membawa kita kembali kepada Tuhan dengan pengertian itu, bahwa kita datang kepada Kristus karena Firman yang hidup. Beranjak dari peristiwa mujizat 5 roti 2 ikan itulah orang-orang ingin menjadikan Yesus raja mereka. Itulah satu-satunya kali Yesus mungkin menjadi raja. Tapi sekali lagi Yesus tidak menerimanya. Sebab Ia menjadi Raja bukan karena diangkat tapi adalah Raja yang berkuasa yang menguasai segala raja-raja di dunia ini. Namun, selama Dia lahir sampai dalam kurun waktu 3 tahun lebih itu sebelum kematian-Nya, siapakah orang Israel, yang katanya mengerti taurat, yang tahu Yesus adalah Raja? Silakan selidiki Alkitab, tak seorang Israel pun tahu Dia Raja, bahkan semua murid-Nya pun tidak tahu.

Pada waktu Yesus lahir, yang tahu Dia adalah Raja adalah 3 orang Majus (bukan Israel), dan pada waktu menjelang kematian-Nya, yang tahu Dia Raja adalah seorang perampok yang bertobat yang sama-sama disalib bersama-Nya. Inilah 2 kali orang tahu Dia Raja. Orang Majus adalah orang yang menyelidiki ke kitab-kitab dan bintang-bintang. Pada waktu itu mereka mendapat suatu Wahyu Umum dari Tuhan tentang Mesias yang akan
akan dilahirkan. Inilah suatu gambaran di mana Tuhan bisa memakai siapa saja termasuk orang yang di luar gereja untuk menyatakan rencana-Nya. Bukankah kita juga melihat di jaman ini, banyak orang yang katanya Kristen tapi paling berani menghina dan melecehkan kitab suci, bahkan orang yang di luar mungkin lebih menghormati Alkitab dari mereka yang sering berbicara tentang Alkitab tapi yang sembarangan mengertinya.
Orang-orang Majus itu melalui suatu bintang yang Tuhan letakkan di atas langit yang bergerak menuju tempat di mana Mesias akan dilahirkan, mereka mengikutinya sampai bintang itu berhenti tepat di atas bayi Yesus Kristus yang lahir di sebuah kandang domba yang hina, yang dibungkus dengan lampin di dalam palungan. Kemudian mereka mempersembahkan Emas, Kemenyan, dan Mur di hadapan bayi Yesus Kristus. Ini adalah membuktikan tentang Yesus Kristus yang mempunyai jabatan sebagai Imam, Nabi dan Raja. Namun rahasia ini baru tersimpan selama 1500 tahun sejak itu sampai abad ke 16,  dimana seorang tokoh, juga seorang teolog yang besar ketika ia menulis buku tentang Institutes of the Christian Religion. Orang itu bernama Yohanes Calvin, seorang reformator dan menjadi akar teologi refomed sampai sekarang. Inilah teologi reformed injili yang dari seluruh ajaran teologi menemukan prinsip yang paling nuklir dari Alkitab.

Sebelum kelahiran Mesias pada waktu itu, orang Majus datang ke Yerusalem dan bertemu raja menyampaikan berita nubuat akan lahirnya seorang Mesias-Penyelamat Israel. Herodes yang memerintah sebagai raja Israel pada waktu itu terkejut dan merasa ingin mengetahuinya. Makanya kemudian ia meminta orang Majus itu dan para imam serta ahli taurat Yahudi untuk menyelidiki tentang anak itu supaya ia juga datang menyembah-Nya. Padahal Herodes adalah raja yang licik. Ia sebenarnya ingin  membunuh bayi itu, karena ia merasa takut posisinya digeser oleh Yesus yang dikatakan akan menjadi raja dan penyelamat Israel itu. Padahal Yesus bukan lah Raja yang seperti dibayangkan oleh orang-orang Israel dan juga Herodes pada waktu itu. Herodes berkata,  "Hei, engkau teolog-teolog dan imam, cari dan selidikilah kitab suci, dimana bayi Mesias itu dilahirkan supaya aku juga ikut menyembahnya". Para imam dan ahli taurat terkejut mendengar itu, ternyata mereka tidak sadar Mesias sudah dilahirkan. Karena itu celakalah para teolog dan orang-orang yang katanya melayani Tuhan tapi tidak tahu saatnya Tuhan.

Celakalah pendeta dan orang yang sekolah teologi yang bisa bermain-main secara akademik dan yang tahunya dapat gelar tapi tidak tahu saatnya Tuhan. Banyak sekolah teologia yang meluluskan mahasiswa atau pendeta atau pengkhotbah seperti ini. Lalu orang Majus itu, setelah mendapat peringatan dalam mimpi oleh Tuhan, tidak kembali ke Herodes, tetapi mereka pulang ke negeri mereka melalui jalan lain. Setelah merasa dipermainkan maka selanjutnya Herodes melakukan pembantaian terhadap anak-anak di Betlehem, yaitu anak-anak yang berumur 2 tahun ke bawah (Bdk Mat 2:16-18). Selain itu, kenapa Herodes menyuruh mereka mencari bayi Yesus Kristus itu? Kenapa ia merasa  takut? Karena ia mengetahui posisinya yang tidak sah menjadi raja pada waktu itu,  karena ia bukan orang Israel. Ia orang Edom. Seharusnya yang bisa jadi raja Israel adalah orang Israel asli atau keturunan Yehuda. Tetapi kenapa ia bisa jadi raja Israel pada waktu itu? Karena ia diangkat oleh suatu pemerintahan dunia yang bernama pemerintah kerajaan Romawi. Melalui suatu goof (cara yang ilegal) ia mendapatkan kuasa kerajaannya. Dan cara satu-satunya supaya ia tetap bertahan jadi raja adalah dia dirikan sebuah bait Allah untuk orang Israel untuk menyuap mereka. Melalui cara seperti inilah  ia bisa memperalat agama. Semua pemimpin politik dan diktator yang besar yang
pernah ditimbulkan di dalam sejarah punya pikiran seperti Herodes ini, dimana politik dipakainya untuk memperalat agama. Dengan cara seperti ini pula sejarah terus mengulanginya dan Alkitab menyingkapkannya. Inilah luar biasa Alkitab kita ini yang memberi pengertian kepada orang yang rendah hati mau belajar dan takluk kepada-Nya untuk menelanjangi segala ideologi dunia dan kebobrokan manusia. Dunia ini kacau sekali.

Perhatikan sejarah dunia, khususnya Indonesia saja dalam hal ini, mulai dari presiden yang pertama sampai presiden kita yang dipilih dengan cara-cara demokrasi, namun akhirnya rakyat juga menyesal memilih pemimpin salah. Takluk kepada Tuhan tidak mau, ambil kuasa mau turunkan mereka yang berkuasa di atas tahkta pemerintahan tidak bisa, akhirnya penyesalan menjadi bagian yang tak bisa dihindari. Semua pemimpin politik yang kurang ajar, yang tidak takut kepada Tuhan Allah, seperti Mao Zedong dan Stallin, juga berprinsip dan berperan seperti jiwanya Herodes ini yang memperalat agama dengan kekuasaan politik mereka. Demikian juga mereka-mereka para pemegang ateisme, rasionalisme, materialisme, psikolog modern, para komunisme dan isme-isme yang sombong yang sering menghina dan melawan Alkitab (A. Adler/Boultille, Ludwig Feuerbach, Sigmund Freud, Darwin, Karl Marx, Thomas Henry Huxley dll), mereka  semuanya satu per satu disingkirkan oleh Tuhan dari panggung sejarah, tetapi kerajaan Tuhan terus berjaya sampai selama-lamnya.

Napoleon Bonoparte, seorang kaisar Prancis dan juga pemimpin militer yang besar, pada waktu dia sadar namun sudah dibuang dan ditawan di pulau St. Helena setelah ia kehilangan kuasa, ia pernah mengungkapkan suatu kalimat dengan suatu makna penyesalan yang luar biasa, dia berkata, "sejarah, sejarah, selama beribu-ribu tahun menghasilkan orang-orang agung dan pemimpin militer yang besar di dalam sejarah (Hannibal, Aleksander the Great, Genghis Khan, Charlemagne) sampai saya (Napoleon Bonoparte), kami pernah mempunyai ambisi mendirikan suatu wilayah, kami pernah menjajah puluhan negara, kami pernah menjelajah ribuan kilometer dan mempunyai berjuta-juta prajurit, namun pada akhirnya kuasa kami juga akan hancur dan mati, dan sejarah akan melupakan kami. Hanya seorang yang tidak pernah memiliki militer, tak pernah punya senjata, namun kerajaannya sampai selama-lamanya ….." Orang tanya dia, "Siapakah itu?" Napoleon menjawab, "Dia adalah seorang yang ada di dalam kitab suci, seorang dari Nazaret, Yesus Kristus". Kalimat itu benar. Yesus adalah Raja yang betul-betul Raja, yang paling berkuasa, yang paling besar, tetapi manusia tidak melihat dan tidak sadar. Tidak insaf. Apa sebabnya? Karena orang melihat Dia tidak mempunyai tampang dan fenomena raja. Dia terlalu papa. Dia terlalu miskin. Bukankah seorang raja seharusnya duduk di istana? "Yesus tidak". Raja seharusnya lahir di istana, "Yesus tidak". Raja seharusnya mempunyai jubah yang mahal, mempunyai jenderal dan prajurit yang besar sekali, "Yesus tidak pernah memilikinya". Raja seharusnya punya wilayah (teritori) yang besar yang dijajah, "Yesus tidak ada". Maka siapa yang tahu Dia Raja? Siapa yang mengerti Yesus Raja dan siapa yang akan mengakui Dia Raja karena Ia waktu lahir sampai Ia mati begitu miskin dan papa? Namun begitu, kita melihat Yesus terus mengajar tentang kerajaan Allah, kerajaan Allah, dan kerajaan Allah. (Kerajaan Sorga) selama ± 3,5 tahun itu. Apa berita penting dan karya terbesar-Nya? Bukan membebaskan orang, memperdamaikan dunia dan memperkaya orang miskin serta menurunkan orang kaya (seperti yang didengungkan oleh teolog-teolog liberal). Juga bukan makna yang tertulis di dalam Yoh 3:16 (ayat terkenal yang sering didengungkan oleh kaum injili untuk menunjukkan itulah karya terbesar Kristus). Karya terbesar Yesus Kristus juga bukan seperti yang diungkapkan oleh golongan tertentu (Khatolik), dimana menjadikan gereja sebagai kepala dari semua negara sehingga negara di bawah gereja. Tetapi mari kita sungguh-sungguh kembali dan mengerti Alkitab, bahwa karya terbesar Yesus Kristus adalah Ia datang untuk memberitakan Kerajaan Allah (reformed theology). Kerajaan Allah berarti dimana kuasa Allah berada di hati manusia yang beriman dan takluk serta menyerahkan diri kepada Dia, menjadi pengikut yang setia (bdk di Matius).

Selama Ia hidup di dunia Yesus terus memberitakan injil kerjaan, kerajaan, kerajaan Allah, sampai Dia mati di atas kayu salib, semua murid tidak mengerti apa yang dikhotbahkan oleh-Nya. Ini membuktikan terlalu banyak orang yang mengikut Tuhan Yesus Kristus, tetapi juga yang tidak mengerti isi hati Tuhan, karena di dalam hati mereka sudah dijajah oleh suatu konsep yang terlebih dahulu. Mereka maunya menjadi kaya, berkuasa dan sukses. Tetapi Yesus tidak bicara kalau Ia datang untuk mendirikan kerajaan Israel. Ia datang untuk mendirikan Kerajaan Surga. Namun semua orang pada waktu itu buta dan tidak sadar. Lalu kemudian Yesus sedih dan dipaku di atas kayu salib. Tiga hari kemudian Dia bangkit. Dia merasa semua murid-Nya tidak beres. Dia harus kumpulkan lagi, dan Alkitab mencatat Dia tambah 40 hari lagi untuk bicara tentang kerajaan Allah. Repeat. Ini adalah her, pelajaran tambahan (additional Lesson). Karena sudah 3,5 tahun belajar teologi belum lulus. Secara akademik sudah tahu banyak, tetapi secara pengertian Firman Tuhan sama sekali KOSONG! Yesus Kristus melihat murid-murid-Nya yang begitu lamban, begitu tidak sadar, sehingga dalam pelajaran tambahan selama 40 hari itu, Dia hanya bicara satu hal, yaitu Kerajaan Allah, Kerajaan Allah, Kerajaan Allah, sampai pada saatnya Ia harus kembali ke sorga, pada hari terakhir dari 40 hari itu murid-murid-Nya  pada waktu menanya satu sekali lagi,"Sekarangkah Engkau akan membangunkan  Kerajaan Israel?"(Bdk Kis 1:6). Wah, kasian sekali. Sudah 3,5 tahun bersama-Nya ditambah lagi her 40 hari tapi mereka tetap bertanya tentang kerajaan Israel. Yesus jawab, "Kapan kerajaan Israel dibangun harinya tak ada yang tahu, tetapi ketahuilah jikalau Roh Kudus turun atas kamu, kamu akan mendapatkan kuasa untuk mengabarkan injil dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung bumi orang akan mendengarkan injil kembali kepadaKu". (Bdk Luk 24:49 dan Kis 1:7-8) Berarti memang tidak ada yang tahu  Yesus adalah Raja di dalam kerajaan. They only wanted Him to be king of Israel. Yesus kecewa dan pergi kembali ke sorga (bdk Luk 24:19-26, 50-51 dan Kis 1:6-8).

Namun selain pada waktu Dia lahir, dimana orang Majus tahu Dia adalah Raja, saat Dia akan mati di kayu salib di Golgota ada 2 orang yang mengenal-Nya, satu adalah seorang perampok yang bertobat yang percaya Dia Raja, dan satu lagi seorang kepala dari 100 tentara Romawi yang kemudian mengakui-Nya sebagai Anak Allah. Perampok yang bertobat itu berkata, "Ingatlah aku, pada waktu Engkau menjadi Raja" Yesus juga menjawab, bukan hari itu tetapi hari ini juga, "you and I will be with Me in the Kingdom of Paradise, "(bdk Luk 23:42-43). Kepala tentara itu mengatakan, "Lihatlah, Dia sebelum menghembuskan nafas terakhir berteriak "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Aku serahkan Nyawa-Ku" lalu Ia mati" Kepala tentara itu geleng kepala dan terus berkata, "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah" (bdk Luk 23:46-47; Mark 15:39). Tahukah anda mengapa  perampok tahu Yesus Raja tetapi Imam tidak tahu? Tahukah anda kenapa kepala tentara Romawi itu tahu Yesus Anak Allah, Imam tidak tahu. Bukankah Pilatus Tanya, "Kau raja Yahudikah?"(Bdk Yoh 18:33) dan Imam Besar Tanya, "Kau Anak Allahkah?" (Bdk Mark 14:61 dan Mat 26:63). Why do these two kinds of person ask Him? Do they really want to know? They are asking not for the answer, they are asking because they are asking. Mereka bertanya bukan mau jawaban, tapi mereka bertanya hanya karena mereka ingin bertanya, bukan mau jawaban. Seperti kebanyakan orang pada jaman ini yang datang kepada Tuhan bukan mau Firman, tapi hanya mau Tuhan dengar dia, bukan sebaliknya. Kenapa pertanyaan Imam Besar itu tidak memakai pertanyaan Pilatus dan kenapa Pilatus tidak tanya pakai pertanyaan Imam Besar itu? TIDAK MUNGKIN! Karena di dalam pikiran Pilatus, dia tidak perduli Allah ada Anak atau tidak dan Allah punya berapa anak, ia tidak perduli, yang ia perduli adalah kalau Yahudi ada raja baru, berarti itu akan mengancam kedudukannya karena raja baru itu pasti tidak akan mengakui Herodes yang diangkat Romawi itu. Dan jikalau Yesus jawab Dia adalah Raja Yahudi, maka Pilatus bisa membunuh Yesus dengan sah. Tetapi sebaliknya bagi Imam Besar, ia tidak mungkin tanya apakah Yesus Raja Yahudi atau bukan, yang mau diketahuinya  adalah apakah Yesus Anak Allah dari Yang maha Tinggi atau bukan. Karena di dalam Alkitab Allah itu Esa adanya. Jikalau Yesus berani mengatakan Dia Anak Allah, berarti ini akan merusakkan agama Yahudi, yang akan menghancurkan tradisi Musa dan Perjanjian Lama dan Ia akan dianggap mendirikan suatu sekte yang berlainan dengan teologi yang sudah diterima selama ini. Yesus yang biasanya tidak jawab, sehingga Pilatus berkata lagi, "Tahu tidak, Aku berhak mematikan Engkau, dan juga berhak
melepaskan Engkau", kemudian Ia (Yesus) baru jawab, "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jikalau bukan kuasa dari BapaKu yang di sorga, engkau tidak berhak apapun mengerjakan sesuatu di atas diriKu". "Engkau raja Yahudikah?" Yesus jawab, "Ya, kau yang katakan Aku raja, Aku lah Raja ……" tetapi Yesus memberikan keterangan lebih lanjut, "….. tetapi KerajaanKu bukan dari dunia ini. Jikalau kerajaanKu dari dunia ini maka bawahanku tidak akan mungkin membiarkan Aku diserahkan seperti ini, akan tetapi kerajaan-Ku bukan dari sini" (bdk Yoh 18:36). Kerajaan Yesus bukan dari dunia ini. Itu berarti Dia tidak berusaha untuk melawan Pilatus. Yesus tidak akan berjiwa politik untuk merampas pemerintahan yang ada. Dia memang Raja karena He was born to be King and came purposedly to this world to bear the witness for the trurh (bdk Yoh 18:37). The truth? Are You bearing witness for the the truth? Apa itu kebenaran? Di dalam pikiran Pilatus selama beratus-ratus tahun orang Gerika mencari kebenaran melalui filsafat tidak pernah dapat jawaban, tapi baru hari itu dia mengakui dia tidak tahu apa itu kebenaran. Is Jesus King? Yes, He is. He is the King of all kings. Namun tidak ada yang tahu, kecuali pada saat Dia lahir 3 orang majus dari Timur dan pada saat menjelang kematian-Nya, satu orang perampok yang bertobat. Awalnya perampok ini dan kawan di sebelahnya juga mengolok-olok Yesus (even the robbers are mocking at Him. Bdk Mat 27:44). Tetapi Yesus tidak peduli dengan segala penghinaan orang-orang di sekitar salib pada waktu itu (Mat 27:39-44). Dia hanya perduli apakah kehendak Bapa-Nya sudah dijalankan-Nya atau belum. Mungkin kalau kita diejek-ejek atau dihina seperti Yesus itu di tengah terik matahari yang begitu menyengat kulit, kalau disuruh turun mungkin kita langsung turun dan menampar semua orang yang mengejek itu, minta Tuhan yang matikan mereka semua, kuburkan hari ini, kemudian naik lagi ke salib. Tapi itulah bedanya Yesus dengan manusia biasa. Meskipun dihina Ia tidak membalasnya, namun malah mendoakan, "Bapa ampunilah mereka sebab apa yang mereka perbuat, mereka tidak tahu" (Luk 23:34). Berapa banyak orang yang mengerti makna natal yang sesungguhnya saat ini? Jaman ini adalah jaman di mana banyak orang yang tidak mengerti isi hati Tuhan. Saya memperhatikan sejak tanggal 1 Desember tahun 2008 ini, khususnya di kota saya ini, dalam banyak perayaan natal dan berita natal yang disampaikan di atas mimbar, berita natal yang sejati itu sudah
mulai hilang. Kebanyakan para pengkhotbah hanya memberitakan Kristus yang penuh kasih mesra, yang moralis, tokoh yang agung di dalam sejarah, yang akan memberikan berkat-berkat-Nya kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya, namun tidak memberitakan siapa di balik sosok-Nya yang begitu menderita, yang begitu miskin, yang sepertinya tidak mempunyai kemuliaan sama sekali, yang lahir di palungan karena tak ada tempat yang mau menyambut-Nya.

Banyak orang tidak mengerti siapa Dia di atas semuanya itu. Seharusnya pengertian kita tentang Dia melampaui pengertian peristiwa Yesus sejarah itu, yaitu Dia adalah Allah sendiri. Allah yang jelma menjadi manusia, Allah yang turun ke dunia bersalut darah dan daging untuk menebus dosa umat manusia. Inilah suatu konsep inkarnasi Allah yang paradoks (bukan kontradiktif) yang sulit diterima oleh orang-orang di luar kitab suci. Namun ini pula suatu kebenaran yang agung yang pernah terjadi di dalam sejarah, bahwa Allah sendiri pernah datang mengunjungi umat-Nya di dalam dunia dengan membatas dirinya jelma menjadi manusia dan pernah menjadi natal 20 abad lebih tahun yang lalu, suatu peristiwa natal yang ajaib, dimana seorang perawan mengandung dan melahirkan seorang bayi yang bernama Yesus yang juga Kristus bagi umat-Nya. Siapa yang mengerti konsep ini dengan benar? Bukankah hanya di hari Natal seperti ini hanya sedikit orang yang mengerti makna penginjilan, namun sibuk dengan segala keramaian dan kerlap-kerlip lampu natal. Kebanyakan orang (Mostly people) hanya mementingkan keramaian natal itu, di mana  pesta-pora digelar dan lebih ditonjolkan. Tapi sudahkah kita mengerti Kristus yang lahir sebagai bayi natal yang begitu miskin?

Sudahkan kita mengerti dan kenapa kita beriman kepada-Nya meskipun melihat kemiskinan yang ada pada-Nya? Memang tidak ada salahnya juga kita merayakan natal dengan segala kemeriahan, kalau kita mampu, kenapa tidak, toh memang segala berkat Dia yang berikan. Tapi yang saya maksudkan dan tekankan di sini adalah esensi natal itu yang sesungguhnya, yaitu menerima Dia di dalam hati dan hidup kita bukan berdasarkan berkat-berkat jasmani. Apakah kita beriman kepada-Nya hanya karena Ia memberkati kita? Bagaimana jika kita tidak selalu diberikan berkat dan kesuksesasan oleh-Nya? Masihkan kita bisa beriman kepada-Nya meskipun melihat fenomena kelahiran-Nya sebagai bayi natal yang begitu miskin dan kematian-Nya yang begitu menderita? Inilah yang harus kita renungkan bersama. Barang siapa meskipun melihat kemiskinan dan kepapaan Yesus pada waktu Ia dilahirkan sampai Dia mati tetapi tetap beriman kepada-Nya berarti Roh Kudus sungguh-sungguh bekerja di dalam hatinya. Dan biarlah di dalam suasana natal tahun ini kita sekalian sungguh-sungguh merenungkan inti natal di dalam iman kekristenan kita dan bagi yang belum terima Dia biarlah hari ini saudara membuka diri dan menerima Kristus lahir di dalam hati saudara. Berdoalah kepada-Nya secara pribadi dan undang Dia masuk dalam hidupmu. MERRY CHRISTMAS 25 DECEMBER 2008. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua. AMIN.
 
Kasih Allah Turun Atas kita

2008 tahun yang silam.
Seorang bayi miskin
lahir di kandang hina
2008 tahun kemudian
Natal-Nya
Kembali dirayakan
Pujian dan hormat
Serta
Penyembahan diterima-Nya
Siapakah Dia?

Ia adalah seorang Pribadi
Selama hidup Ia dihina
kemudian disalib
Tetapi setelah mati
Ia diakui
Yang terbesar
di seluruh dunia
oleh siapa?

Umat-Nya

Apa  sebabnya?

Bukan karena:
Kaya,
Gelar,
dan Kuasa

Tetapi karena:
Ia adalah Kalam Allah,
Sang Anak,
Mesias,

Tetapi
Ia adalah Allah itu sendiri
Sang Firman-Nya

yang  berinkarnasi
Untuk menyatakan Kasih-Nya atas kita.

Selamat Natal  25 Desember 2008

(*BE HUMBLE. KEEP ON LEARNING AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*)

__________________

[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]