Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kisah Seorang 'Pengkhianat'
Sepanjang sejarah kekristenan, karya Josephus tanpa bisa dibantah telah membantu kita merekonstruksi sejarah dan dunia Perjanjian Baru. Memang hal ini masih menjadi bahan perdebatan, tetapi sangat sulit membantah bahwa Josephus telah menolong kita mengerti latar belakang, waktu, dan kehidupan pada masa Yesus serta para Rasul.
Lalu siapakah Josephus ini? Ia hanyalah seorang yang pernah dianggap sebagai pengkhianat oleh bangsanya sendiri.
***
Pertama kali mendengar nama ini ketika seorang misionaris kembali ke negaranya. Ia menjual semua bukunya kepada pendetaku. Bukan karena tidak ada biaya naik pesawat, tetapi karena telah belajar dari pengalaman sebagai misionaris. Menurut pengalamannya, memberikan sesuatu gratis kepada beberapa orang di negeri ini sia-sia; Beberapa orang tidak bisa menjaga barang yang tidak dibelinya sendiri. Menurutku, lebih tepat beberapa orang tidak membaca buku yang diberikan secara gratis.
Satu dari buku yang dijual murah adalah buku berjudul The Complete Work of Josephus. Ketika menyampul buku ini, pendetaku bertanya: "Kamu tahu Josephus?"
Aku sama sekali tidak tahu.
Kemudian, ketika membaca buku yang mengulas kehidupan Yesus dari sisi sejarah, selalu ada bagian yang bercerita tentang seorang penulis di luar Alkitab yang juga menulis tentang Yesus dan para muridnya. Buku-buku yang kubaca kebanyakan berkata: "Josephus menceritakan bahwa: ..." Atau buku lain berkata: "Bagian ini dikonfirmasi oleh seorang penulis sejarah yang lahir beberapa tahun setelah kematian Yesus."
Dan masih banyak cara pengutipan lain, hanya untuk berkata apa yang diceritakan dalam Perjanjian Baru itu benar-benar pernah terjadi. Seolah-olah berkata: Seorang yang "netral" pernah menuliskannya sebagai sebuah cerita sejarah.
Di kantor ini, kembali aku melihat buku dengan judul yang sama bahkan tebal yang sama. Sebenarnya, sampai sekarangpun aku tidak pernah membaca buku tersebut. Jadi, aku tidak tahu apa sebenarnya isinya. Tetapi, melihat halaman depannya, aku kembali teringat bahwa Yesus pernah ada dalam sejarah.
Lalu aku mulai mengetik kata 'Josephus' di sebuah mesin pencari.
Josephus seorang sejarawan Yahudi, lahir dari keluarga imam sekitar tahun 37. Lalu pada umur 19 tahun bergabung dengan kelompok orang Farisi, Lalu pada tahun 63 atau 64 dikirimkan ke Roma untuk membawa kembali pendeta Yahudi yang dipenjarakan karena sebuah pemberontakan.
Pada waktu pemberontakan orang Yahudi tahun 66, ia ditunjuk sebagai komandan pasukan di Galilea (ada juga sumber yang berkata ia ditunjuk sebagai Gubernur di sana). Pasukannya mengalami kekalahan, sehingga harus melarikan diri dan bersembunyi di sebuah goa.
Pemimpin pasukan yang mengalahkan orang Yahudi -- Vespasian -- menjanjikan pengampunan. Josephus ingin menyerahkan diri tetapi para pengikut menentangnya. Akhirnya para pelarian itu setuju membuang undi guna menentukan siapa menusuk tenggorokan siapa. Cara ini membuat mereka tidak perlu melakukan bunuh diri.
Josephus menyetujui rencana ini.
Aku agak bingung dengan cara bunuh diri berpasangan seperti ini, ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab, seperti kalau setiap orang secara bersamaan saling menusuk tenggorakan pasangannya, bagaimana kalau satu orang tidak bisa menusuk dengan tepat atau kurang keras. Aku pernah mendengar cara bunuh diri masal yang lebih masuk akal, satu atau dua orang membunuh sekelompok orang sekaligus, lalu dua orang terakhir saling membunuh, atau melakukan bunuh diri dengan tangan sendiri. Apapun caranya sebenarnya tidak penting, hanya ada satu yang pasti, Josephus tetap hidup.
Sebuah sumber berkata:
... dan ia satu dari orang yang hidup. Mereka berdua setuju untuk tetap hidup.
Sumber lain berkata:
Kemudian menyelamatkan diri ke dalam sebuah goa bersama 40 orang lain. Ada sebuah rencana bunuh diri. Lalu lebih dari sekedar keberuntungan jika Josephus satu dari 2 orang yang selamat.
Mungkin sebuah cara halus untuk mengatakan Josephus harus melakukan sesuatu untuk tetap hidup. Menurut cerita, yang sepertinya menjadi sebuah cerita yang tidak pernah bisa dibuktikan secara "visual", Josephus berhasil membujuk pasangan bunuh dirinya untuk tetap hidup.
Josephus dibawa menghadap Vespasian yang setuju untuk tetap membiarkannya hidup. Tawanan ini meramalkan kalau Vesvasian akan menjadi kaisar. Bahkan ia meramalkan Jotapata, kota yang sekarang sedang dikepung akan jatuh setelah 47 hari. Vespasian menjadi kagum ketika ternyata semuanya menjadi kenyataan.
Lalu di bawah Titus, anak Vespasian, ia berusaha menjadi perantara antara orang Yahudi di Yerusalem dengan orang Romawi. Ini tidak terlalu bagus baginya, orang Romawi tidak mempercayainya dan orang Yahudi membencinya. Bagi mereka Josephus ini adalah seorang penghianat.
Setelah kejatuhan Yerusalem dan penghancuran para pemberontak, Josephus hidup nyaman di Roma, mengambil nama Flavius. Berdasarkan nama keluarga Vesvasian, Itulah sebabnya namanya dikenal juga sebagai Flavius Josephus. Dalam kehidupan nyaman di Roma inilah ia menuliskan sejarah bangsanya, bangsa Yahudi.
Ia seorang pengkhianat bagi bangsanya. Tetapi kita bersyukur atas pengkhianatan ini. Kita bersyukur karena ia tidak jadi bunuh diri. Tanpa tulisannya -- dalam ketidaksempurnaan karyanya -- kita akan kekurangan sumber informasi sejarah Palestina pada jaman Perjanjian Baru.
Dalam karyanya, kita bertemu tokoh-tokoh terkenal Perjanjian Baru, seperti keberagaman keluarga Herodes, Agustus, Tiberius, Claudius. Kita juga bertemu Pilatus, Felix, Festus, serta Nero, seorang yang terkenal dalam cerita penganiayaan gereja. Kita bertemu keluarga Imam Besar seperti Annas, Kaiapas, Ananias. Lalu ada juga orang Farisi serta orang Saduki. Kemudian dalam hubungan dengan orang-orang dekat Yesus, antara lain, kita bertemu Yohanes Pembaptis serta Yakobus, saudara Yesus.
Walaupun demikian, beberapa orang berkata ada bagian yang diedit oleh orang lain ketika Josephus bercerita tentang masa Yesus, reputasi-Nya sebagai pembuat mujizat, penyaliban-Nya di bawah Pilatus atas desakkan para pemimpin bangsa Yahudi. Apalagi ada bagian yang mengatakan tentang klaim Yesus sebagai Mesias.
Apapun itu, bagiku sudah cukup, Yesus pernah ada dalam sejarah.
- anakpatirsa's blog
- 5142 reads
Menjadi penulis profesional