Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
atik
Atik Mati
Atik mati, kamu pulang secepatnya untuk menguburkannya.
Atik akhirnya mati. Aku tidak mampu menangisi kematiannya. Bukan karena tidak mampu bersedih. Ada saatnya kesedihan begitu mendalam sehingga air mata tidak mampu keluar. Sejak meninggalkan kampung halaman enam belas tahun lalu, aku tidak bisa melupakan kemanjaannya. Sampai sekarang pun sering kurindukan tingkah-polahnya yang membuat jengkel, padahal aku juga sering membuatnya jengkel. Tidak pernah bisa kulupakan tatapan marahnya karena kucium saat tidur. Tatapan marah itu tetap seindah tatapan bola mata bulatnya di keremangan lampu lima watt.
- anakpatirsa's blog
- 3 comments
- Read more
- 5061 reads
Kisah Seekor Kucing (2)
"Atik lagi sakit. Jgn kaget nanti klau ia mati," hanya itu bunyi SMS yang kuterima.
Atik, kami harus mengakuinya sebagai bagian dari rumah kami. Tingkahnya bukan saja membuat kami tertawa, tetapi juga membuat kami harus menahan 'kejengkelan'. Ia begitu 'imut' sehingga ibu berkata, "Tik! Ditawari satu milyarpun, aku tidak akan menjual kamu."
- anakpatirsa's blog
- 2 comments
- Read more
- 4919 reads