Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kenyataan yang seolah mimpi bagiku
Kenyataan yang seolah mimpi bagiku
Yang menjadi impian dalam pikiranku setiap masuk bulan Desember adalah merayakan Natal bersama keluarga,berdoa dan pergi kebaktian bersama ke Rumah Tuhan. Kukatakan kerinduan itu ke beberapa teman dan salah satunya adalah Daniel- staf Sabda sebelum menyambut Natal tahun 2008.
Sebelum Natal , 25 Desember 2008, saya mendengar kabar bahwa Papa sakit dan tidak dapat beranjak dari tempat tidur. Menurut informasi yang diberikan saudara di Jambi, Papa hanya dikatakan sakit tulang biasa ( dalam pikiranku, mungkin Osteoporosis ). Tidak terpikirkan sama sekali, jikalau Papa mengidap penyakit kanker.
Malam Natal, 24 Desember 2008, menjadi tahun di mana saya tidak ke gereja karena mengalami sakit maag yang benar-benar menyakitkan dan akhirnya demam. Puji Tuhan, tanggal 25 Desember 2008, saya dapat tetap berangkat pukul 10.15 .Tiba di Jambi,yang ada hanyalah kekagetan luar biasa melihat keadaan Papa. Tubuhnya menjadi begitu kurus, turun hampir 10 kg lebih,tidak dapat bangun dari tempat tidur untuk buang air , sebelah kakinya sama sekali tidak dapat digerakkan sedikitpun karena kesakitan. Akhirnya , baru ku tahu dari hasil scan dokter yang disimpan di kamar koko pertamaku, jikalau Papa sakit Tumor Kelenjar Lunak. Dari perkiraan dokter saat itu, Papa hanya dapat bertahan selama 6 bulan.
Tanggal 26 Desember 2008, saya dan Koko kedua memutuskan membawa Papa ke Rumah Sakit dan akhirnya Papa menyetujui. Kita juga meminta bagian Lab untuk melakukan pemeriksaan CEA Papa dengan tujuan memastikan jenis tumor dan seberapa ganas tumor tersebut. Hari itu juga , saya memutuskan resign dari kantor dan memilih untuk tinggal di Jambi. Jika ditanyakan, mana keputusan yang lebih saya pilih secara pribadi? Saya lebih memilih tetap bekerja di Jakarta. Dan sekarang saya mengerti, melalui doa yang telah didoakan selama beberapa bulan dan oleh beberapa teman, ternyata keputusan resign tersebut adalah keputusan yang sangat baik, pulang ke Jambi pada tanggal 25 Desember tersebut dan hari itu merupakan saat terakhir untuk melayani dan memberikan yang terbaik untuk Papa.
Tanggal 26 Desember 2008 juga, dokter meminta persetujuan keluarga untuk melakukan operasi pengambilan jaringan tumor dan hasilnya baru keluar setelah 10 hari. Sebelum operasi di laksanakan, saya meminta Hamba Tuhan untuk mendoakan Papa. Ternyata Hamba Tuhan di gereja asal tersebut sedang berlibur, dan hanya tinggal Hamba Tuhan praktek. Akhirnya pukul 14.00 datang seorang Majelis ( seorang yang sangat setia melayani Tuhan sejak saya kecil dari gereja asal- GKPJ, dan beliau adalah Papa Guru sekolah minggu yang menjadi teladan dalam hidupku), 2 orang Guru Sekolah minggu dan seorang Hamba Tuhan praktek. Mereka datang menginjili dan berdoa untuk Papa.
Tanggal 27 Desember 2008, saya menghubungi seorang aktivis dalam gereja tersebut, dan akhirnya datanglah seorang bagian misi bersama seorang aktivis gereja. Mereka menginjili dan mendoakan Papa, dan Puji Tuhan, saat Papa diajak berdoa mengaku Yesus sebagai Juruselamat, Papa ikut berdoa. Saat itu, saya merasa lega, dan saya boleh melihat senyuman bibir Papa dan terlihat Papa lebih tenang .
Tanggal 31 Desember 2008 , Hasil pengecekan CEA keluar dan ternyata jumlah CEA Papa termasuk sangat tinggi yaitu 281, sedangkan normalnya hanya <5 . Menurut analisa dokter, Tumornya diperkirakan memang tumor ganas.
Tanggal 1 Januari 2009, Papa meminta pulang dari Rumah Sakit karena nyeri kakinya tidak hilang sama sekali. Dokter juga mengijinkan Papa untuk pulang dari tanggal 29 Desember 2008 karena tidak ada lagi obat suntik nyeri yang diberikan. Sesudah pulang, Papa lebih santai, dapat berbicara dan bercanda di rumah, mau makan dan minum. Tiap malam yang kulakukan hanya menjaga dan melihat kesakitan yang di alaminya dengan memindahkan kakinya ke kanan , kiri ,atas dan bawah yang terasa sangat menyakitkan dia. Saat itu , sempat aku berdoa, Tuhan jikalau mungkin, biarlah saya boleh menggantikan rasa sakit itu.
Tanggal 5 Januari 2009, saya kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan pekerjaan, dan jam 15.00 merupakan saat terakhir melihat Papa dalam keadaan yang sadar. Saya berpamitan dengan Papa dan mengatakan tanggal 24 Januari 2009, saat tahun baru imlek tiba, saya akan kembali lagi dan resign dari kantor.
Tanggal 6 Januari 2009, saya mendapat sms dari cici di Jambi, jikalau Papa memanggil namaku karena kesakitan malam sebelumnya, dan setelah minum obat dari dokter, Papa mulai tidak sadarkan diri. Tanggal 8 Januari 2009, saya memutuskan kembali ke Jambi lagi, karena ada info jikalau Papa sudah tidak akan melewati minggu ini. Jam 13.15, saya berangkat , dan ternyata pesawat delay 1 jam lebih dan baru berangkat pukul 14.30. Pada pukul 13.00 ( menurut perkiraan ) , Papa hampir menghembuskan nafas terakhirnya, tetapi Tuhan ternyata masih memberikan kesempatan kepada Papa untuk bertemu denganku. Cici dan Koko memberitahukan Papa, bahwa sebentar lagi saya akan sampai ke Jambi. Ternyata Tuhan benar-benar memberikan kesempatan itu, dan Puji Tuhan, saya pun boleh melihat Papa walaupun Beliau telah berada dalam keadaan tidak sadar sama sekali. Saya memberikan minum, menyanyikan lagu gereja dan berdoa baginya. Lagu yang dinyanyikan – Jaminan Mulia Tuhan beri, Yesus saying semua , Dibawah Salib Yesus dan SalibNya. Saya meningatkan Papa bagaimana besar Kasih yang diperlihatkan kepadaku saat aku kecil hingga saya dewasa, dan telah saya nyatakan dalam artikel Aku Ingat Papa.
Tiba di Jambi, yang terlihat memang keadaan Papa sungguh tidak sadarkan diri. Bagian hitam matanya telah berubah warna dan hanya terbuka sebentar. Nafaspun melalui mulut, dan menurut dokter, tumor tersebut telah merusak paru-parunya. Dari analisa dokter, tumor tersebut adalah kanker ganas kelenjar lunak ( stadium lanjut ) dan tidak akan melewati tengah hari tanggal 9 Januari 2009.
Kehendak Tuhan sama seperti analisa dokter, tanggal 9 Januari 2009, tepatnya pukul 10.10 , Papa menghembuskan nafas terakhirnya dan dikuburkan tangal 11 Januari 2009 pukul 13.00 di Tempat Pemakaman Jambi.
Natal 2008 dan Tahun Baru 2009 menjadi Natal dan Tahun Baru yang sangat berkesan untukku. Natal 2008, saya harus menerima kenyataan yang seolah mimpi bagiku – mengetahui Papa mengidap Kanker , dan Tahun Baru 2009 menjadi saat-saat dimana aku melakukan pelayanan yang terakhir untuk Papa Tercinta.
Natal 2008 dan Tahun baru 2009 menjadi saat-saat dimana saya bersyukur mendapatkan hadiah teristimewa dari Tuhan, untuk Papa yang telah mengaku percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat pribadinya.
Ada tiga SMS yang sangat berkesan bagiku memasuki tahun baru 2009, dan saya harap juga menjadi kata-kata yang bermakna buat teman-teman Sabda yang lain :
- Thanks God for Your care during previous year, for providing many precious friends that supported during difficult times. This New Year I want to appreciate you, my friend, and pray for your Hope, Peace, Dream could be fulfilled- may this kind of atention could fill ur spirit. Happy New Year ! – Guru Sekolah Minggu GKY
- Tiada beda malam ini dengan malam yang lalu. Mereka tetaplah kelam. Tiada beda tahun ini dengan yang lalu. Kita masih harus berjuang. Selamat tahun baru, selamat berkarya, Tuhan memampukan – teman Sabda Space.
- Ingatlah, dimanapun berada, yang penting kita tetap memiliki Yesus. Imanuel!! Berharap, Natal ini boleh memberikan berkat untuk keluargamu- teman Sabda Space.
Thx juga untuk Ari Thok, Daniel , Raka dan semua staf sabda yang telah mengirimkan sms dan CD Sabda Mandarin. Thx juga untuk semua dukungan doanya.
Love People if You Have Time To Love Them, and Think That May Be We Can’t See Them Tommorow.
No Words I can say, just Thx to the Lord that give me time be an Unique Woman in my life, always support me all the time, and give me many friends that always make me be better. I appreciate all . The Power of Love, Dream, and Hope. Imanuel :)
- Yenti's blog
- Login to post comments
- 6608 reads
@Yenti, kenangan indah bersamanya tidak akan ikut pergi
Saya pernah membaca blog di mana Yenti mengenang apa yang telah Papa lakukan sewaktu Yenti kecil. Saya merasakan ada kekaguman dan terima kasih Yenti dalam blog itu.
Dan menjelang kepergiannya Papa memberi sebuah kado yang indah: ia mau terima Yesus sebagai Juruselamatnya. Ia meninggalkan sebuah buku yang pada halaman terakhir ia menuliskan penutup yang begitu indah.
Ia telah pergi ke rumah Bapa. Tetapi apa yang telah dilakukannya kepada keluarganya, juga kepada Yenti tetap tinggal di sini, di dekat hati, dan menjadi suri teladan dan suluh bagi yang ditinggalkannya.
Betapa menyenangkan hati seorang Papa bila ketika menjelang peti mati di mana jazadnya terbaring ditutup, rohnya mendengar anak-anaknya berbisik dalam hatinya, "Aku senang ia pernah menjadi Papaku."
Ikut berempati atas kepergian Papa Yenti.
purnomo
Good girl.
Dear Yenti,
Turut berduka atas kepergian papamu.
Dari cerita polos diatas, terlihat jelas kasih Bapa yang tak pandang bulu.
Tergambar jelas kasih sayang papamu terhadapmu, dan cintamu yang begitu besar kepada Bapa dan bapamu.
You are a very nice girl.
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
@Yenti
Dear Yenti,
Mengingat kasih Papa adalah kenangan indah.. dan tetap akan indah.. sampai bertemu nanti disanapun tetap indah..
setiap kali mengantar seorang yang sangat kita kasihi pulang ke rumah Bapa, selalu ada rasa kehilangan meski kita tahu.. Papa pulang kepada Sang Pemilik ya pastilah jauh lebih bahagia karena bertemu dengan Pencipta..
...
...
@mba Yenti,
Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...
@Yenti
Turut berdukacita. Saya tahu kamu berduka tapi papamu justru berbahagia karena sudah beristirahat dan menerima upah dari Tuhan.
Wahyu 14:13
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
Yenti, Pohon Tua Itu Akhirnya Roboh
Yenti, saya tahu kisah dukamu dari Daniel. Ingin sekali untuk telepon at least sms, namun saya tidak tahu harus mengatakan apa. Itu sebabnya saya hanya berharap, kamu tabah menghadapi kehilangan ini.
pohon tua itu akhirnya roboh
tak tahan hadapi waktu
kini tinggall kenangan
kisah pohon tua itu
abadi di hati
tunas-tunas muda
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
kematian kenapa diciptakan?
bulan November 2008, om-ku meninggal dalam usia 50 tahun. waktu aku menemani sepupuku berjalan di belakang kerandanya aku mikir: kenapa Tuhan ciptain kematian? apakah ini salah satu caraNya untuk menunjukkan kasihNya?
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
@Anak El - Shadday
Setahuku Tuhan tidak menciptakan kematian,tapi menciptakan Kehidupan. Kita manusia aja yang memilih kematian. Sudah diperintahkan semua pohon dalam taman Eden boleh dimakan buahnya dgn bebas,kecuali pohon yg satu itu, eh..masih dimakan juga !!! Dasar manusia.... manusia...!!!! ha.ha.ha.
Eh....sampai lupa!
Turut berduka juga ya ,mbak........!!
turut berdukacita
saya ingat saat mama meninggal dulu, waktu saya menangis, sahabat-sahabat mama memeluk saya dan berbisik : "mama mu tahu kamu selalu berusaha meluangkan waktu untuknya.., menyayanginya. Dia sangat bangga kepadamu, ingatlah itu."
dear yenti, kalimat yang sama juga ingin saya bisikkan kepadamu, "kamu sudah memberikan yang terbaik untuk papa, he must be so proud of you, so am i, and so should you." Apalagi beliau berpulang setelah menerima Yesus sebagai juruselamat, oh betapa Tuhan mengasihi kamu sekeluarga.
"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yoh 11:25)
@cik yenti
@yenti : Turut Bersukacita
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
turut berduka cita
Turut berduka cita ya mbak...
@kak Yenti: berbela sungkawa...
Turut berbela sungkawa atas berpulangnya papa Kak Yenti. Semoga tetap diberi kekuatan ya Kak.
GBU
nita
Thx u semua:)
Thx u untuk semua belasungkawanya. Dan Thx untuk doanya semua:) Tuhan berkati juga:)
my condolence
Sori, aku sudah jarang sekali masuk SS, jadi baru tahu kalau ada posting ini karena dikasih tahu seseorang, katanya "namamu disebut2 lho"
buat Yenti, jangan khawatir tentang segala sesuatu, yakinlah Tuhan melihat semua yang kamu lakukan untuk Papamu, terlebih lagi, Dia tahu isi hatimu dan semua pergumulanmu, bersabarlah, Dia sudah menyediakan yang terbaik untuk anak-anak-Nya.
Xie2 too much:)
Xie2 too much. Imanuel - pesan yang selalu kuingat:). Ketegaran hidup boleh dimiliki karena punya Kristus dan teman2 yang sangat mendukung:).