Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kebodohan * (* telah diedit)
Kebodohan
Selama 3 1/2 abad bangsa Indonesia hidup dalam masa kebodohan, selama dijajah oleh Belanda. Semua rakyat Indonesia tidak mengenal pendidikan hanya segelintir saja, anak-anak bangsawan dan priyayi saja yang boleh sekolah. Semua kekayaan bumi Indonesia dieksploitasi buat penjajah Belanda.
Syukurlah masih ada tokoh-tokoh pergerakan Nasional, yang waktu itu mempunyai kesempatan untuk belajar di Belanda, yang mau peduli dan mengerti atas penderitaan rakyatnya, untuk keluar dari kebodohan, sebut saja seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantoro dll. Melalui perjuangan mereka, Indonesia bisa lepas dari penjajahan Belanda dan bisa menentukan nasib bangsa sendiri, berdiri diatas kaki sendiri.
Namun tak dapat dipungkiri sebagian anak-anak Indonesia masih ada dalam kebodohan, tidak mengenal pendidikan di sekolah, karena biaya pendidikan sekarang sudah tinggi,walaupun pemerintah mempunyai program orang tua asuh,sekolah gratis dsb.
Sekarang setelah lebih dari 60 tahun merdeka, banyak orang-orang yang terpelajar, sekolah tinggi S1,S2,S3 tapi mereka melakukan tindakan bodoh: korupsi, selingkuh, tidak peduli lingkungan. Ini disebut kebodohan rohani, karena apa yang mereka lakukan menuntun pada kebinasaan kekal.
Kebodohan rohani dicatat dalam kitab Amsal, membuat kita dapat melangkah dengan hikmat yang dari Tuhan.
Dalam Amsal 12:15-16 "Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat,ia bijak. Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak yang mengabaikan cemooh"
Orang bodoh adalah :
- Mereka yang meninggalkan Tuhan dengan anugrahNya.
- Mereka yang mendengar firman tetapi tidak melakukannya, seperti membangun rumah diatas pasir, bila badai datang sangat hebatlah kerusakannya. Matius 7:26"Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir."
- Mereka yang merasa selalu benar, tidak mau menerima nasihat/ kritik yang membangun, mereka tidak pernah bisa maju, hanya mengeritik saja, "nato": no action talk only.
- Mereka yang menyatakan sakit hati, emosinya meledak-ledak, sehingga mereka akhirnya lari kepada narkoba, sex bebas dsb.
- Masih banyak lagi yang pembaca bisa tambahkan ,siapa mereka yang bodoh secara rohani.
Bagaimana supaya tidak menjadi orang bodoh ?
- Mau belajar, belajar dan belajar tentang kebenaran firman Tuhan.
- Melakukan 4M (Membaca, merenungkan, melakukan, membagikan) terhadap firman Tuhan.
- Mempunyai kehidupan doa yang konsisten, membuat altar doa didalam rumah/keluarga.
- Terus hidup dalam iman baca di sini
Sumber:Terinspirasi dari Kotbah GL, di siaran TV Melangkah Pasti
- kardi's blog
- Login to post comments
- 6515 reads
Bangsa kita bodoh, masa' sih?
Selama 3 1/2 abad bangsa Indonesia hidup dalam masa kebodohan, selama dijajah oleh Belanda.
Siapa bilang bangsa Indonesia bodoh? Apa yang dipakai untuk mengukur tingkat kecerdasan? Setiap kali saya mengunjungi Borobudur dan candi-candi lain, saya selalu berdecak kagum akan keindahan arsitekturnya. Bangsa yang bodoh tidak mungkin bisa membuat bangunan semegah ini pada abad ke-8. Hanya bangsa yang punya pemimpin cerdas saja yang bisa punya ide membangun mahakarya ini. Hanya masyarakat yang punya peradaban tinggi saja yang mampu mewujudkan ide gila. Bayangkan, mereka harus memindahkan batu andesit yang beratnya berton-ton, kemudian menumpukkannya di atas puncak candi. Saat itu belum ada crane. Tapi mereka punya teknologi dan akal untuk menaruhnya. Tidak mungkin bangsa yang bodoh bisa melakukannya.
Lihat juga keris. Tahukah Anda, keris itu dibuat dari campuran logam dengan batu meteor yang jatuh dari langit. Menyatukan kedua unsur menjadi satu bagian yang menyatu itu bukan perkara mudah. Dibutuhkan pengetahuan metalurgi yang sangat kompleks. Bangsa yang bodoh tidak dapat melakukan ini.
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Wawan
------------
Communicating good news in good ways
@PK sejarahnya memang begitu,selama dijajah Belanda nih.
@PK sejarahnya memang begitu kan, selama dijajah Belanda, mereka membodohi rakyat Indonesia. Kalau kebudayaan Indonesia memang sudah diakui :candi-candi, keris pusaka,memang sudah beradab luhur.Tapi keadi luhungan ini, selama 31/2 abad diporak porandakan oleh Belanda dengan kerja paksa, rodi dsb yang membuat rakyat Indonesia tetap bodoh selama dijajah Belanda.Sejarah sudah membuktikan itu, bahwa kebodohan membuat suatu bangsa tidak bisa menentukan nasib bangsanya sendiri. Btw terima kasih atas masukannya.
@Kardi...
Terpaksa bodoh atau memang bodoh?
Terlepas berapa lama indonesia lepas dari penjajahan apakah orang bodoh mau MERDKA dan MENENTUKAN hidup sendiri?
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
Bodoh ukuran apa?
Ukuran kebodohan itu apa? Tetangga saya karena tidak bisa baca-tulis latin lalu dianggap buta huruf. Padahal dia fasih menulis dan membaca tulisan Jawa.
Apakah peradaban bangsa Indonesia tiba-tiba lenyap ketika bangsa Belanda datang ke Indonesia? Apakah bangsa Indonesia tiba-tiba menjadi bodoh selama 3,5 abad? Bukankah kejeniusan lokal itu tetap diwariskan turun-temurun, sampai sekarang?
Anda memandang kebodohan dengan kacamata orang Barat. Selama periode bangsa Belanda ada di Hindia-Belanda, bangsa kita tetap menghasilkan karya-karya sastra masterpiece. Bangsa yang bodoh tidak mungkin menghasilkan karya sastra. Selama masa penjajahan itu, kita masih menciptakan tari-tari klasik di berbagai nusantara.
Sampai sekarang petani-petani di Jawa memiliki pengetahuan tentang pranata mangsa, atau perhitungan musim yang cocok untuk bercocok tanam. Pengetahuan itu tidak mungkin dihasilkan oleh masyarakat yang tidak memahami ilmu perbintangan, ilmu geofisika dan ilmu pertanian.
Saya tidak setuju, hanya karena dijajah Belanda, maka bangsa Indonesia dikatakan bangsa yang bodoh.
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Wawan
------------
Communicating good news in good ways
@kardi: lompat jauh
Pembahasan Kardi memang lompat.
Mulainya dari penjajahan (kekalahan secara militer kerajaan-kerajaan nusantara, yang tidak berarti kekalahan secara budaya.). Lalu perkembangan persekolahan/pendidikan selama kemerdekaan.
Tau-tau khotbahnya Gilbert Lumoindong. Gimana dong?
_____________________________________
There is nothing new under the sun.
".... ...."
@Kardi
shaloom kardi...
Bagaimana supaya tidak menjadi orang bodoh ?
- Mau belajar, belajar dan belajar tentang kebenaran firman Tuhan.
- Melakukan 4M (Membaca, merenungkan, melakukan, membagikan) terhadap firman Tuhan.
- Mempunyai kehidupan doa yang konsisten, membuat altar doa didalam rumah/keluarga.
- Terus hidup dalam iman baca di sini
mungkin ada tambahan sedikit kardi,... melakukan 4 M, DAN TIDAK MELAKUKAN 5 M kali ya...................................------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Belajar dari yang baik akan membuat kita makin baik
Belajar dari yang pintar akan membuat kita makin pintar
Belajar dari yang teliti akan membuat kita makin teliti
JB Us
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@kardi;
Maksudmu ini bodoh secara rohani ya?
Memang sih, kita harus jadi generasi yang berpikir. Memahami alkitab secara baik dan memikirkan isu-isu yang ada sehingga dapat memberikan solusi kepada problem yang ada.
(The proof of the pudding is in the eating)
@kardi... kenapa masih shoping?
@ buat semua yang memberi koment"kebodohan", maaf saya telat.
@ buat semua yang sudah membaca "Kebodohan" dan memberi komentar, maaf saya telat meresponinya karena kesibukan tugas saya keluar kota, sekali lagi maaf, "kebodohan'' saya tidak bisa memanage waktu ini. Saya maunya lebih dari 24 jam sehari, dan malah tidak dibatasi waktu lagi.
Kebodohan seseorang seperti saya, yang menulis tanpa membedakan mana yang membahas "kebodohan"secara jasmani mana yang rohani, hingga semua tulisan tsb benar-benar kacau, sehingga saya perlu mengedit lagi, supaya semua pembaca dapat mengambil hikmahnya: bahwa kebodohan selama masa penjajahan,karena kurangnya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda, kemudian selama lebih dari 60 tahun Indonesia merdeka, faktor pendidikan ini masih belum banyak dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia,Karena biaya masuk sekolah tetap tinggi walaupun pemerintah kita membuat program orang tua asuh, sekolah SD gratis ,tetap saja belum mencapai hasil yang diharapkan.