Puisi

Selamat jalan papi,

Dalam usiamu yang uzur, engkau tetap punya semangat.

Bahkan engkau mau hidup sampai 100 tahun,

Tapi, Tuhan berkehendak lain, Dia memanggilmu pulang

Diusia 92 tahun, engkau masih simpan keuletan melawan derita,

Dengan tenang engkau menghadap Bapa,

Setelah meneguk sesendok air dari tanganku, engkau menghembuskan

sungguh aku baru sadar....

(seusai ketiduran di suwung, tepi bendungan)

---

Tuhanku, Engkaulah Guruku, tempat ku bertanya.
Awan sedang tidak bersahabat,
Hujan turun menangisi perang yang berkecamuk di sana
Tuhanku, Engkaulah Guruku, beri aku waktu membaca BukuMu

ANDAIKAN AKU BISA TERBANG

andaikan aku bisa terbang

atau aku punya sayap

aku pasti terbang kusuka

mungkin ini belum waktunya,mungkit(maksudnya mungkin)

pasti kalau suda di panggil Tuhan Yesus

SONG

Last night, when I was sleeping

Malamku malam sepi...
Terduduk disini.
Sendiri.

Melihat waktu.
Berputar sehendak hatinya.
Tanpa memberi kesempatan.
Untukku.

Apakah betul ini waktunya.
Sang malaikat akan mengangkatku.
Karena ku lihat cahaya kemarin.
Cahaya terang menyinariku.
Dikala seluruh lampu padam.
Oleh PLN.

Kudengar suara berkata bahwa waktu ku sudah dekat.
Bahwa masaku segera tiba.

Kupandangi lagi wajah bersih itu.

Memang tidak sebersih wajahku.

Tapi pancarannya membuatku tergugah.

Walau penuh debu tanah serta darah, ia masih tersenyum padaku.

Siapakah dia???

Kupandang lagi mereka.

Wajah agungnya yang pernah ku lihat di Mezbah Allah.

Berubah beringas.       

Ada apa ini???

"Jelang Hari-hari ku"

Bila kulihat kembali di belakangku
Menapak hari-hari dalam hidupku
Ada perjuangan, Ada kemenangan
Ada kegagalan, Ada suka
Dan ada duka
Segalanya terasa
menjadi warna-warna hidupku

Kini,
Aku melangkah di hari baru ku
Entah apa yang ada di depan ku
Tak ada yang dapat membritahu
Dan aku sendiri pun ragu

Namun,
Langkah-langkah kaki ku

Bila esok engkau masih ada,
Mungkin juga untuk satu detik, satu menit atau satu jam kemudian,
Aku akan kembali bersyukur…
Karena aku tau engkau bisa pergi sewaktu-waktu …

Lihat kemarin …
Engkau mengahirinya di siang hari …
Meninggalkan airmata yang tak terhitung,
Pilu hati tak kau hiraukan,
Bahkan penyesalanpun tak kau beri kesempatan,

Engkau tau,

Karena hidup adalah sebuah lagu
Maka aku akan terus berdendang
pagi, siang, pun petang
Hingga kelak diam menjadi nafasku

Karena hidupku adalah sebuah lagu
dimana bahagia dan rindu
air mata pedih tak terperi
berpadu merdu dalam ikatan melodi

Aku mengingat jejak di jalanan padat
Di satu siang yang menanti
Waktu nyeri kian menjadi

Memandang jejak kukenang janji
Juga rumput yang menari girang
Saat hujan memeluk pinggangnya

Derap menjauh tinggallah jejak
Berderet lubang yang menganga
Luka dan caci membanjiri

Detik waktu tengah berlalu
Aku terduduk diam dalam gelapnya malam yang membisu
Rindu kampung datang bersama seberkas sembilu
Inikah rinduku buat-Mu

Tuhan,
Untuk apa aku terguguk dalam kesendirian
Handai taulan berseru dengan ayat-ayat yang terlantun
Aku tetap terdiam dalam pujian-Mu
Nyanyian dan doa hanya dalam hadirat-Mu

Kita adalah  pohon kehidupan yang menghasilkan buah:

# Buah kehidupan adalah kebijaksanaan

# Buah akal adalah ilmu pengetahuan

# Buah jiwa adalah iman

# Buah kerendahan hati adalah sukacita

# Buah pikiran adalah kemajuan

# Buah pengorbanan adalah kesetiaan

Tubuh rentan tak berdaya...

Tulang berlapis keriput kulit..

Pasrah kepada tongkat dan kursi rodanya

"Arrrggghhhh......",

Rasa ku tak percaya..

Kegagahannya beberapa tahun silam telah surut..

Direnggut oleh kerapuhan tulang yang tak berdaya saat ia terjatuh

 Matahari pergi dan menyisakan kegelapan. Secepat itukah hari berlalu? Kesibukan seringkali melahap habis semua waktu yang ada. Dan Aku lelah terikat pada kesibukan tak bernilai, aku tak mau tenggelam pada persoalan sepele. Dan bagiku, kesibukan haruslah berdaya guna, memecah kebuntuan, melimpah akan manfaat.

In the dark I want to be beside You

Cause You are light in my life

Hear your voice can make my heart calm

And Your presence is all I want

My life is nothing without You

Ku terbawa ke alam mimpi

Kugenggam erat ku tak ingin lepaskan

Burung Pipit dan Burung layang-layangku

Kupandangi Kujagai

Tak sadarku

Genggamanku merenggang ...

Terkepak sayap-sayap lembut

Burung Pipit dan burung layang-layangku

Terbang lepas dari genggamanku

Suatu hari..
Menjelang hari Sabat seperti ini..