Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kala Tuhan Merestui Pembantaian
Kala Tuhan merestui Kekerasan
Siapa yang lebih mungkin membunuh? Seorang beriman ataukah seorang ateis? Saat saya dihadapkan pada pertanyaan ini, langsung saya jawab orang ateislah yang lebih mungkin membunuh. Nalarnya, sejauh pengetahuan saya, tidak ada satu agamapun di dunia ini yang mentolerir kekerasan. Namun sejurus kemudian saya tercengang. Ternyata pendapat saya salah . . .
Masih ingat peristiwa 11 September 2001 di menara kembar World Trade Center? Sebuah bola api raksasa meledak di menara selatan WTC di New York. Bola api tersebut tak lain adalah sebuah pesawat penumpang yang dibajak oleh sekelompok teroris. 15 menit sebelumnya, pesawat jet yang juga dibajak telah menghantam menara utara WTC. Seketika, kedua menara yang terdiri dari 110 lantai rata dengan tanah menewaskan sekitar 3 ribu orang.
Masih ingatkah pula Anda pada serangan teroris di Bali yang memakan tak sedikit korban jiwa atau serangan "kado" bom di malam natal beberapa tahun lalu? Semurah itukah harga nyawa manusia?
Masih ingat pulakah Anda pada wajah para pelaku bom bali saat diliput di meja hijau? Saya benar-benar kaget melihat bagaimana mereka tersenyum tanpa dosa padahal jelas-jelas banyak nyawa yang hilang akibat perbuatan mereka. Anehnya, mereka bahkan bangga dan rela membunuh ataupun mati untuk apa yang mereka anggap benar. Dengan apa yang mereka anggap sebagai mati syahid, mereka yakin akan mendapat jalan pintas menuju surga. Kala bicara soal doktrin agama, intepretasi tertentu pada suatu ayat, tak dapat dipungkiri, berpengaruh luar biasa bagi orang-orang tertentu.
Secara kebetulan saya menemukan sebuah penelitian yang menggelitik bertajuk "When God Sanctions Killing", yang bila diterjemahkan berarti "Kala Tuhan Merestui Pembunuhan." Awalnya saya kira kata "sanction" disitu berarti menghukum, namun ketika saya baca lebih lanjut artikel tersebut, saya tergelitik untuk membuka encarta dictionary dan menemukan bahwa kata sanction yang berfungsi sebagai kata kerja itu berarti:
transitive verb (past and past participle sanctioned, present participle sanctioning, 3rd person present singular sanc·tions)
1. authorize something: to grant official approval or permission for something
2. tacitly approve of something: to allow something to be tolerated or accepted
Penelitian yang dilakukan oleh Bushman, dkk (2007) menyatkan bahwa orang-orang yang melakukan kekerasan sering menklaim bahwa Tuhan merestui tindakan mereka. Pada dua studi yang dilakukan oleh Bushman, subjek diminta untuk membaca teks yang berasal dari kitab suci. Untuk separuh peserta, teks yang diberikan berisi Tuhan merestui kekerasan. Kemudian subjek untuk berkompetisi dengan rekan buatan dalam sebuah permainan dimana pemenang diperbolehkan menyerang yang kalah dengan suara keras melalui headphone. Suara ini yang kemudian dijadikan ukuran agresi.
Subjek pada studi pertama adalah siswa Brigham Young University yang 99% menyatakan beriman pada Tuhan dan meyakini Alkitab. Pada studi kedua, hanya separuh subjek yang menyatakan beriman pada Tuhan dan hanya 27% yang meyakini Alkitab. Pada studi pertama, agresi meningkat ketika ayat yang diberikan kepada subjek menyebutkan bahwa Tuhan merestui kekerasan. Pada studi kedua, peningkatan agresi terjadi lebih tinggi pada subjek yang menyatakan percaya kepada Tuhan dan Alkitab. Kesimpulan yang ditarik dari studi ini adalah, ayat-ayat di kitab suci yang menyatakan bahwa kekerasan direstui oleh Tuhan dapat meningkatkan agresi, khususnya di kalangan orang percaya. Bila Anda tertarik membaca versi lengkap jurnal ini silahkan kunjungi http://www-personal.umich.edu/%7Ebbushman/BRDKB07.pdf
Lalu, apakah kitab suci memang mengajak kita untuk melakukan kekerasan? Dalam kesimpulannya, Bushman menyatakan tidak juga. Fakta historis justru membuktikan bahwa agama memainkan peranan signifikan untuk membendung kekerasan, mengekang agresi, dan meningkatkan rekonsiliasi serta pengertian antar kelompok. Hal ini disebabkan muatan damai dan kasih yang dominan di dalamnya. Yang menjadi permasalahan adalah apabila ayat-ayat tertentu yang mengandung nilai kekerasan diintepretasikan lepas dari konteksnya, seperti yang dilakukan dalam studi tersebut. Kemungkinan, para ekstrimis garis kanan membaca dan mengintepretasikan ayat-ayat tertentu secara selektif sehingga terkesan seolah Tuhan merestui kekerasan terutama bila kekerasan itu ditujukan pada orang yang berada di luar kelompoknya (yang seringkali disebut orang kafir). Pemahaman kitab yang tidak kontekstual ini menyebabkan efek yang (bagi saya) menakutkan.
***
... karena Tuhan berfirman:
"Kamu telah mendengar firman:
Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi Aku berkata padamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,
melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam padamu.
Kamu telah mendengar firman: kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiyaya kamu.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga,
yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik
dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Matius 5: 38-45)
... dan mungkin karena itu pulalah
IA tetap diam dan menyerahkan diri-Nya dengan pasrah
biarkan darah-Nya nan agung tercurah
saat IA disalib pada Jum'at menjelang paskah...
Sl3, paskah 2008
- clara_anita's blog
- 5433 reads
Atas nama keyakinan
Sola Gratia
Ini yang Repot
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Benarkah Tuhan melarang kekerasan sama sekali?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Bisa Jadi
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit: Mahatma Gandhi
Ingat mahatma Gandhi?
Saya yakin, semua tahu kisah tokoh yang memang patut diacungi dua jempol sekaligus ini.
Yang paling mengagumkan adalah dia menawarkan suatu pendekatan baru untuk memecahkan masalah selain perang dan angkat senjata.
Dengan kesederhanaan dan kelemahlembutan, ia berhasil membawa India lepas dari Inggris.
Artinya: meski yang kita hadapi sekejam Hitler pun jalan anti kekerasan sebenarnya bisa efektif dilakukan, dengan dampak sampingan yang lebih kecil.
Kalau saya tidak salah ingat, saat Hitler dilawan dengan kekuatan senjata terjadilah perang dunia bukan?
Tapi itu kan karena Hitler menyerang dulu, bukankah perang dalam hal ini sah-sah saja sebagai bentuk pembelaan diri? Masalahnya sekarang, saat diserang seringkali kita terfokus pada cara yang sama untuk membela diri. Apa pernah coba cara lain, layaknya yang dilakukan Gandi?
Nah, menarik untuk jadi bahan perenungan bersama.
... karena dulu orang bilang an eye for an eye, yapi sekarang sepertinya two eys for an eye. (artinya kalau kita disakiti, sulit untuk membalas kesalahan orang tersebut secara setimpal, biasanya malah kita membalas lebih menyakitkan) kalau begitu kapan dong lingkrannya terputus.
GBU
ALLAH BERUBAH
Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Allah Tidak Pernah Berubah!
Dear all,
simple aza...
ALLAH BERUBAH...
Kamu salah! Allah Tidak pernah berubah! Begitupun Firmannya.
Yang kamu kutip sembarang itu terjemahan yang beda. Ada beberapa perubahan dalam terjemahan Alkitab. Kamu harus kristis dan teliti.
Kalo mau baca bukunya ada, cari di BPK Gunung mulia.
JF, kamu bisa bermasalah jika tetap berpendapat ALLAH BERUBAH...
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
ALLAH tidak berubah lho
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
APANYA YANG TIDAK BERUBAH ?
Salah!
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Firman Allah Berubah
Sigit, Firman Allah Berubah dari generasi ke generasi. Istilah Ya dan Amin itu artinya benar dan digenapi, bukannya tidak berubah. Memang, banyak pengkotbah yang mengajarkan bahwa firman Allah tidak BERUBAH dan menggunakan kalimat YA DAN AMIN untuk menyebutnya. Pengkotbah demikian jelas tidak MEMAHAMI Alkitab sama sekali atau tidak MENGERTI arti kata BERUBAH sama sekali.
Alkitab sangat jelas mencatat PERUBAHAN firman Alllah dari generasi ke generasi.
Salah Besar!
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Firman Allah Berubah
Sudah digenapi
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Berubah Adalah Berubah
Pendekatan yang berbeda
Shalom semuanya,
Saya sependapat bahwa Allah tidak berubah dan demikian pula tentu FirmanNya tidak berubah.
Namun bila kita membaca Alkitab mulai dari perjanjian lama sampai perjanjian baru, kita akan menemukan bahwa pendekatan yg digunakan Allah agar manusia mengerti dan melakukan FirmanNya itu yang berbeda.
Sola Gratia
Sola Gratia
Tetap tidak berubah!
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Wong Berubah Kok Nggak Berubah?
Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Kejadian 1:29
Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. Kejadian 9:3
Apakah anda menyatakan bahwa tidak perubahan di dalam perintah Allah tentang makanan manusia? Atau menjadi vegetarian sudah digenapi? Pada mulanya makanan manusia dalah tumbuhan lalu Allah membolehkan manusia makan hewan namun tidak boleh memakannya hidup-hidup. Bukankah Firman Allah berubah?
Sigit, sudah membaca Alkitab, ayat-ayat tentang tata ibadah? Apakah ayat-ayat itu khusus bagi bangsa Israel saja, tidak berlaku bagi orang-orang yang menggunakan kalender masehi? Aneh? apakah orang-orang Israel yang beragama Kristen masih merayakan hari hari itu?
Allah tidak pernah berubah.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
SIGIT NGEYEL
DILUAR DIRINYA, ALLAH BERUBAH
Sejak Kapan Allah plin plan?
"I can do all things through Christ who strengthen me"
PAHAMI DONG...
Dear Priska,
pernah dengar kisah tawar menawar ALLAH. ABRAHAM TTG SODOM, AYUB, YESUS DIAPDANG GURUN
kenapa ya kok ALLAH TAWAR MENAWAR, APA MUNGKIN KARENA ALLAH PLIN PLAN.
ayo priska baca baik2 koment2 nya, baca baik-baik alkitab.
kenapa PERUBAHAN KEPUTUSAN ALLAH SEPERTINYA TIDAK LAZIM BAGI KITA. SAH-SAH SAJA TOH, DIAKAN ALLAH. SEKALI LAGI COBA PAHAMI KATA2 BERIKUT ; PADA DIRI ALLAH TIDAK ADA PERUBAHAN, DILUAR DIRINYA BISA TERJADI PERUBAHAN. (contoh : FIRMANNYA)
Regards, JF
Berubah VS Menggenapi
Berubah VS Konsisten
Ha ha ha ... dukun sebelum anda semakin galak, baiknya saya ikut berkomentar ah.
Nampaknya anda dn JF memahami kata BERUBAH dengan benar sedangkan teman-teman yang lain memahaminya sebagai KONSISTEN. Ketika menyatakan Firman Allah tidak berubah mereka memahaminya sebagai Firman Allah KONSISTEN.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Allah memang tidak pernah berubah!
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
berubah dan tidak : sebuah konsep alternatif
Berubah - tidak berubah : Konsep WAKTU
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
pembunuhan yesus
Tuhan tidak berubah
ALLAH dan FirmanNya Tetap tak berubah
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Perubahannya Jelas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata BERUBAH: 1 Menjadi lain (berbeda) dari semula, tidak tetap, 2 Bertukar 3 Berganti, menjadi.
Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Kejadian 1:29
Ayat Kejadian 1:29 tersebut diberikan kepada Adam dan Hawa. Bukankah itu adalah perintah agar manusia hidup sebagai vegetarian?
Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. Kejadian 9:3
Ayat Kejadian 9:3 tersebut diberikan kepada nabi Nuh. Sebelum Nuh menerima perintah Kejadian 9:3, maka dia adalah seorang VEGETARIAN, bila dia makan daging, maka dia berbuat dosa, melanggar perintah Kejadian 1:29. Setelah menerima Perintah Kejadian 9:3 maka Nuh boleh makan daging.
Bukankah Firman Allah Berubah? Bukankah perintah Allah berubah? Bukankah manusia berubah? Perintah menjadi Vegetarian menjadi pemakan segala.
Nah, sigit, bila bukan BERUBAH, apa ini namanya?
Setuju, Allah tidak berubah dan Firman Allah tdk berubah
Shalom semuanya,
Allah tidak berubah, demikian juga FirmanNya.
Kalimat "mata ganti mata" dst dst berasal dari Kitab Keluaran (Kitab Taurat yang memuat Hukum Taurat) dalam perjanjian lama, sedangkan kata "melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu" disampaikan oleh Yesus Kristus dalam perjanjian baru.
Pertama-tama, sesuai Alkitab, hukum Taurat diberikan oleh Musa tapi Kasih Karunia dan kebenaran datang oleh Kristus Yesus. Yoh 1:17.
Kemudian di dalam Galatia 3:19-25, dikatakan bahwa Hukum Taurat adalah penuntun sampai Kristus datang. Dan Karena Kristus telah datang, maka kita tidak dibawah penuntun lagi.
Sebuah ilustrasi mudah-mudahan dapat membantu:
Dulu pada waktu saya masih kecil, ibu saya pernah menugaskan seorang pengasuh saya untuk mengasuh dan merawat dan mengajari saya hal-hal yang perlu saya ketahui dan lakukan ketika ibu saya harus bepergian sendiri beberapa waktu lamanya. Ibu saya berpesan kepada saya untuk menurut kepada pengasuh saya selama beliau bepergian.
Beberapa waktu kemudian, ibu saya kembali dari bepergian dan mengajari saya hal-hal yang baru, kalau dibandingkan dengan yg pernah diajarkan oleh pengasuh saya.
Dengan ilustrasi yg sederhana diatas dapatkah dikatakan bahwa ibu saya berubah? Tentu saja tidak. Atau apakah perkataan ibu saya berubah? Tentu saja tidak. Sebab ibu saya meminta saya untuk menurut kepada apa yg diajarkan oleh pengasuh saya, sampai ibu saya pulang dari bepergiannya. Selanjutnya, ibu sayalah yang langsung mengajari saya.
Tuhan Yesus memberkati.
Sola Gratia
Sola Gratia
Perhatikan lagi dong!
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -