SEBUT saja namanya nyonya Riri, siang itu tengah duduk di halte, menunggu bis tentu saja. Tak lama kemudian datang seorang perempuan, kira-kira sebaya dengannya. Keduanya walau sudah cukup umur, tapi masih menampakkan gurat-gurat kecantikannya. Karena hanya mereka berdua yang kebetulan berada di halte itu, tak berapa lama terlibatlah mereka dalam suatu pembicaraan yang hangat.
"Dari belanja ya mbak?" tanya nyonya Dilla setelah basa-basi sebelumnya.
"Iya, wah sekarang harga-harga pada naik nih, gula, beras, rokok, bawang.... wah pokoknya semua cenderung naik!"
"Bener mbak, apakah ini akibat dibukanya pasar bebas ya?"
"Tidak jelas juga. Kalo hasil bumi sih pengaruh panen yang gagal, tapi kalo yang lainnya?"
"Pengaruh dollar yang tidak stabil juga bisa atau memang permainan para bos yang banyak duit itu bu!"
"he he he...bisa jadi."
Walau baru saja berkenalan, namun kedua perempuan itu sudah nampak akrab. Bahkan Riri mengeluarkan jeruk santang yang baru saja dibelinya, sementara nyonya Dilla mengeluarkan buah klengkeng yang juga baru dibeli. Mereka saling bertukar buah-buahan, memang perempuan itu tidak bisa lepas dari buah ya? Ha ha ha ha....buahnya memang segar-segar kok.
Sambil menikmati buah-buahnya, suasana obrolan semakin GAYENG, karena obrolan mereka semakin melebar, dari ngomongin soal selebriti sampai politik. Dari ngrumpiin tetangga sampai harta benda. Akhirnya sampailah pada pembicaraan tentang keluarga masing-masing.
"Kalo boleh tanya suamimu bekerja dimana?" tanya Riri sambil menikmati kelengkengnya. Dan Dilla menjawab apa adanya, bahwa suaminya adalah suami yang setia, bertanggung jawab dan taat ke gereja.
"Oh agama kita sama ya? Suamiku juga rajin membaca Alkitab, maklum dia hobinya on line ke situs Kristen." sahut Riri bungah.
"Lhah, sama tuh! Suamiku tiap hari rajin di situs SABDA Space, bahkan sampai larut malam, nggak tau deh kok bisa tergila-gila hingga lupa waktu!" jawab Dilla kesal.
"Sama mbak. Eh ngomong-opmong siapa nama suamimu di komunitas Kristen itu?" tanya Riri penasaran. Dan Dilla menjawab lirih, hampir tak kedengaran. Riri mendekatkan telinganya, karena penasaran dengan nama yang disebutkan tadi. Setelah jelas mendengar nama nick name suaminya Dilla, Riri terperanjat.
Untuk sesaat keduanya terdiam. Bising lalu lalang kendaraan di depannya seperti tak mampu mengisi keheningan sesaat itu.
"Suamimu memang tidak sopan!" ucap Riri ketus.
"Lho memangnya ada apa?" tanya Dilla heran.
"Suamimu sering mengatakan suamiku TOLOL! Memangnya suamimu paling PANDAI ya?"
"Sabar dulu mbak....kalo boleh tanya, siapa nama suamimu di situs itu?" dengan cepat Riri menjawab sambil mendelik.
"Oh itu, iya suamiku sering cerita tentang suamimu yang katanya malah BEBAL!"
"Apa kamu bilang?!"
"Suamimu BEBAL, sudah dibilang TOLOL tapi terus MENGGONGGONG saja!"
"Tau nggak? Suamimu itu yang SUPER GOBLOK, sudah salah diberitau malah ganti menyalahkan, apa dia memang tidak pernah salah hah?!"
"Lho suamiku mengatakan sesuai ALKITAB, masak ngawur, ngawur dari HONGKONG ya?"
"Memang suamimu SUPER NGAWUR dari HONGKONG sampai LAS VEGAS tetap NGAWUR dan asal NGEJEPLAK aja!!"
"Kurang ajar, suamimu yang BEGO kelewat GELO masih aja dibela, istri macam apa kamu ini hah?!"
"Lhoh, kamu juga istri macam apa? Suami SALAH diberitau kok masih membela, dasar istri BODOH!!"
"Kamu yang BODOH!"
"Kamu yang OON!"
"Kamu malah SUPER YUPER OON!"
"Kamu persis suamimu, sama-sama SESAT bin SESAT!!"
"Ya elah, kamu berdua justru yang SUPER SESAT, BEGO DAN NOL PUTUL!!"
"Kamu yang NOL KUNTUL kayak KUNTULANAK!!"
"Kamu itu KUNTUL-KUNTUL kayak ANAK-ANAK KUNTUL BAWANG!!"
Dan perang mulut yang semakin keras itu akhirnya sampai tangan pun mulai bertindak. Mereka bergantian saling menampar, saling mencakar dan saling merenggut rambut dengan kerasnya. Perkelahian itu sampai mengundang banyak pengguna jalan untuk berhenti melihatnya, bahkan banyak kendaraan ikut berhenti menyaksikannya. Hingga akhirnya ada seseorang yang dengan beraninya melerai perkelahian itu.
Selanjutnya terserah anda, karena kelanjutannya belum masuk meja redaksi he he he........
Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.(1 Kor 7:3).
Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat
hahahahahaha
TP : aku laper, mau makanan enak
@Tante Paku: Jika para istri sampai ikut campur.....
In reply to @Tante Paku: Jika para istri sampai ikut campur..... by Penonton
PermalinkPenonton, tidak seperti itu kok.