Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Iri Hati
Beberapa minggu yang lalu saya beserta keluarga menengok saudara yang baru melahirkan anak pertamanya. Kelahiran anak pertama merupakan saat-saat yang paling mendebarkan tapi juga merupakan saat-saat yang paling membahagiakan. Saya beserta keluarga juga tidak mau ketinggalan untuk ikut dalam kebahagian mereka, kami ikut larut dalam kebahagian ketika menonton bayinya dari balik kaca. Ketika saya sedang memperhatikan bayi-bayi yang berada di ruangan bayi, saya tertegun ketika melihat bayi laki-laki kembar yang berada dalam satu kotak, mukanya bak pinang yang dibelah menjadi dua, sama persis. Ternyata bayi itu membuat semua orang yang melihatnya menjadi terheran-heran, bagaimana tidak, ketika yang satu mengangkat tangannya mengusap mukanya, maka bayi yang satunya juga akan mengusap mukanya. Ketika yang satu menendang-nendangkan kaki kanannya, maka bayi yang satunya juga akan melakukan yang sama. Saya jadi teringat akan film Twins yang dimainkan oleh Arnold Schwarzenegger dan Danny De Vito, ketika akan menyebrang jalan, Arnold memegang saku celananya, ketika itu pula Danny De Vito memegang saku celananya. Setelah lama saya memperhatikan keduanya, tibalah waktunya untuk menyusui bayi-bayi tersebut. Sang ibu datang beserta suster jaga, dan spontan kedua bayi itu seperti mengetahui kalau ibunya datang, dan aneh bin ajaib, ketika suster itu mengangkat bayi yang satu dan memberikannya kepada sang ibu untuk disusui, maka seketika pula bayi yang satu meronta dan menangis. Mengapa bisa demikian...?, padahal kedua mata mereka masih terpejam. Inikah yang dinamakan iri hati.
Sejak manusia dilahirkan ke dunia, manusia sudah mempunyai sifat iri hati, walaupun katanya ketika manusia lahir digambarkan seperti selembar kertas yang masih putih bersih. Masih ingatkah cerita Kain dan Habil yang kehidupannya masih asli, belum terkontaminasi oleh apapun yang berasal dari dunia, namun tak dapat dipungkiri bahwa iri hati sudah ada di dalam hati manusia, sampai akhirnya Kain dengan teganya membunuh adiknya sendiri.
Itu terjadi pada zaman dahulu..., ketika dunia ini masih dihuni oleh 4 orang manusia, bagaimana keadaannya 2000 tahun kemudian, ketika bumi telah dihuni oleh 7,2 milyar manusia?. Wuah..., sudah pasti tak terhitung banyaknya orang yang punya sifat iri hati.
Di zaman sekarang, khususnya di Indonesia, di mana begitu maraknya tindak pidana korupsi, bisa dibayangkan kalau 1 orang melakukan korupsi, berapa banyak orang lainnya yang akan terpengaruh untuk melakukan hal yang sama?. Seperti inilah gerutu mereka yang mulai terpangaruh: Enak sekali dia bisa punya rumah yang harganya 3 milyar rupiah, punya mobil terbaru merek ini dan itu, tiap tahun bisa liburan ke mana saja dia mau, hidupnya serba kecukupan, mau beli ini dan itu tinggal beli, tidak perlu dipikir-pikir lagi, mau pilih sekolah atau tempat kuliah, tinggal sebut saja, karena uang bukan masalah. Siapakah orangnya yang tidak akan tergiur?.
Janganlah tergiur, janganlah iri hati dan janganlah marah kepada mereka yang melakukan tindak pidana korupsi, jangalah marah kepada orang yang melakukan kecurangan. Sebab ada tertulis di dalam Kitab Mazmur 37. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.
Biarlah kita hidup sederhana, sesuai dengan berkat yang Tuhan telah berikan kepada kita, janganlah pernah memikirkan kekayaan orang lain, janganlah ingin menjadi seperti orang lain, tetapi jadilah seperti dirimu sendiri. Dan yang terpenting seperti yang telah dikatakan Tuhan di dalam Roma 12 ayat 2, yaitu: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Jakarta 11/12/13
- Andreas Priyatna's blog
- Login to post comments
- 5111 reads
berusaha memahami arti "cukup"
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...