Submitted by psikologila on

Aku sempat bertanya-tanya, kenapa ya literatur Kristen khususnya novel jarang beredar atau diminati di Indonesia? Kalaupun ada, kebanyakan masih karya terjemahan.

Pengakuan dosa, aku sendiri awalnya tidak tertarik dengan novel yang berlabel "Kristen". Banyak yang berpendapat bahwa membaca novel Kristen itu sama saja dengan mendengarkan khotbah yang panjang -- selalu yang baik-baik saja terjadi sehingga ceritanya mudah tertebak... Ironisnya, dalam kehidupan selalu ada konflik yang menimpa manusia, bahkan orang Kristen. Ya, aku sempat setuju dengan mereka, parahnya sempat alergi baca buku fiksi Kristen.

Tapi saat kuliah, aku sering mendengar nama John Bunyan (seorang tokoh Kristen). Kudengar dia menghasilkan karya yang jenius dan menggigit. "Ah masa?" ucapku ragu. Saat mencari buku-buku di perpustakaan kampus, mataku tertuju pada novel "The Pilgrim's Progress" karya John Bunyan. Aku penasaran apakah halaman-halaman pertama buku ini berhasil memancingku. Alergi ini baru terobati setelah menjelajah ke dalam bukunya yang kaya akan simbol dan alegori. Siapakah penulis Kristen ini dan mengapa karyanya begitu menakjubkan?

Setelah bekerja, aku membaca novel biografi John Bunyan di perpustakaan kantor. Biografi dikemas dalam novel, hmmm menarik... Lagi-lagi aku terpuaskan membaca karya ini, apalagi ada bumbu-bumbu humor di dalamnya. Ternyata membaca biografi itu tidak membosankan dan monoton seperti perkiraanku.

Tidak membosankan?

Kurasa karya-karya ini berhasil memadukan imajinasi dan teknik sehingga memuaskan emosi dan logika pembacanya. "The Pilgrim's Progress" atau "Perjalanan Sang Musafir" berhasil membawa pembaca ke dunia yang penuh dengan emosi dan sikap manusia. Hampir setiap tokohnya berhasil mengajakku melangkah ke lanskap pikiran dan merenung. Sementara itu, novel biografi "John Bunyan" berhasil menarasikan dan memvisualisasikan fakta-fakta kehidupan seseorang. Detail-detailnya yang kuat berhasil membawa saya terbang melampaui waktu untuk merasakan sakitnya kehilangan anak dan terpenjara. Tidak hanya menggugah emosiku, keduanya disampaikan dengan teknik dan plot yang menyenangkan logika saya. Kesan monoton pun lenyap dari kedua kesusastraan Kristen ini. Sekarang, sepertinya novel C. S. Lewis sedang menungguku...

Bagaimana dengan SSers, pernahkah membaca literatur Kristen fiksi? Apakah buku-buku itu sukses meninggalkan kesan tersendiri? Sejauh ini aku belum membaca novel Kristen asli Indonesia. Semoga ke depannya akan ada novel-novel Kristen Indonesia yang mengigit, mengelitik dan menendang pembacanya -- novel yang mengajak pembacanya tengelam sejenak dalam perenungan.

Submitted by mikael1067 on Wed, 2011-05-25 10:17
Permalink

Salam kenal,Menurut ane, kenapa belum ada novel Kristen di Indonesia itu salah satu penyebabnya adalah rendahnya minat baca orang Kristen. Menurut pengamatan ane, kebanyakan jemat lebih suka materi lisan seperti khotbah, lagu, film, kesaksian, daripada materi tertulis. Penulis-penulis kristen lebih suka menulis renungan singkat karena jemaat nggak betah baca lama-lama.Demikianlah.Semoga membangunGBU

Submitted by psikologila on Wed, 2011-05-25 10:33

In reply to by mikael1067

Permalink

Halo mikael...Menarik juga, minat baca orang Kristen yang rendah... Mengapa minat baca kebanyakan orang Kristen rendah ya? Padahal kemajuan pribadi, kemajuan komunitas, bahkan kemajuan bangsa berbanding lurus dengan tingginya tingkat baca.   

Submitted by mikael1067 on Wed, 2011-05-25 10:41
Permalink

yaaaah...bukannya nyalahin para Hamba Tuhan sih, tapi andai aja ada hamba-hamba Tuhan yang memacu jemaatnya agar rajin baca buku, tentunya akan cukup berdampak pada minat baca. Asal bukan buku tulisan hamba Tuhan itu sendiri hehehehe.Menurut hasil diskusi ane dengan beberapa temen, minat baca yang rendah itu karena:1. Malas. Baca Alkitab aja males, pa lagi buku2 Kristen! Eh, kalo manga Kristen gimana ya?2. Gak punya waktu.3. Buku2nya gak menarik (ini subyektif).4. Buta huruf....:P

Submitted by Purnawan Kristanto on Wed, 2011-05-25 13:45
Permalink

Saya pernah membaca kata bijak ini (entah siapa yang mengucapkannya): "Jika engkau ingin membaca buku tertentu dan buku itu belum ada, maka sekarang tugasmu untuk menulisnya."

Submitted by psikologila on Wed, 2011-05-25 14:29

In reply to by mikael1067

Permalink

Novel karya C. S. Lewis menyisipkan nilai2 Kristen dalam dialog-dialognya. Menulis novel yang bernilai Kristen bisa jadi tantangan tersendiri bagi para penulis Kristen :)

Submitted by mikael1067 on Wed, 2011-05-25 14:32
Permalink

novel yang mengandung nilai2 kekristenan secara tersirat sudah cukup banyak. Namun, novel yang menggambarkan dinamika kehidupan bergereja secara blak-blakan rasanya belum ada

Submitted by josimut on Wed, 2011-05-25 15:50
Permalink

Pengalaman urang, same am mane. Baca biografi memang seru, dan penuh dengan imajinasi. Urang seneng pisan karena udah baca buku biografi tntang jos wasington carver. Dpat tmbah smangat buat urang. hatur nuwun nyak.

Submitted by Purnawan Kristanto on Wed, 2011-05-25 17:02
Permalink

Untuk mengisi kekosongan fiksi di Indonesia, saya bersama teman-teman di Komunitas Penjunan (Penulis dan Jurnalis Nasrani) pernah mengadakan lomba menulis cerpen dan novel berdasarkan Alkitab. Di luar dugaan jumlah pesertanya membludak. Tiga kali lebih banyak daripada target kami. Arswendo Atmowiloto sampai tak percaya melihat antusiasme peserta (terlepas dari kualitas yang memang belum semuanya baik).Tahun ini kumpulan cerpen pemenang lomba ini akan diterbitkan oleh penerbit BPK "Gunung Mulia." Judulnya, "Perempuan Tanpa Nama."

Submitted by y-control on Thu, 2011-05-26 15:11
Permalink

sebenarnya, biar disebut novel kristen itu kudu gimana ya? menurut saya, kalo saya jadi penulis atau mungkin penerbitlah, pake label novel kristen juga secara bisnis merugikan sendiri, krn membatasi pasar, mengingat pemeluk kristen juga masih minoritas (apalagi kalo ngitung rendahnya minat baca tadi) hehe..

Submitted by psikologila on Thu, 2011-05-26 16:25
Permalink

Kalau jadi penerbit, saya sih lebih milih nerbitkan novel yg bersifat Kristen daripada novel yang berlabel Kristen. Pertama, sama seperti Y-Control, udah minoritas, minat baca masih rendah lagi...   Kalaupun berani menerbitkan novel berlabel Kristen (ancung jempol!), penerbitnya perlu mengubah perspektif pembaca akan novel-novel agama. Gimana Mikael, apakah mungkin semua orang Kristen akan beli? Ah, saya tidak yakin....Kedua, saya lebih suka novel yg bersifat Kristen karena karya ini akan lebih terbuka bagi pembaca luas. Saya pribadi lebih suka karya-karya C. S. Lewis dan J. R. Tolkien, novel  umum tapi mengandung nilai Kristen....

Submitted by joli on Thu, 2011-05-26 20:55
Permalink

the Shack, itu novel kristen paling bagus yang pernah kubaca, meski kata mas daniel, itu seperti snack :)karena sangat suka buku ini, saya beli beberapa. ketika penerbit memberi kupon berhadiah. saya dapat hadiah sepeda loh.. 

Submitted by okulasi on Fri, 2011-05-27 19:35
Permalink

Davinci code termasuk novel yang sangat diminati terutama malah bagi kaum non kristiani..wkwkwkwk. Mungkin memang novel kristen gak begitu diminati karena kalu sampai menyukainya(nyandu) berarti bis bisa jadi hambar kekristenan kita. 

Submitted by psikologila on Sat, 2011-05-28 09:57

In reply to by okulasi

Permalink

Davinci Code itu menawarkan sesuatu yang sifatnya kontroversial, jadi banyak diminati. Ditambah lagi novel ini menawarkan pandangan baru yang bertentangan dengan kekristenan :) Penulisnya juga bisa memikat pembaca dengan teka-tekinya, walaupun terkesan maksa (saya baru nonton filmnya Okul)

Submitted by psikologila on Sat, 2011-05-28 10:01

In reply to by lapan

Permalink

Buku yang ditulis oleh Paulo Coelho, pasti akan kulirik :) Di mana ya beli buku impor Paulo Coelho? Soalnya aku selama ini pinjem ke dosen yang impor, atau beli yang terjemahan (terjemahannya terkadang mengurangi kenikmatan buku tu) hehe

Submitted by psikologila on Wed, 2011-06-08 11:10
Permalink

Kalo yang terjemahannya seperti "veronica must die" kadang aku terjemahin lagi ke Inggris terus ke Indonesia lagi biar ngerti artinya hehehehe *muter-muter Di Gramed pernah ku cari tapi ndak ada. Dosenku kutanya, beliau dapatnya di Singapura... Batinku, jiaahh, mahalan ongkosnya Ma'am ;)