Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Hukum Roh dan hukum gravitasi
Roma 8:2 Sebab hukum Roh yang memberi hidup telah memerdekakan engkau dalam Kristus Yesus dari hukum dosa dan hukum maut. (LAI - Terjemahan Baru 2)
Pada ayat diatas, kita bertemu dengan 3 kata ‘hukum’, yaitu hukum Roh, hukum dosa dan hukum maut. Dalam pemakaian sehari-hari, kata hukum ini setidaknya memiliki 2 makna, yaitu :
1.
Peraturan-peraturan yang berlaku yang harus ditaati, contoh : peraturan-peraturan di negara Indonesia, Hukum perdata, hukumpidana, peraturan lalu lintas, dan lain sebagainya.
2.
Suatu prinsip alamiah (hukum-hukum fisika), sesuatu yang bekerja secara alamiah dan selalu sama di semua tempat. Misalnya benda selalu jatuh ke bawah dimanapun kita berada di bumi ini. Magnet pasti menarik benda-benda yang terbuat dari besi, dan lain sebagainya.
Jika kita membaca konteks Roma pasal 7, 8, maka kita akan tahu bahwa hukum Roh, hukum dosa dan hukum maut bukanlah berbicara peraturan-peraturan, tetapi lebih kepada makna hukum yang kedua, yaitu prinsip-prinsip yang selalu sama dan berlaku di semua tempat. Sekali lagi, disini kita melihat hubungan antara hukum rohani dan hukum fisika, yaitu bahwa hukum-hukum rohani dinyatakan oleh hukum-hukum fisika.
Mari kita ambil contoh satu hukum fisika, yaitu hukum gravitasi. Hukum ini telah diciptaan oleh Allah sejak Allah menciptakan dunia ini. Hukum ini telah berlaku dan mengatur seluruh alam semesta sejak diciptakan sampai detik ini. Hanya saja, hukum ini tersembunyi dan baru terkuak pada tahun 1686 oleh salah satu ilmuwan yang disebut terbesar di sepanjang abad, yaitu Sir Isaac Newton.
Hukum gravitasi Newton diperkenalkan melalui suatu persamaan yang cukup sederhana, yaitu :
F = G.m1.m2/r^2
Persamaan yang singkat dan sederhana ini ternyata mengatur seluruh alam semesta. Hukum gravitasi ini yang membuat manusia selalu ‘melekat’ di bumi, hukum ini yang menyebabkan bulan selalu berputar mengelilingi bumi dan bumi selalu berputar mengelilingi matahari. Bahkan bukan hanya bumi, matahari dan planet-planet saja, juga mengatur pergerakan dan persebaran bintang-bintang dalam suatu galaksi, yang menurut para astronom jumlah bintangnya mencapai 250 milyar bintang. Bukan hanya sampai disitu, hukum ini juga mengatur semua pergerakan galaksi-galaksi yang jumlahnya mencapai angka ratusan milyar. Betapa luar biasanya Tuhan, mengatur semua pergerakan benda-benda di alam semesta hanya dengan satu persamaan yang sangat sederhana.
Persamaan gravitasi yang ditemukan oleh Newton mengatakan bahwa semakin jauh kita dari suatu benda, maka pengaruh gaya gravitasi semakin berkurang, sebaliknya, semakin dekat kita kepada suatu benda, maka pengaruh gravitasi juga akan semakin kuat. Persamaan ini juga mengatakan bahwa sejauh apapun kita dari suatu benda, pengaruh gaya gravitasi tidak pernah bisa kita hilangkan, selalu ada meskipun sangat lemah, tidak bisa dihilangkan. Jadi, meskipun misalnya kita sanggup pergi sejauh mungkin di alam semesta ini, maka pengaruh gaya gravitasi dari bumi atau dari matahari pasti masih bisa mencapai kita, meskipun sudah tidak terasa lagi, tapi masih mencapai kita.
Jika kita renungkan baik-baik, bukankah hukum gravitasi ini menggambarkan hukum Roh, hukum dosa dan hukum maut? Pada mulanya, kita dikuasai oleh hukum dosa dan hukum maut. Kemanapun kita pergi, maka kita tidak akan pernah bisa lepas dari hukum dosa dan hukum maut yang selalu membayangi kita. Bahkan orang yang telah percaya kepada Yesuspun tetap dibayang-bayangi oleh hukum yang jahat ini. Seruan Paulus menyatakan hal ini :
Roma 7:23-24 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
Ya, hukum dosa dan hukum maut ini berada di dalam kita dan selalu menarik kita dan kita tidak pernah lepas dari hukum ini sama seperti hukum gravitasi. Kita tidak pernah bisa lepas darinya sejauh apapun kita pergi! Sehingga Rasul menyebut bahwa dirinya telah menjadi “tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.”. Rasul Paulus sebagai penulis kitab Roma adalah Rasul yang diutus oleh Tuhan sendiri dan telah melakukan berbagai mujizat, tetapi seruannya menyatakan kondisi semuya orang percaya, bahwa hukum dosa dan hukum maut tetap ada dalam anggota-anggota tubuh kita.
Lalu bagaimana jalan keluarnya? Roma 8:2 menyebutkan satu hukum lagi, yaitu “hukum Roh”. Inilah jalan keluarnya! Kita harus mengerti bahwa hidup di dalam Kristus artinya hidup dalam hukum Roh. Hukum ini menarik kita (orang yang telah percaya kepadaNya) untuk hidup dalam Roh. Semua orang yang telah percaya telah berada dalam ruang lingkup hukum Roh ini. Hukum ini jauh lebih kuat daripada hukum dosa dan hukum maut.
Sebagai contoh kita ambil lagi hukum gravitasi. Kita yang hidup di bumi ini, memang dikuasai oleh gravitasi bumi, tetapi jangan juga lupa bahwa kita juga dikuasai oleh gravitasi matahari, gravitasi bulan, bahkan gravitasi bintang-bintang. Hanya saja mengapa kita tidak ditarik oleh gravitasi matahari? Jawabannya karena gravitasi bumi lebih kuat sebab kita lebih dekat ke bumi!
Ini juga yang terjadi dengan hukum Roh dan hukum dosa dan hukum maut. Kita lebih dekat ke mana? Jika kita lebih dekat kepada Kristus, maka hukum Roh ini akan berkeja dengan spontan tanpa harus dipaksakan. Hukum ini bekerja otomatis sehingga dalam hidup sehari-hari kita akan berjalan dalam hukum Roh. Tetapi jangan lupa bahwa hukum dosa dan hukum maut tetap memberi pengaruhnya bagi kita. Jika kita lengah saja sedikit, maka hukum jahat ini akan berkerja dalam hidup kita.
Artinya, semakin kita dekat kepada Kristus, maka kita akan merasakan hukum Roh ini bekerja dengan otomatis meskipun tetap juga harus berwaspada terhadap hukum dosa dan hukum maut. Sedekat apapun kita dengan Kristus, selama masih mendiami tubuh yang fana ini hukum dosa dan hukum maut tidak akan pernah terlepas dari kita. Nanti akan tiba waktunya kita terlepas dari tubuh ini untuk mengenakan tubuh kemuliaan, disitulah kita akan sungguh-sungguh terlepas dari hukum dosa dan hukum maut, seperti kata-kata Paulus dalam 1 Kortintus 15:51-56
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Jika mengenal hal ini, kita akan tahu betapa berbahayanya berkompromi dengan hal-hal dosa, karena semakin dekat kita pada hal-hal dosa, maka hukum dosa dan hukum maut ini juga bekerja semakin kuat menarik kita. Jadi, sarannya adalah : mendekatlah kepada Kristus hari demi hari, maka kita akan melihat hukum Roh bekerja dalam hidup kita, dengan catatan : tetap waspada terhadap hukum dosa dan hukum maut karena kedua hukum jahat ini tidak pernah benar-benar hilang.
Beban saya dalam artikel ini untuk menyatakan bahwa hukum-hukum fisika boleh dikatakan menyatakan hukum-hukum rohani, karena pencipta hukum-hukum fisika sama dengan pencipta hukum-hukum rohani. Memperhatikan bahwa gejala alam menyatakan prinsip-prinsip rohani memberikan suatu pengenalan yang lebih kepada Allah sebagai pencipta kita. Praise the Lord!
- mariano nathanael's blog
- Login to post comments
- 9219 reads
@mario nathanael: menarik nih...
Buat bung mario, menarik juga menyimpulkan dengan menganalogikan hukum2 fisika terhadap kerohanian. Anak-anak eksak pasti cepat nangkepnya tuh.
KasihSetiaNyaKekalSelamanya
Ya, karna say guru fisika
Ya, karna say guru fisika jadi pembahasan saya tentang Alkitab nyambung ama hal-hal eksak deh, he he.
Note : mariano, bukan mario