Submitted by hai hai on

Hari ini ulang tahunku yang ke 22, aku merayakannya apa adanya, mentraktir Nita, Rizal, Husein, Rama dan Thomy (kelimanya bukan nama sebenarnya) makan di kantin.

 



Aku pernah membayangkan, pada hari ini akan mengajak Lina (bukan nama sebenarnya) jalan-jalan. Pulangnya dia akan meberiku hadiah ulang tahun, cintanya, hatinya, mudah-mudahan sebuah kecupan. Namun semuanya hanya bayang-bayang.



Aku merasa, cintaku pada Lina seperti angin sepoi-sepoi basah, terkadang ia bahkan tidak terasa. Seperti aku tidak merasakan angin sepoi basah kalah sibuk. Seharunya aku jujur, Lina bukanlah gadis impianku yang akan mendampingiku hingga tua. Aku selalu bermimpi tentang seorang gadis sesexi Sandra (bukan nama sebenarnya), kulitnya sehalus kulit Sandra (bukan nama sebenarnya) namun hidungnya semancung Christin Hakim seanggun Widyawati. Namun, aku rindu pada pertemuan pertamaku dengannya, aku kan merasa seperti Adam merasa lalu berkata, “Nah, inilah dia tulang dari tulangku, daging dari dagingku, darah dari darahku, ia akan disebut istriku karena dia yang melahirkan anak-anakku.”



Walter Trobisch bilang, Cinta dapat dipelajari dan salah satu yang harus dilakukan dalam rangka belajar mencintai adalah menghancurkan bayangan ideal seorang kekasih dari benak kita. Tentu saja aku tidak percaya ucapan si tua itu. Menurutku bila menikah dengan gadis yang tidak sesuai idealku, maka bila suatu hari nanti menemukan gadis itu, aku akan menghadapi masalah, aku akan selingkuh.



Sampai saat ini aku tetap bigung, terkadang ada keinginan untuk berdoa sungguh-sungguh dan membuang undi. Bukankah para Rasul Kristus juga membuang undi untuk memilih Matias? Apa salahnya aku membuang undi memilih kekasih? Memilih kekasih dengan membuang undi? Amit-amit! Nti aja kalau mau pilih istri.



Aku mengirim tiga helai kartu valentine. Satu untuk Lina (bukan nama sebenarnya), satu untuk Sandra (bukan nama sebenarnya) dan satu lagi untuk Dewi (bukan nama sebenarnya), setelah aku mencoret Nita (bukan nama sebenarnya), Fifi (bukan nama sebenarnya), Lili (bukan nama sebenarnya) dan Lilan (bukan nama sebenarnya). Aku menuliskan puisi



butiran embun

bercanda di hati mawar rekah

ranting-ranting rindu

menggelepar resah

senandungkan tanya

dada luka

putih tulang rusuk

merah darah perjaka



Aku tidak tahu bagaimana Lina (bukan nama sebenarnya), Sandra (bukan nama sebenarnya) dan Dewi (bukan nama sebenarnya) menafsirkan kartu bergambar mawar merah berembun dan puisi itu. Aku sendiri akan kebingungan bila disuruh menafsirkannya. Yang jelas aku menulisnya sebagai ungkapan rindu dan ragu-ragu akan seorang kekasih



Nita (bukan nama sebenarnya), setelah berpacaran dengan Tony (bukan nama sebenarnya), ia menjadi lebih menarik. Lebih ceriah wajahnya. Dan satu hal lagi, ia belajar untuk lebih dewasa (?). Rasanya aku berdosa punya perasaan ini, Nita (bukan nama sebenarnya) tidak akan langgeng berhubungan dengan Tony (bukan nama sebenarnya). Peduli setan! Tuhan saja tidak peduli, kenapa aku harus yang ancang-ancang?



Kepada Nita (bukan nama sebenarnya) dan Husein (bukan nama sebenarnya) aku ceritakan visi dan misiku bagi PDFE (Pesekutuan doa Fakultas Ekonomi). Pemuridan dan PI Pribadi, strategi multiplikasi. Aku juga cerita tentang adanya perbedaan visi dan misi dengan Rizal (bukan nama sebenarnya). Menurutku Rizal (bukan nama sebenarnya) terlalu sombong, menganggap diri paling benar dan hebat hanya karena bisa bahasa roh dan katanya bisa dengar suara Tuhan. Waktu kemping dia ngacir waktu diminta berdoa tuk brentiin ujan. Lucu juga sih. Temen-temen bilang aku goblok mau aja ditantang berdoa. Tapi ujannya brenti tuh. Bocengli! Bersaksi hujan berhenti karena mereka lalu ramai-ramai berdoa dalam roh setelah tahu aku mau aja dipermalukan berdoa menghentikan hujan. Bingung!

Waktu berdoa yakin Tuhan mampu tapi nggak yakin Tuhan mau.



Kesukaranku adalah pengetahuanku tentang Roh Kudus yang kurang sekali. Andai saja Tuhan mau bukakan semuanya bagiku, semuanya tidak akan menjadi masalah.



Aku bingung! Aku sudah berdiri minta didoakan untuk dipenuhi roh Kudus, tetapi karunia-karunia Roh Kudus yang supranatural tak jua kuperoleh. Glosolali, kuasa menyembuhkan dan sebagainya. Aku berdoa untuk tanganku yang keseleo, hasilnya aku frustasi. Sungguh bingung! Dan jengkel pada diri sendiri. Satu hal lagi, perlukah aku mengundurkan diri dari Tae Kwon Do??



Ah …! Kalau saja aku dapat berkomunikasi dengan Tuhan secara langsung. Artinya aku dapat mendengar suara Tuhan dengan jelas. Semuanya akan menjadi mudah.



Betapa sesungguhnya aku tidak mampu dan tidak layak mimpin PDFE. Betapa takutnya aku akan gagal dan mengecewakan Tuhan.



Segala kuasa baik di bumi dan di surga telah diberikan kepadaKu karena itu pergilah …. Dan ketahuilah aku menyertai engkau sampai akhir jaman.



Itu perintah Agung yang kudapat, namun di mana kuasanya? Aku bahkan tidak tahu sama sekali tentang Alkitab. Pergi saja dan Tuhan akan menyertai, itu firman Tuhan, tapi bagaimana caranya aku harus pergi?

NB.

Tulisan ini adalah catatan buku Diaryku, di situ tertulis 13 Februari 1985. Semua nama telah diganti kecuali Christin Hakim, Widyawati dan Walter Trobisch. Bila ada kesamaan nama, tolong dimaafkan sebesar-besarnya. 

Submitted by dennis santoso… on Fri, 2008-02-15 07:12
Permalink

Apa salahnya aku membuang undi memilih kekasih? Memilih kekasih dengan membuang undi? Amit-amit! Nti aja kalau mau pilih istri.

hahaha, istri lo sekarang hasil undian yah hai? gue ikutan dong ... beli kupon nya dimana? *LoL*

Submitted by Debu tanah on Fri, 2008-02-15 11:51
Permalink

Selamat ulang tahun pak Hai hai.

Emang kalo milih istri itu harus nanya Tuhan dulu ya Hai hai?

- Ribka menjadi istri Ishak dengan meminta tanda

- Lea menjadi istri Yakub karena ditipu Laban

- Rahel menjadi istri Yakub karena dipilih sendiri

Tapi semua istri-istri itu diberkati Allah melahirkan bangsa Israel.

 

Debu tanah

Submitted by Bin Nun on Fri, 2008-02-15 14:11
Permalink

ada banyak karunia Hai... waktu itu aku pernah dapat form... bagaimana menguji karunia Roh yang kita punya.... coba nanti aku cari lagi tulisan itu ya.... tapi satu yang pasti hAI... kau punya karunia Roh untuk memimpin dan berbicara... itu pasti ... mesti dipakai lebih baik lagi....

BIG GBU!

Submitted by Priska on Fri, 2008-02-15 14:57
Permalink

Wedew... itu catatan umur 22 Ko??
Ha ha ha... entah kebetulan atau memang begini adanya, aku jugha abis umur 22. Dan di umurku 22 kemaren, aku jugha ngalamin kebimbangan, jugha di v`day umur 22 ini.
Dan jugha di umur 22, aku dapat mandat agung dari Tuhan...
Bless the Lord lah...
Tapi.. once more... Happy Birthday ya Ko hai hai

Submitted by clara_anita(so… (not verified) on Fri, 2008-02-15 15:40
Permalink

Entah mengapa koneksi internet sedang tidak bersahabat dengan saya. Kemarin mau ucap Happy Birthday lewat fs nggak bisa...

Tapi biar terlambat gak papa kan???

Happy Birthday TO YOU

May God Bless You always....

BTW, jadi inget lagunya dewa

Aku bisa membuatmu
jatuh cinta kepadaku
meski kau tak cinta kepadaku

Beri aku sedikit waktu
biar cinta datang
karena tlah terbiasa....

GBU

Submitted by Puput Manis on Fri, 2008-02-15 20:20
Permalink

Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap keputusannya berasal dari pada TUHAN. (Amsal 16:33)

Saya sering buang undi untuk mencari kehendak Tuhan karena berpegang pada Amsal 16:33. Kenyataan sering bener juga tuh. Pasti bukan kebetulan.

Untuk Hai Hai, sekali lagi selamat ulang tahun. Tambah umur, tambah lilin (di kue taart), jadi tambah terang bercahaya. Jangan keder klo lilin di kue taart makin banyak. Itu artinya makin banyak buah-buah Roh yang sudah dihasilkan. (Pokoknya selalu melihat sisi positifnya lah, biar ga susah karena setiap ulang tahun berarti selangkah lebih dekat)

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

Submitted by poliisa2 on Sat, 2008-02-16 03:17
Permalink

Met ULTAH semoga TAMBAH KAYA & PANJANG UMUR. Laughing

GBU.

 

Salam POLITEISME JHVH.

Submitted by hai hai on Sat, 2008-02-16 04:35
Permalink

Teman-teman semuanya, terima kasih atas ucapan selamat dan doa-doanya! Oh Tuhan, kabulkanlah semua doa teman-temanku bagiku! Dan balaskanlah 1000 kali lipat ganda bagi mereka semua! Dalam Nama Yesus Kristus saya berdoa, Amin!

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Submitted by Oma (not verified) on Sat, 2008-02-16 07:57
Permalink

Meski terlambat,

"Met Ultah ya Hai-hai,Panjang Umur banyak rezeki, tetap melayani, selalu diberkati"

Ternyata waktu muda kamu playboy ya?

Pantesan saja, penyakit itu rupanya masih suka kumat ya?Untung kita gak barengan generasi ya, bisa2 oma terperosok gombalannya?

He . . . he . . . he . . .

Submitted by xaris on Sat, 2008-02-16 20:50
Permalink

Dear Ko Hai Hai yang aduhai,

Selamat ulang tahun yang ke-44 yah, bagus banget angka 44 itu, karena bernuansa kental double2nya. Bener kan di usia ke-44 sekarang sudah double sukacitanya dibandingin waktu usia ke-22? Mudah2an double juga isi dompetnya yah, saya masih setia menunggu lho kiriman angpao-nya = D

Submitted by Dedy Yanuar on Mon, 2008-02-18 00:38
Permalink

om Hai Hai selamat ultah ya....

GBU

(pantes aja dari kemarin ada yang rasanya aneh, lega rasanya tahunya perasaan aneh ini timbul dari masalah ini)

1000 maaf, gampang ditulis, lama untuk diucapkan.

Submitted by hai hai on Mon, 2008-02-18 01:28
Permalink

Terima kasih Oma, Xaris dan Dedy!

Oma, waktu muda saya hanya bingung untuk memahami apa itu CINTA sehingga bingung menentukan pilihan, itu sebabnya banyak teman-teman perempuan menjuluki saya "Spesialis serangan awal!"

Pada saat pertama kali bertemu istri saya di bioskop, saat itu saya tahu telah ketemu batunya walaupun jujur dia bukan Top Ten wanita ter... dalam hidup saya.

Xaris, walaupun dalam dialek lainnya angka empat dianalogikan dengan shi (mati), namun dalam dialek Hokian angka empat dianalogikan dengan shi(benar). 44 = shi shi = Benar-benar = Benar banget!

Dedy, tidak ada yang perlu dimaafkan. Terima kasih atas ucapannya.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Submitted by waskidong (not verified) on Mon, 2008-02-18 11:52
Permalink

Sorry bung Hai, saya agak telat kasih selamatnya.

Maklum di desa sulit internet. moga-moga ke depan internet bisa murah, semurah-murahnya. Demi mencerdaskan sekaligus membodohkan kehidupan bangsa.

Ups, Anda yang ulang tahun kok saya yang berharap. kebalik nu... 

Okz tambah umur semakin mantap dengan tujuan hidupnya deh.

GBU, pareng kulo nyuwun pamit.

Submitted by Daniel on Mon, 2008-02-18 22:14
Permalink

hai hai,

sori banget, aku lebih telat lagi ngucapin selamat ulang tahunnya, habis dua bulan ini bener2 kerja rodi, cuma bisa online sebentar2 doang, sementara posting dan komen di sabdaspace mengalir deras kayak banjir di solo dan jakarta, jadi gak terkejar deh, alhasil blog ini terlewat dari pandanganku...

sori sekali lagi, masihkah ada maaf buatku...

Submitted by hai hai on Fri, 2009-02-13 00:44
Permalink

Makasih nona. Itu cara merayakan ulang tahun sejak kecil. Misua telor.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak